Orang tua memiliki peran paling besar dalam mengasuh dan mendidik anak. Mengasuh anak merupakan usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam menanamkan dan membentuk karakter baik anak. Kegiatan ini sangat penting terutama pada anak usia dini karena besar dampaknya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak berikutnya.Â
Model pengasuhan yang paling ideal bagi perkembangan anak adalah model pengasuhan bersama atau dikenal dengan coparenting. Model pengasuhan bersama melibatkan ayah dan ibu dengan peran yang seimbang, artinya ibu tidak mendominasi peran dalam mengasuh anak. Selain itu, kerja sama antara ayah dan ibu dapat melengkapi berbagai kebutuhan dalam tumbuh kembang anak dan menjadi contoh nyata dari anak dalam kehidupannya sehari-hari.
Keterlibatan ayah dalam mengasuh dan mendidik anak ering kali terabaikan atau kurang dalam pemahaman makna. Sebagaian besar keluarga di Indonesia, masih memiliki pandangan bahwa ibu tugas mendidik anak adalah tanggungjawab seorang ibu, dan ayah memiliki tanggang jawab dalam mencari nafkah.Â
Ayah seringkali diposisiskan sebagai pendidik yang tegas terhadap anak, dan hanya turun tangan mengasuh dan mendidik anak apabila anak berbuat menyimpang. Hal demikian memang tidak sepenuhnya salah, namun lebih pada kurang tepat.Â
Hubungan antara ayah dan anak yang baik adalah saat adanya perhatian perkembangan anak oleh ayah dan interaksi positif antara ayah dan anak serta adanya rasa nyaman oleh anak saat dekat dengan ayah. Ayah diharapkan terlibat dalam setiap tahap perkembangan anak, khususnya pada beberapa fase tertentu dan jenis kelamin tertentu, misal saat anak perempuan menginjak masa remaja, ayah harus lebih dekat dengannya.
Keterlibatan ayah berlangsung pada frekuensi yang panjang dan dalam keterlibannya dibutuhkan pemanfaatan aspek fisik, emosional, dan kognitif ayah yang baik.Â
Keterlibatan ayah dalam mendidik anak mampu meminimalisir perilaku meniyimpang anak dan meningkatkan kecerdasan anak terutama prestasi belajarnya. Perkembangan anak dengan keterlibatan ayah dan tanpa keterlibatan ayah akan memliki perbedaaan, karena dari ayah anak akan memiliki contoh sikap kasih sayang kepada orang lain, sikap penuh perhatian, dan empati.
Perkembangan anak dengan keterlibatan ayah yang rendah bahkan tidak ada akan cenderung tertinggal, baik dari segi akademisnya yang turun, Â mengalami keterlambatan dalam aspek sosial, ataupun dalam aspek fisik. Seorang ayah harus mulai menurunkan egonya dan memberi perhatian lebih pada anak.Â
Karena sosok ayah di Indonesia mayoritas masih enggan dan malu dalam menunjukkan kasih sayang dan perhatiannya kepada anak. Bahkan menurut beberapa litelatur pelukan seorang ayah dapat membawa begitu banyak perubahan positif pada diri anak. Anak yang merasa kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari salah satu orang uanya atau kedua orang tuanya akan mencari kasih sayang dan perhatian lain yang beresiko pada penyimpangan.
Dengan adanya peningkatan mutu pendidikan di Indoensia, diharapkan membawa perubahan persepsi tentang kewajiban mendidik dan mengasuh anak bukanlah sebagai tanggungjawab tunggal seorang ibu melainkan sebagai tanggungjawab bersama antara ayah dan ibu.Â
Bagaimana keterlibatan ayah dan ibu dalam memainkan peran sebagai orang tua akan terlihat pada perkembangan anaknya dikemudian hari. Perilaku menyimpang anak mungkin tidak hanya karena faktor lingkungan masyarakat, namun juga dampak dari tidak seimbangnya peran orang tua dalam mendidik anak.
Sumber : Bussa, B. D., Kiling-Bunga, B. N., Thoomaszen, F. W., & Kiling, I. Y. (2018). Persepsi ayah tentang pengasuhan anak usia dini. Jurnal Sains Psikologi, 7(2), 126-135.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H