Ketika jingga kemerahan melaburi sayap fajar,
Kau berbicara tentang rona senja, penutup wajah hari
Ketika perkasa matahari menggauli siang, kau berceloteh tentang likat pekat malam.
Bagaimana kau memaknai kisah masa?
Sejatinya itu corak dari relung semesta
Siul burung bernyanyi, ayat ayat cinta mengalun,
Kau sebut itu candaan
Berayun daun seirama goyangan angin gemulai,
Kau kata itu sebuah gejolak badai
Bagaimana kau mengerti rasa? Sejatinya itu luah dari tubir semesta
Sayang,,,
Dari ngarai hati atau
lubuk jiwa  atau
bilah nalar
Kau analisa semesta?
Penuh misteri
Luas tak bertepi
Mengembang tiap detik
debu debu baru terlahir, berhamburan
Cahayanya  warna warni
Namun di sana, kau tak mungkin ada
Bagaimana kau melukiskan bayangnya?
Sejatinya semua itu nyata adanya
Lalu,
Pernahkah kau kunjungi taman bunga?
Mawar punya keanggunan
Bakung dengan kemurniannya
Harum kesucian melati
Seruni yang sederhana
Tumbuh dalam satu taman
Bisakah kau rangkai keunikan mereka dalam satu buket?
Bisiki aku,
Semesta yang harus pahami kerinduanmu
atau
Dirimu yang harus menyelidikinya?
Ah, kekasih
Kau pasti akan memahami sebelum sumbu lilin hangus terbakar waktu