Mohon tunggu...
Meita Dwi Sadwina
Meita Dwi Sadwina Mohon Tunggu... Petani - 1995

patisserie lovers an agricultural student

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Virus Panleukopenia, Virus Mematikan pada Kucing

17 Mei 2019   14:15 Diperbarui: 21 April 2021   20:06 5989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hana berjalan-jalan diteras ditemani kakaknya Misel (di atas meja) (Dokumentasi pribadi)

Cat Distemper (radang usus menular) merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Penyakit ini menurunkan harapan untuk hidup bagi kucing yang terserang. Penyakit ini disebabkan oleh Virus Panleukopenia. 

Penyebaran virus tersebut bisa dari berbagai macam cara, baik dari air liur, air kencing maupun kotoran dari kucing yang sudah tertular virus ini. Virus ini juga bisa menyerang kucing betina yang sedang bunting bisa saja anak kucing yang dikandungnya tertular. 

Saya dan pasangan saya mulai mengadopsi Hana, anak kucing betina berumur 5 bulan dari teman pasangan saya di tanggal 4 April 2019 dan kami harus melepasnya (meninggal karena penyakit tersebut) di tanggal 11 April 2019. 

Untuk kasus Hana sendiri saya tidak tahu riwayat sebelumnya bagaimana si owner-nya terdahulu merawat Hana, lingkungan hidupnya, dan kesehatan induknya maupun saudara-saudara Hana sebelumnya. Kami menerima Hana dalam keadaan sehat, aktif, dan belum dilakukan vaksinasi.

Keesokan harinya di tanggal 6 April 2019, Hana mulai menunjukan tanda-tanda yang tidak beres. Hana cenderung diam, pasif dan enggan untuk menghampiri makanannya. Karena tidak mau makan, otomatis Hana lemas, banyak terdiam dan pupnya encer. 

Saat itu, kami menduga Hana terkena diare, oleh karenanya kami membawa Hana ke klinik hewan dan benar saja diagnosis dokter Hana terkena diare, lalu kami diberikan obat berupa diare dan tetes mata.

Dokter menyarankan kami untuk meminumkan obat diare dengan madu agar Hana tidak kepahitan, tidak hanya itu kami pun merawat Hana dengan begitu intensif dengan menyuapi makanan wet food yang diencerkan dan suplemen berupa susu, lalu membersihkan tubuh Hana dari kotoran encer yang menempel di tubuhnya, dan membelainya hingga ia tertidur kembali. Rutinitas tersebut kami lakukan agar Hana sehat kembali seperti saat dia kami adopsi.

Saya tersadar akan sesuatu, mengapa obat diare yang kami berikan kepada Hana tidak kunjung memberikan hasil yang baik. Hasil baik di sini adalah saya berharap pupnya mulai memadat (tidak encer). Namun, gejala kembali lagi setiap Hana sering muntah setelah diberikan makanan dan obat.

Kami pun selalu mencoba melepaskan Hana untuk berjalan-jalan di teras agar tidak penat di dalam kandang. Namun Hana cenderung mencari tempat sempit dan gelap untuk mengumpat dan istirahat, tubuhnya mulai terlihat kurus, dan suara ngeongnya sudah jarang terdengar. 

Tanda-tanda tersebut mulai memberikan sinyal bahwa saya menduga Hana terkena penyakit lain, tidak hanya diare. Di rentang tanggal 7-10 April 2019 dalam 4 hari tersebut Hana sudah enggan untuk makan, mulutnya sulit untuk dibuka dan enggan menelan makanannya.

Namun kami tetap berusaha memberikan sedikit wet food agar ada makanan yang masuk untuknya, setelah disuapi tak lama kemudian Hana memuntahi makanannya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun