[caption id="attachment_78976" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi saja"][/caption] Tidak bosan bosanya saya mengatakan bahwa tujuan dari dilayangkanya tulisan bukan untuk menghina dan menyakita kita semua. Tulisan ini memang agak sedikit mampu memberikan clash dan perang persepsi diantar kita semua. Tapi sekali lagi ini hanyalah media berbagi saja dari sang penulis untuk anda para pembaca, mohon koreksinya bila ada kesalahan dan ungkapan yang berpeluang untuk terjadinya kesalah pahaman.
Satu hal yang menjadi perhatian saya sewaktu pulang kerja adalah situasi di tengah perjalanan yang selalu saja macet. Anda pasti tau bagaimana rasanya bila macet sudah menghadang, terkadang emosi, keringat dan rasa tak karuan pasti ada diujung-ujungnya.Jika macet karena kecelakaan ataupun tabrakan mobil itu saya kira tak seorang yang mempermasalahkanya, karena siapa juga yang mau dapat kecelakan. Tapi macet yang saya dapatkan bukanlah diakibatkan karena kecelakaan dan sebagainya tapi karena ada semacam posko bantuan yang dipasang di samping jalan guna membantu proses pembangunan sebuah mesjid.
Tak ada yang salah saya kira bila kita meminta sumbangan pada orang lain demi berdirinya sebuah rumah ibadah, karena pada dasarnya rumah ibadah itu juga diperuntukkan juga buat khalayak ramai( dari rakyat untuk rakyat juga). Ah inilah mungkin yang mendasari pemikiran komite/panitia disana untuk mendirikan sebuah posko disana. Kalau saya perhatikan posko ini dibuka mulai dari jam8 pagi. Karena biasa saya lewat tengah 8 belum ada sama sekali tanda bahwa posko akan dibuka dan mungkin tutup sekitar setengah enam.
Posko ini didirikan guna memdapat sedikit bantuan dalam proses pembangunan rumah ibadah, hal ini terpampang jelas di banner yang didirikan disamping jalan itu. Dilihat dari tempatnya, maka otomatis objek atausumber dari bantuan ini tentunya didapat dari sumbangsih para orang-orang yang lewat dijalan tersebut, mobil-mobil yang hiir mudik. Tapi memang tak ada paksaan disini, bila memang ingin memberi tak masalah dan terimakasih dan bila tak memberi juga semoga selamat sampai tujuan. Itulah yang sering diucapkan protokolernya.
Pada awalnya saya tak bermasalah dengan keadaan ini, tapi lama kelamaan saya melihat bahwa dengan adanya posko ini agak sedikit mengganggu proses lalu lintas yang lalu lalang di jalan taya ini. Jalan ini adalah jalan lintas Sumatra. Jadi wajib rame. Sementara ruas jalan agak sempit.
Nah secara tak langsung dengan adanya posko ini membuat jalan semakin sempit yang berbuah pada pelanya lajur mobil disini. Apalagi mobil dari arah yang berlawanan saling bertemu disini maka satu mobil harus mengalah (berhenti) sementara yang lain terus berjalan. Kenapa? Karena setengah jalan digunakan untuk keperluan posko ini, mereka meletakkan tong besar satu meter dari sisi kiri dan kanan jalan ini, sementara jalan ini hanyalah muat untuk dua buah mobil.Jadi bisa dibayangkan apa yang terjadi. Yah macet tentunya.
Sudah menjadi santapan sehari hari bagi pengguna jalan ini (utama sore), memang macetnya tidak semacet kota Jakarta. Tapi ketika macet datang ada rasa ketidaknyamanan apalagi kita sedang mengejar waktu. Yang menjadi komplainya adalah para komitenya bukanya langsung membuka jalan dengan adanya macet ini tapi malah membiarkan saja. Mereka seakan tak peduli pada kemacetan ini dan seakan tak sadar bahwa itu semua adalah sebuah akibat. Seharusnya mereka bisa saja mendirikan posko disitu tapi bila ada keaadaan yang kurang berkenaan dengan keadaan pengguna jalan, maka ada baiknya kita berusaha juga membantunya lewat pemberian jalan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
sekedar saran saja, bila hal ini terulang lagi ada baiknya jalan yang di pakai untuk keperluan posko dibuka kembali untuk memperlancar lalu lintas nnah ketiak sudah lancar silahkan pasang lagi. jadi kita sama sam senang.
Nah itulah beberapa unek-unek saya pribadi, sesuai dengan apa yang saya lihat dan rasakan.
Bagaimana menurut anda?
Adakah yang salah disini???? Atau tindakan apa yang seharusnya dilakukan?
Salam damai,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H