Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Why Ghost, Kenapa harus Hantu?

8 Juni 2011   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_112739" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption] Entah apa yang membawa pembicaraan kami di kantor kemarin siang beralih menjadi cerita yang mengerikan yang apabila dibayang-bayangkan membuat bulu kuduk berdiri, yah apalagi kalau bukan film-film hantu.

Sejujurnya saya sangat jarang sekali menonton film-film bergenre ini bukan karena tak ada waktu tapi karena saya sendiri merasa takut bila membayangkannya apalagi saat sendiri.ihh. Karena sangkin takutnyaa saya menonton film-film seperti ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang mungkin agak nyeleneh di kepala saya yang dihasilkan oleh rasa ketakutan yang terus menerus akibat membayangkanya, kenapa terus terusan film-film hantu saja yang diproduksi?

Kalau tak salah alangkah bannyaknya jenis film hantu yang sudah diproduksi dinegara kita ini mulai dari hantu A sampai hantu Z dan yang menegangkan lagi setiah jenis hantu membawa perawakan masing masing, para hantunya ternyata berjenis jenis di lengkapi dengan latar belakang munculnya si hantu secara komplit. Sementara film-film dinegara lain bisa saja mengangkat jenis film yang beragam mulai dari pendidikan, peperangan, tehnologi, bencana dan masih banyak lagi, tetapi dinegara kita kebanyakan bergenre seperti ini? Makanya tak salah kalau Olga mengatakan bahwa hantu indonesia banyak yang diexploitasi.

Sangkin penasaran dengan pertanyaan yang saya ajukan sendiri hingga saya sendiripun berusaha menjawab pertanyaan itu sendiri.

Bangsa kita ini terkenal dengan kemajemukanaya dan kebudayaanya yang kental. Didalam budaya sendiri itu

[caption id="attachment_112740" align="alignright" width="242" caption="illustrasi 2 google.com"][/caption] tersimpan rapi banyak cerita-cerita masa yang berhubungan dengan dunia gaib dan juga mitos yang bila dipikirkan secara logika sangat sulit diterima tapi tetap saja dipercaya. Mungkin inilah yang dilihat para pembuat film itu sehingga tetap memproduksi genre yang sama dalam topik yang berbeda. Pembuat film tahu dengan baik bahwa topik seperti ini akan sangat menarik untuk difilmkan. Film tentang hantu masuk dalam kategori gaib dan mitos. Karena kepercayaan tua seperti ini sudah tertanam rapih di benak setiap orangnya, inilah yang membuat banyak orang tetap saja menyukai dan penasaran akan setiap produksi filmnya serta memberi sorakan selamat datang padanya walaupun sebenarnya ada ketakutan didalamnya ketika menontonya. Hasilnya disetiap produksi pasti sukses besar!!

Bukan berarti tehnologi dinegara kita masih jauh dibawah rata-rata tapi hanya saja lebih kepada pertimbangan biaya yang akan dikeluarkanya dengan menggunakan tehnology yang lebih baik. Bila dibandingkan dengan pembuatan film bergenre perang, tehnologi (full action) yang memerlukan efek-efek yang komplek. Menurut saya pembuatan film berjenis hantu ini lebih simple yang otomatis memberi keringanan baik dalam proses pembuatan efek-efeknya dan juga dana. jadi tak salah bila ia tetap menjadi pilihan.

Tapi apapun itu ditengah rasa takut yang diakibatkanya (bila menontonya terutama bagi penakut seperti saya) sebagai warga negara yang baik kita seharusnya tetap bangga dan mendukung produksi dalam negeri kita apapun itu, karena itulah refleksi atas identitas kita sesusungguhnya. Go indonesia go!

Salam sayang,

Karena rakus nih!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun