ABSTRAK
Siapa saja termasuk guru akan mengatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji berbagai faktor yang berpengaruh sehingga guru termotivasi atau tidak memanfaatkan TIK dalam membelajarkan peserta didiknya. Hasil kajian mengemukakan bahwa ada 2 faktor utama yang memengaruhi guru memanfaatkan atau tidak TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kedua faktor yang dimaksudkan adalah (1) faktor internal dari dalam diri guru sendiri, yaitu persepsi dan sikapnya terhadap TIK, pengetahuan dan keterampilan guru memanfaatkan TIK, dan kepemilikan perangkat TIK, dan (2) faktor eksternal (dari luar diri guru), yaitu ada tidaknya dukungan kebijakan dari dinas pendidikan setempat dan kepala sekolah untuk pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran serta pengadaan perangkat TIK di sekolah.
ABSTRACT
Anyone, including teachers, will say that information and communication technology (ICT) is very necessary in everyday life. This article aims to examine various factors that influence whether teachers are motivated or not to utilize ICT in teaching their students. The results of the study show that there are 2 main factors that influence whether or not teachers use ICT in learning activities. The two factors referred to are (1) internal factors from within the teacher himself, namely his perception and attitude towards ICT, the teacher's knowledge and skills in using ICT, and ownership of ICT equipment, and (2) external factors (from outside the teacher), namely there are whether there is policy support from the local education office and school principals for the use of ICT in learning activities and the procurement of ICT equipment in schools
Pendahuluan
Pada umumnya zaman sekarang ini hampir semua guru setidak-tidaknya pasti telah mengetahui berapa cepat nya perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ada sebagian guru yang masih memiliki pemahaman yang minim mengenai perkembangan dibilang teknologi informasi dan komunikasi atau persepsi yang positif terhadap pesatnya kemajuan TIK ini sehingga memberikan atau memperlihatkan respons yang positif di bidang pendidikan. Bahkan lebih jauh lagi, sebagian di antara para guru yang responsif ini telah tergugah untuk mempelajari dan kemudian memanfaatkan TIK bagi kepentingan kegiatan pembelajaran peserta didiknya agar dapat mempergunakan perkembangan teknologi yang ada untuk keberlangsungan dalam proses pembelajaran.Kendala pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan teknologi adalah: dilakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan teknologi dibidang pendidikan.
Sebagian guru lainnya, meskipun telah mengetahui potensi kemajuan TIK dan bahkan mungkin telah menggunakan TIK untuk kepentingan diri mereka di dalam kehidupan sehari-hari maupun bagi seorang guru dalam metode pembelajaran dikelas, namun pada kenyataannya belum semua mereka memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran peserta didiknya. Oleh sebab tu,faktor- faktor yang kemungkinan menyebabkan sebagian guru belum juga memanfaatkan TIK bagi kepentingan pembelajaran peserta didik mereka? Secara garis besar, ada dua faktor yang dapat memengaruhi guru sehingga mereka belum tergugah untuk memanfaatkan TIK dalam membelajarkan peserta didiknya. Faktor pertama adalah yang berasal dari dalam diri guru sendiri (internal), yaitu (1) masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran peserta didiknya (familiaritas terhadap perangkat TIK), persepsi dan sikap guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi,(2) belum berkembangnya inisiatif di kalangan guru untuk secara mandiri mengembangkan potensi dirinya di bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Faktor kedua adalah yang berasal dari luar diri guru (eksternal), seperti: (1) ada tidaknya dukungan kebijakan terhadap pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dari dinas pendidikan kabupaten/kota setempat atau dari kepala sekolah tempat guru berkiprah, (2) ketersedia-an perangkat TIK di sekolah atau di dalam kelas yang teratas, (3) jumlah guru yang telah mengikuti pelatihan di bidang pemanfaatan TIK, baik pelatihan di bidang perancangan bahan belajar yang memanfaatkan TIK maupun strategi pembelajaran yang memanfaatkan TIK, dan (4) belum ada sekolah yang dapat dijadikan guru sebagai contoh/rujukan yang telah terbukti berhasil meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya melalui penerapan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Seiring dengan kemajuan TIK, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PustekkomKemdikbud) telah mengembang-kan berbagai program di bidang pemanfaatan TIK untuk kepentingan pendidikan/pembel-ajaran. Dalam kaitan ini, program yang dimaksudkan pada dasarnya dapat dikelompokkan medi (1) e-pendidikan dan (2) eadministrasi (Pustekkom, 2011).
Berdasarkan berbagai informasi yang berkembang tampaknya pengalaman guru yang berkaitan dengan TIK secara umum dirasakan masih memprihatinkan. Sebagai contoh adalah pada saat dilaksanakannya Uji Kompetensi Guru (UKG).Menurut Syawal Gultom, UKG bertujuan untuk memetakan kompetensi guru sebagai dasar kegiatanpengembangan keprofesian berkelanjutan (continuing professional development) dan sebagai bagian dari proses penilaian kinerja seorang guru untuk mendapatkan gambaran yang utuh terhadap pelaksanaan semua standar kompetensi (Gultom, 2012).
Masih berkaitan dengan TIK, bahwa sewaktu penulis berada di satu kabupaten asal saya sendiri masih banyak,tenaga pendidik yang belum menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi walaupun sudah banyak tempat penyelenggaraan pelatihan guru tentang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, dinas pendidikan setempat memberikan informasi bahwa sekitar 70% guru SD dan 85% guru SMP di wilayah kerjanya tidak dapat mengoperasikan perangkat komputer. Manakala keadaan guru yang demikian ini terjadi juga diberbagai kabupaten/kota lain, maka dapatlah dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya nilai rata-rata hasil UKAG tersebut di atas adalah disebabkan belum terbiasanya guru mengoperasikan komputer.Di samping belum terbiasanya guru atau tenaga pendidik menggunakan komputer, faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap persepsi/pemahaman dan sikap guru terhadap TIK. Berbagai faktor tersebut di atas mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang berbagai masalah yang memengaruhi guru sehingga mereka memiliki komitmen untuk memanfaatkan TIK atau tidak di dalam membelajarkan peserta didiknya.Melalui kajian ini diharapkan akan dapat diungkapkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi para guru sehingga mereka memiliki motivasi atau komitmen untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi atau tidak di dalam membelajarkan peserta didiknya.
Pembahasan