Mohon tunggu...
Mekar Arsita
Mekar Arsita Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa

Saya senang dengan hal baruu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan

10 Januari 2024   00:25 Diperbarui: 10 Januari 2024   00:28 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Siapa saja termasuk guru akan mengatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji berbagai faktor yang berpengaruh sehingga guru termotivasi atau tidak memanfaatkan TIK dalam membelajarkan peserta didiknya. Hasil kajian mengemukakan bahwa ada 2 faktor utama yang memengaruhi guru memanfaatkan atau tidak TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kedua faktor yang dimaksudkan adalah (1) faktor internal dari dalam diri guru sendiri, yaitu persepsi dan sikapnya terhadap TIK, pengetahuan dan keterampilan guru memanfaatkan TIK, dan kepemilikan perangkat TIK, dan (2) faktor eksternal (dari luar diri guru), yaitu ada tidaknya dukungan kebijakan dari dinas pendidikan setempat dan kepala sekolah untuk pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran serta pengadaan perangkat TIK di sekolah.

ABSTRACT

Anyone, including teachers, will say that information and communication technology (ICT) is very necessary in everyday life. This article aims to examine various factors that influence whether teachers are motivated or not to utilize ICT in teaching their students. The results of the study show that there are 2 main factors that influence whether or not teachers use ICT in learning activities. The two factors referred to are (1) internal factors from within the teacher himself, namely his perception and attitude towards ICT, the teacher's knowledge and skills in using ICT, and ownership of ICT equipment, and (2) external factors (from outside the teacher), namely there are whether there is policy support from the local education office and school principals for the use of ICT in learning activities and the procurement of ICT equipment in schools

Pendahuluan

Pada umumnya zaman sekarang ini hampir semua guru setidak-tidaknya pasti telah mengetahui berapa cepat nya perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ada sebagian guru yang masih memiliki pemahaman yang minim mengenai perkembangan dibilang teknologi informasi dan komunikasi atau persepsi yang positif terhadap pesatnya kemajuan TIK ini sehingga memberikan atau memperlihatkan respons yang positif di bidang pendidikan. Bahkan lebih jauh lagi, sebagian di antara para guru yang responsif ini telah tergugah untuk mempelajari dan kemudian memanfaatkan TIK bagi kepentingan kegiatan pembelajaran peserta didiknya agar dapat mempergunakan perkembangan teknologi yang ada untuk keberlangsungan dalam proses pembelajaran.Kendala pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan teknologi adalah: dilakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan teknologi dibidang pendidikan.

Sebagian guru lainnya, meskipun telah mengetahui potensi kemajuan TIK dan bahkan mungkin telah menggunakan TIK untuk kepentingan diri mereka di dalam kehidupan sehari-hari maupun bagi seorang guru dalam metode pembelajaran dikelas, namun pada kenyataannya belum semua mereka memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran peserta didiknya. Oleh sebab tu,faktor- faktor yang kemungkinan menyebabkan sebagian guru belum juga memanfaatkan TIK bagi kepentingan pembelajaran peserta didik mereka? Secara garis besar, ada dua faktor yang dapat memengaruhi guru sehingga mereka belum tergugah untuk memanfaatkan TIK dalam membelajarkan peserta didiknya. Faktor pertama adalah yang berasal dari dalam diri guru sendiri (internal), yaitu (1) masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran peserta didiknya (familiaritas terhadap perangkat TIK), persepsi dan sikap guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi,(2) belum berkembangnya inisiatif di kalangan guru untuk secara mandiri mengembangkan potensi dirinya di bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Faktor kedua adalah yang berasal dari luar diri guru (eksternal), seperti: (1) ada tidaknya dukungan kebijakan terhadap pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dari dinas pendidikan kabupaten/kota setempat atau dari kepala sekolah tempat guru berkiprah, (2) ketersedia-an perangkat TIK di sekolah atau di dalam kelas yang teratas, (3) jumlah guru yang telah mengikuti pelatihan di bidang pemanfaatan TIK, baik pelatihan di bidang perancangan bahan belajar yang memanfaatkan TIK maupun strategi pembelajaran yang memanfaatkan TIK, dan (4) belum ada sekolah yang dapat dijadikan guru sebagai contoh/rujukan yang telah terbukti berhasil meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya melalui penerapan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Seiring dengan kemajuan TIK, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PustekkomKemdikbud) telah mengembang-kan berbagai program di bidang pemanfaatan TIK untuk kepentingan pendidikan/pembel-ajaran. Dalam kaitan ini, program yang dimaksudkan pada dasarnya dapat dikelompokkan medi (1) e-pendidikan dan (2) eadministrasi (Pustekkom, 2011).

Berdasarkan berbagai informasi yang berkembang tampaknya pengalaman guru yang berkaitan dengan TIK secara umum dirasakan masih memprihatinkan. Sebagai contoh adalah pada saat dilaksanakannya Uji Kompetensi Guru (UKG).Menurut Syawal Gultom, UKG bertujuan untuk memetakan kompetensi guru sebagai dasar kegiatanpengembangan keprofesian berkelanjutan (continuing professional development) dan sebagai bagian dari proses penilaian kinerja seorang guru untuk mendapatkan gambaran yang utuh terhadap pelaksanaan semua standar kompetensi (Gultom, 2012).

Masih berkaitan dengan TIK, bahwa sewaktu penulis berada di satu kabupaten asal saya sendiri masih banyak,tenaga pendidik yang belum menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi walaupun sudah banyak tempat penyelenggaraan pelatihan guru tentang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, dinas pendidikan setempat memberikan informasi bahwa sekitar 70% guru SD dan 85% guru SMP di wilayah kerjanya tidak dapat mengoperasikan perangkat komputer. Manakala keadaan guru yang demikian ini terjadi juga diberbagai kabupaten/kota lain, maka dapatlah dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya nilai rata-rata hasil UKAG tersebut di atas adalah disebabkan belum terbiasanya guru mengoperasikan komputer.Di samping belum terbiasanya guru atau tenaga pendidik menggunakan komputer, faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap persepsi/pemahaman dan sikap guru terhadap TIK. Berbagai faktor tersebut di atas mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang berbagai masalah yang memengaruhi guru sehingga mereka memiliki komitmen untuk memanfaatkan TIK atau tidak di dalam membelajarkan peserta didiknya.Melalui kajian ini diharapkan akan dapat diungkapkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi para guru sehingga mereka memiliki motivasi atau komitmen untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi atau tidak di dalam membelajarkan peserta didiknya.

Pembahasan

Seperti apa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang kita rasakan dan juga dapat kita saksikan yang begitu pesatnya tidak hanya bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia melain juga dalam aspek pendidikan/ pembelajaran.Walaupun uraian ini membehas faktor yang mempengaruhi guru atau tenaga pendidik untuk bisa memanfatkan TIK atau tidak hanya didalam dunia pendidikan melaikan juga akan membahas secara singkat mengenai pemanfaatan tik didalam kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan TIk dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan TIK sepertinya sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat secara luas, mulai dari pejabat tinggi,pengusaha,mahasiswa/siswa,pegawai hingga dengan petugas kebersihan,tukang parkir,sampai dengan oembatu rumah tangga sudah menggunakan teknologi yang begitu canggih, tidak dipungkiri lagi bahwa perkembangan TIK ini sudah hampir digunakan oleh semua orang.Ada juga yang menghubungkan teknologi ini karna adanya tuntutan darii sebuah pekerjaan atau dari sebuah universitas oleh mahasiswa, oleh sebuah instansi oleh para pegawai.Oleh sebab itu TIK ini sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan TIk dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pengertian teknologi informasi bisa diartikann sebagai wahana komunikasi yang berupa telepon genggam/seluler,pada zaman sekarang TIK tidak hanya menjadi dominasi masyarakat perkotaan saja tetapi juga sudah memengaruhi kehidupan masyarakat perdesaan.Demikian juga halnya dengan TIK dalam pengertian komputer dan internet. Pada awalnya memang, instansi pemerintah dan perusahaan yang sangat banyak memanfaatkan teknologi komputer dan internet. Seiring perkembangan yang terjadi dewasa ini ialah bahwa komputer dan internet tidak hanya memasuki lembaga-lembaga pendidikan, pelatihan,tetapi juga telah masuk ke rumah-rumah masyarakat dimana pun ia berapa pasti telah menggunakan teknologi tersebut.

Jika semula masyarakat hanya dapat mengakses internet secara terbatas melalui warung internet,maka yang terjadi dewasa ini adalah sudah semakin banyak anggota masyarakat terutama siswa dan mahasiswa yang mengakses internet, baik dari sekolah/kampus maupun rumah mereka Masyarakat sudah mulai memanfaatkan kemajuan TIK untuk memenuhiberbagai kebutuhan hidup sehari-hari.(Siahaan dan Martiningsih, 2009).

Apabila kita amati dalam kehidupan sehari-hari bawa anak-anak juga tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan TIK. sebagian besar pengunjung dan pengguna jasa internet adalah anak-anak, remaja atau anak tanggung, para pemuda, baik yang masih bersekolah maupun yang tidak.Memang kebanyakan para pengunjung Warnet adalah para siswa dan mahasiswa. Sebagian dari mereka tampak tekun mencari berbagai sumber belajar melalui fasilitas browsing/ searching.Namun sebagian lagi adalah mereka yang dipenuhi rasa gembira dan tampak begitu asyiknya bermain "online game".Tetapi seiring berkembangnya teknologi ini peminat seseorang menggunakan warnet semakin menurun karena rata-rata setiap orang telah memiliki telepon genggam masing-masing yang dapat mengakses .

Dengan kemajuan TIK ini tidak hanya berfungsi positif tetapi negatif karena

tidak dimanfaatkan secara arif dan ber-tanggungjawab. Tidak sedikit para siswa atau bahkan mahasiswa yang terlena dengan keasyikan 'ber-online game' melalui kemajuan teknologi komputer dan internet. Sebagaiakibatnya, para pelajar atau mahasiswa menjadi lupa makan, lupa mengerjakan tugas sehari- harinya, dan bahkan pada akhirnya mulai timbul perasaan malas untuk belajar. Jika keadaan yang demikian ini terjadi dan berlanjut secara terus-menerus, maka akibatnya akan merugikan diri siswa atau mahasiswa itu sendiri.Oleh karena itu, kemajuan TIK dapat dikatakan akan berfungsi positif atau negatif, sangat ditentukan atau tergantung pada manusia yang memanfaatkan TIK itu sendiri. Perkembangan atau kemajuan TIK yang sedemikian pesatnya telah memengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia pada umumnya, dan secara khusus juga telah memengaruhi peranan atau tugas guru dalam membelajarkan peserta didiknya. Sehubungan dengan hal ini, satu pertanyaan yang menarik saja yang perlu diperhatikan agar guru merespons kemajuan teknologi secara positif dan kemudian medorong mereka untuk memanfaatkannya secara terpadu dalam pelaksanaan tugas profesional seharihari (kegiatan belajar-mengajar) mereka?

Perkembangan TIK dalam pembelajaran

Rahmi Rivalina dan Sudirman Siahaan mengemukakan bahwa dewasa ini TIK telah menyentuh kehidupan masyarakat di daerah-daerah tertinggal, terpencil, dan terdepan atau yang lebih dikenal dengan daerah 3T.Dengan demikian, TIK tidak lagi hanya memengaruhi kehidupan masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas tetapi juga masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Keadaan yang demikian ini juga berarti bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah turut memengaruhi kegiatan pendidikan/pembelajar-an,tidak hanya di daerah perkotaan, perdesaan tetapi juga daerah-daerah yang termasuk kategori 3T.(Rivalina dan Siahaan, 2013).

Pada dasarnya dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini, berbagai kemudahan dapat kita rasakan baik dalam pendidikan maupun dalam berkomunikasi dengan jarak jauh. Contohnya oleh para ilmuwan dapat menyebarluaskan informasi dan yang lain dapat dapat mengakses informasi dengan mudahnya serta dapat menyebarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh seseorang.serta dengan mudahnya sebuat lembaga pemerintah atau sebuah instansi memberikan sebuah informasi. Tidak hanya lembaga pemerintah tetapi lembaga swasta/komersial yang berkiprah di bidang pendidikan melakukan pengembangan berbagai konten pembelajaran, baik yang berupa media cetak (modul), media rekaman (audio atau video), media siaran, maupun media jaringan. Salah satu dari lembaga pemerintah yang banyak mengembangkan konten pembelajaran yang bersifat digital adalah Pustekkom. Prakarsa pengembangan dan pemanfaatan TIK (baik dalam bentuk media cetak, proyeksi, elektronik, siaran, maupun media jaringan) untuk kepentingan pembelajaran di Indonesia telah dilakukan oleh Pustekkom sejak tahun 1970-an.

Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran,pemahaman dan sikap guru terhadap TIK

Teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi pengaruh yang sangat besar pada dunia pendidikan saat ini.Tetapi masih ada juga guru atau tenaga pendidik yang masih tidak mempedulikan perkembangan TIK tersebut serta ada yang tidak ingin tau untuk menggunakan perkembangan tersebut untuk metode pembelajaran.Kekurangperdulian guru, terutama guru senior,terhadap kemajuan TIK yang kemungkinan menjadi faktor yang telah mendorong mereka menyerahkan tanggung jawab terhadal pemanfaatan TIK untuk kepentingan kegiatan pembelajaran kepada para guru yang lebih muda (guru junior).Persepsi atau pemahaman serta sikap seorang guru terhadap TIK merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan keterlaksanaan pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran disekolah.Manakala persepsi dan sikap guru tidak ataukurang responsif terhadap TIK, maka guru yangaka bersangkutan akan cenderung mencari pembenaran dirinya untuk tidak memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.

Kegunaan Pelatihan guru untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran

Sebagai respons terhadap kemajuan TIK, pada dasarnya, Kementerian Pendidikan dan Ke- budayaan melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom- Kemdikbud) secara bertahap telah me-nyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan/penataran bagi para guru di bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan pengembangan konten di masing-masing propinsi. Upaya yang dilakukan Pustekkom Kemdikbud ini mendapat sambutan positif/baik dari dinas pendidikan di berbagai daerah dan kemudian diikuti dengan tindak lanjut konkrit sehingga frekuensi penyelenggaraan pelatihan dan jumlah guru yang mengikuti pelatihan juga menjadi meningkat.Tidak dapat dipungkiri seorang guru yang kreatif dan akan selalu berinisiatif untuk membuka dirinya terhadap perkembangan TIK tersebuttersebut. Sikap seorang guru yang beginilah yng dapat mendorongnya untuk menggunakan metode yang menggunakan teknologi dalam sebuah pendidikan/pembelajaran di kelas. Terapi ada juga sebagian guru yang berpendapat bawasanya menggunakan teknologi yang canggih ini dalam metode pembelajaran dikelas cuku repot sehingga dengan menggunakan teknologi hanya dalam pembelajaran dianggap menambah beban mereka saja.

Simpulan dan saran

Simpulan

Pada dasarnya saat ini kenyataannya masyarakat pada umumnya dan masyarakat kependidikan (terutama guru) pada khususnya telah menikmati kemajuan TIK untuk kepentingan dirinya, namun belum semua guru telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di dalam kegiatan sesehariannya membelajarkan peserta didik yang seharusnya dilakukan walaupun sebagia sudah melakukannya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi guru untuk memanfaatkan TIK atau tidak di dalam membelajarkan peserta didiknya adalah (1) faktor internal, yaitu dari dalam diri guru sendiri, yang mencakup persepsi dan sikapnya terhadap TIK,pengetahuan dan keterampilan-nya memanfaatkan TIK, dan kepemilikan perangkat TIK, dan (2) faktoreksternal, yaitu dari luar diri guru, yang mencakup dukungan kebijakan dari dinas pendidikan dan kepala sekolah di bidang pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran,pengadaan perangkat TIK di sekolah,dan mengapresiasi untuk guru yang telah berinisiatif memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di dalam proses belajar mengajar peserta didik.

Saran

Untuk melanjutkan dari simpulan yang telah dikemukakan,maka disarankan agar (1) dilakukannya sebuah sosialisasi yang terus-menerus tentang pentingnya,manfaat,dan potensi teknologi yang sangat canggih ini di dalam sebuah kegiatan (2) dilaksanakannya penyiapan/ pelatihan guru guna untuk kependidikan lainnya di bidang pengelolaan, pemanfaatan, pemeliharaan/perawatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi pengembangan konten pembelajaran,dan (3) pengadaan perangkat teknologi secara bertahap di sekolah, baik melalui pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.

Daftar Pustaka

Gultom, Syawal. 2012. Kata Pengantar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sumber: http:// ukg.kemdikbud.go.id/info/ diakses tanggal 27 Nopember 2014.

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Jejaring e-Pendidikan. Jardiknas (Indonesian Education ICT Network). Ciputat-Tangerang Selatan: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rivalina, Rahmi dan Siahaan, Sudirman. 2013. Tanggapan Awal terhadap Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran di Kabupaten Belu, artikel di dalam Jurnal TEKNODIK Vol. 17 Nomor 4, Desember 2013.Tangerang Selatan: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Siahaan, Sudirman dan Martiningsih. 2009. Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Pembelajaran di SMP Al Muslim Sidoarjo-Jawa Timur, artikel di dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15 No.: 3, Mei 2009.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun