[caption id="attachment_95108" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi"][/caption]
Dalam dunia tulis menulis tentu ada rambu-rambu yang harus dipahami. Tak hanya dilalu lintas yang ada lampu merah dan lampu sebagainya sebagai petunjuk bagi pengguna jalan sehingga terjadi keteraturan. Begitupulalah dengan dunia tulis menulis.
Tak disengaja bebrapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah buku komposisi, yang diperuntukkan untuk mereka yang melanjutkan perkuliahan. Banyak info yang saya dapatkan disana mulai dari huruf yang digabung menjadi kata, kata menjadi prase dan prase menjadi klausa dan seterusnya berkembang menjadi sebuah kalimat. Penggabungan beberapa kalimat menciptakan yang namanya sebuah paragrap dan kombinansi beberapa paragrap menjadi sebuah tulisan yang diberi nama essay atau artikel.
Tak hanya itu, buku itu dilengkapi dengan berbagai info terutama dalam pengguanaan koma, huruf kapital dan sebagainya.
Beberapa bulan belakangan ini juga saya tertarik dengan dunia tulis menulis yang difasilitasi oleh media kita ini. Awalnya tulis menulis merupakan sebuah momok yang buruk dimata saya. Dunia seperti ini hanya untuk para mereka yang punya bakat seni yang tinggi dibarengi dengan imaginasi super, tapi lewat berbagai dukungan dan kebebasan berekpresi, maksudnya tulisanya tak harus yang ilmiah tapi bisa juga yang tak ilmiah. Sadar betul bahwa banyak kesalahan teknis yang telah saya lakukan dalam sebuah tulisan, penempatan koma, kapital, pilihan diksi dan lain sebaginya.
Membaca buku ini paling tidak memberikan sedikit pada saya perihal beberapa kesalahan atau hal hal yang harus dihindari dalam menulis. Paling tidak sedikit dari banyak kesalahan dapat diperbaiki.
Ada empat point yang saya baca dalam buku itu. Mari kita diskusikan bersama-sama.
.....
Run-on sentence
Bila kita artikan dalam bahasa indonesia maka maksud dari run-on sentence ini adalah penempatan dua buah kalimat dalam hal ini kalimat sama-sama menyandang klausa independen (klausa yang bisa berdiri sendiri atau bisa disebut sebagai kalimat) tanpa menggunakan (dipisahkan) tanda baca sama sekali.
Contohnya: Ani sedang membaca buku Sada sedang bermain di halaman.
Bila diperhatikan maka diatas ada dua buah kalimat yang keduanya tak dihubungankan dengan tanda baca sama sekali. Ada dua cara memperbaiki keselahan yang seperti ini.
Yang pertama adalah dengan menambahkan titik (.) di akhir kalimat pertama.
Ani sedang membaca buku. Sada sedang bermain di halaman.
Yang kedua adalah dengan cara menempatkan koma (,) setelah kalimat pertama dan sekaligus menambahkan sebuah kata penghubung sebelum kalimat kedua.
Ani sedang membaca buku, dan Sada sedang bermain di halaman
Comma Splice
comma splice adalah dua buah kaliamat yang sama-sama bisa berdiri sendiri (independent) tapi kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh koma. Keberadaan koma inilah yang membuat keberadaan kalimat ini menjadi tak benar.
Contohnya : Ani sedang membaca buku, Sada sedang bermain di halaman
Hampir sama dengan Run on sentence, kalimat yang seperti ini juga dapat dibenarkan lewat dua cara.
Yang pertama adalah dengan menggantikan koma dengan titik (.).
Ani sedang membaca buku. Sada sedang bermain di halaman.
Yang kedua adalah dengan mempertahankan koma (,) tersebut tapi setelah koma kita bubuhkan kata hubung yang cocok dengan kalimat.
Ani sedang membaca buku, dan Sada sedang bermain di halaman.
Choppy Sentence
Bagian yang ketiga ini tidak temasuk dalam sebuah kesalahan, tapi cenderung kepada sebuah kebiasaan yang nantinya membuat tulisan kita terlalu monoton dan menujukkan betapa tak piawainya kita dalam mengolah kata kata menjadi kalimat. Choppy sentense bisa diartiakan sebagai kalimat yang sangat pendek. Bayangkan saja dalam sebuah tulisan (essay) hampir semua kalimat yang dipakai adalah kalimat yang amat pendek. Variasi kalimat kita dalam sebuah tulisan tentunya tak akan bisa dijumpai dikarenakan singkatnya semua kalimat yang digunakan.
Stringy Sentence
Bila choppy itu bermasalah dengan jenis kalimatnya yang terlalu pendek maka stringy adalah sebaliknya. Stringy sentence adalah kalimat yang terlalu panjang. Kalimat seperti ini akan diisi dengan berbagai macam klausa dependen atau independen. Kalimat yang seperti ini tentunya membawa efek samping bagi para pembaca. Kesulitan, karena terlalu susah untuk memahami isi dari kalimat tersebut.
.......
Akhirnya, keempat kesalahan itulah yang sering kita lakukan dalam dunia tulis menulis. Benar memang tak ada yang sempurna di dunia ini tapi lewat belajar seperti ini mudah-mudahan kita sedikit mengurangi kesalahan dan sedikit mendekat pada kesempurnaan walau jaraknyapun sebenarnya masih jauh.
Salam sayang,
Composition 1..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H