Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ayam Jantan Mahal bagi Orang Batak

24 Maret 2011   04:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:29 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa harga ayam jantan bagi orang batak itu mahal? [caption id="attachment_96825" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi"][/caption] Mengenal kemajemukan bangsa indonesia bukanlah suatu hal yang mencengankan untuk dibicarakan karena hampir setiap orang sudah sadar dan mengerti akan keragaman adat dan budaya kita bangsa indonesia. Setiap orang diindonesia pasti memiliki suku adat istiadat dan bahasa daerah yang berbeda. Contohnya saja padang dan aceh pasti keduanya punya tata cara adat dan bahasa daerah yang berbeda juga.

Berbicara mengenai adat dan istiadat di indonesia maka saya ingin mengajak kitaasekalian untuk mengenal sedikit adat istiadat orang sumatra khususnya orang sumatra utara. Beragam suku dan adat istiadat tampil didaerah ini tapi saya kita suku yang paling dominan adalah suku/orang batak. Batak adalah sebutan general yang didalamnya masih tersimpan beragam jenis adat sesuai dengan pembagianya. Secara garis besar maka batak dapat dibagi menjadi enam bagian. Ada yang Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Pakpak dam Angkola. Nah kali ini kita akan sedikit berbagi mengenai batak Simalungun. Walau berbeda tapi tetap saja ada persamaan antara satu dengan yang lainya. Jalanya sebuah proses adat istiadat bagi sebuah suku tak jauh-jauh dari kekhasan makanannya. Begitu juga dengan orang batak simalungun. Makanan yang sering digunakan untuk melambangkan/merepresentasikan jalannya sebuah adat besar atau sederhana adalah dengan eksistensi dayok binatur. (ayam yang telah dimasak dan disusun kembali sesuai dengan susunan sebenarnya diatas sebuah piring besar). Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam proses pembuatan dayok binatur ada bebrapa tahapan yang harus dilewati. Ayam jantanlah yang layak dijadikan sebagai dayok binatur untuk melengkapi sebuah proses adat.

[caption id="attachment_96826" align="alignright" width="300" caption="illustrasi.dayok binatur"]

13008469081807023478
13008469081807023478
[/caption]

Bagi yang tahu, utama bagi mereka pedagang ayam yang bukan batak, maka orang batak pastinya menjadi langganan pilihan mereka dalam menjual ayam terutama ayam jantan. Masalah berat ayam bukanlah sesuatu masalah bagi orang batak tapi yang menjadi inti utama adalah masalah warna bulu si ayam dan juga jenggernya serta keadaan kakinya yang menguning. Tak jarang banyak orang beranggapan bahwa orang batak merogoh kocek dengan dalam hanyalah membeli bulu ayam dan kemudian dibuang begitu saja bukan berpatokan pada jumlah dagingnya. Daging hanyalah nilai tambahnya saja. Bagi persepsi orang batak Ayam jantan yang memiliki bulu yang indah memiliki arti tersendiri. Itu berarti sebuah kesempatan kebaikan bisa terefleksi disana. Umumnya hanya dua pilihan warna tau bulu yang sering di sukai. Yang pertama adalah berwarna putih. Ayam jantan berwarna putih ini biasanya hanya bisa di rendang atau dilomang (dimasak didalam bambu) dalam proses pemasakanya. Sementara ayam berwarna merah/kemerahan biasanya di panggang diatas bara api. Untuk ayam betina jarang digunakan untuk proses adat, ia hanya digunakan sebagai penghasil daging saja. Proses pembuatan dayok binaturpun tergolong unik dan agak susah. Hanya orang orang yang biasa yang mampu membuatnya dan menjawab permintaan kelayakan sebuah proses adat. Setelah ayamnya disembelih tepat disamping kiri lehernya maka sang ayampun akan direndam dalam air mendidih untuk mempermudah membersihkan bulu-bulu ayam tersebut. Setelah itu, proses marrang-rangpun dilakukan. Marrang-rang bisa diibaratkan dengan membedah badan ayam dan memisahkanya mengikuti aturan yang ada. Selanjutnya akan dipilah-pilah sesuai dengan sendi-sendi pada tulang ayam. setelah dirang-rang maka akan langsung dimasak setelah dibersihkan terlebih dahulu. Warna ayampun tentunya akan mengalami perbedaan dalam cara memasaknya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah semuanya selesai maka akan ada proses selanjutnya, yaitu proses mengatur kembali bagian- bagian ayam yang telah dipotong-potong layaknya menjadi ayam seutuhnya diatas wadah yang telah disediakan. Penyusunan kembali ayam yang telah dipotong ini haruslah benar sesuai dengan posisi sebenarnya pada ayam hidup. Selanjutnya adalah tinggal menunggu acaranya. Biasanya ayam yang telah diatur akan diberikan pada orang yang telah ditujukan disesuaikan dengan tema acara adatnya. Sewaktu penyerahan dayok binatur tak jarang diiringi dengan adanya semacam nasehat-nasehat atau kata-kata pengiring. Sebagian dari kita mungkin tidak percaya bahwa harga seekor ayam jantan bisa berkisar ratusan ribu rupiah. Padahal dari segi daging sebenarnya tak mendukung. Tapi itulah uniknya. Seekor ayam yang baik untuk adat batak tak diukur dari beratnya tapi diukur dari keindahan bulunya serta jenggernya yang lebar serta berdiri tegak belum lagi bila ia memiliki perhiasan indah (tanda putih-putih) dibelakang telinganya. Kakinya yang menguning juga menjadi pertimbangan. Bila persyaratan tak terpenuhi maka harus ditemukan penggantinya. Jadi bagi pedagang ayam Tahun Baru, Natal dan hari hari besar Batak bisa menjadi ajang untuk mendapatkan keuntungan besar dengan menjual ayam jantan. Harga bukan masalah dalam pemenuhan sebuah kelengkapan adat. Karena adat dan istiadat itu merupan simbol, ikon dan nilai tambah dari bangsa kita yang besar ini yang nyatanya harus dijaga dan dilestarikan sehingga tidak terjadi kepunahanya sebuah adat istiadat. Salam sayang, sumber gambar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun