Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Depan saja Bang, ada Pemalak!!!

21 Januari 2011   04:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, jam empat adalah waktu yang tepat untuk pulang ke rumah. Sayapun duduk dibangku bamboo yang hampir ambruk didepan sebuah bengkel mobil seraya menunggu bis langganan yang akan melintas. Tak disangka Sanjayapun (nama bis, Mitsubishi colt diesel 100 Ps) datang dengan tegapnya lengkap dengan klekson khasnya “pooommm”. Saya pun naik bersama beberapa orang teman saya dan kebetulan penumpang penuh sekali hingga kami tak mendapatkan jatah tempat duduk. Sambill menunggu penumpang yang lain turun, sayapun berdiri ditengah bis bersama teman saya.

Lima menit kemudian sang sincupun datang untuk menagih ongkos penumpang yang baru naik. Iapun memulai penagihan dari belakang menuju kedepan. Nah sesaat itu juga saya memberikan ongkos saya padanya. Nah karena ia akan bergerak kedepan maka saya bernisiatif bergerak kebelakang bis tapi ketika saya hendak bergeser ia malah mencegah saya dan langsung berbisik “kedepan saja bang, ada pemalak dibelakang”. Mengerti dengan sinyal yang ia bisikkan , saya pun menoleh kebelakang dan ternyata yang ia maksud adalah tiga orang lelaki berbadan tegap yang berpenampilan preman keluaran penjara, seram memang.

Saya memang sering bertemu mereka diatas bis tapi tak pernah berpikir bahwa mereka adalah pemalak sekaligus sebagai copet dalam bis dan belumpernah mendengar ada penumpang bis yang kehilangan atau dipalak. Terima kasih saya ucapkan pada kernet yang telah memberitahukan kami perihal bahaya itu tapi apa boleh buat keadaan malah membuat kami harus mendekati mereka. ada dua orang penumpang turun di bangku belakang. Salah satu pemalak itu berbicara pada saya “pak, dibelakang kosong nih”. Tanpa pikir panjang saya dan teman sayapun berpindah kebelakang. Dalam hati saya “bakalan jadi mangsa hari ini”. Ternyata dua bangku yang kosong yang tersisa itu tak muat untuk kami karena kami terlalu besar (jatah ada lima tapi diisi tiga pemalak itu). Akibatnya kuinisiatifkan berdiri dan teman saya duduk diantara ketiga pemalak itu.sayapun berdiri dan menghadap kebelakang supaya pemalak itu tak berbuat apa-apa pada teman saya, minimalpemalak itu akan sedikit berpikir untuk mengganggu teman saya.

Dari gerik-geriknya memang mereka mencurigakan dan matanya amatlah liar. Ketika teman saya mengeluarkan BB-nya dari kantungnya tanpa sengaja pemalak (kiri) itu langsung melirik dengan hati hati. sementara dua pemalak kanan terus berbicara mengenai ikan dan pohon jati tapi tangannya berada di dalam baju mereka, kebetulan mereka memakai baju double.

Sampai kami tiba ditujuan, puji Tuhan pemalak itu tak menggangu kami padahal saya juga sudah ketakutan juga…he,,

Begitulah sedikit kejahatan yang sering terjadi di dalam bis. Suatu hal yang baik dan penuh tanggung jawab tentunya yang telah ditunjukkan kernet itu pada penumpangnya dengan memberitahukan perihal tanda bahaya pada penumpangnya. Mungkin ia tak berani menghadapi sendiri para pemalak itu tapi dengan memberi aba-aba secara rahasia pada orang lain akan sudah banyak membantu dalam menyelamatkan orang lain dan memperkecil peluang para pemalak dan copet itu. Tidak jarang memang dalam sebuah bis perampok dan awak bis malah bekerja sama untuk meraup keuntungan dari penumpangnya. Kernet dan supir pura-pura tak tahu menahu perihal bahaya tapi sebenarnya mereka adalah satu konco dengan pemalak atau pencopet itu. Tapi tak dipungkiri, mereka (supir dan kernet) bisa saja diancam untuk bekerja sama.

Memberantas kejahatan yang seperti ini bukanlah hal yang mudah karena mereka tak memiliki sindikat sama sekali. Kadang mereka timbul dan tenggelam begitu saja. umumnya mereka akan banyak beraksi pada hiruk-pikuk membludaknya penumpang contohnya saat Hari Raya, Natal dan Tahun Baru sementara hai biasa hanya kambuhan saja.

Dibutuhkan memang sebuah keberanian dan ketegasan untuk menghindari hal-hal yang seperti ini dari pengurus bis dan kruenya. Bila tidak hal ini bisa berimbas pada engganya penumpang menaiki bis mereka karena minimnya keselamatan yang akhirnya malah menjadi boomerang bagi perusahaan bis dan juga awaknya…

Jadi berhati-hatilah,

Tolong-menolong,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun