Mohon tunggu...
Meita Kurniawati
Meita Kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Jejak Sejarah Yang Ada di Desa Jipang

17 Maret 2024   14:30 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:46 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar desa jipang? Desa yang berada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Yang dimana dulu desa ini terkenal dengan nama Kerajaan Jipang-Panolan. Sejak tahun berdirinya 1345 menjadi Kerajaan dan dulunya adalah sebuah Kadipaten. Raja Jipang, Pangeran Raja Adipati (PRA) Kerajaan ini merupakan perkumpulan 'trah' Raja Adipati Jipang dan dipimpinnya. Untuk mewadahi trah itu mereka membentuk sebuah yayasan. Yayasan Keraton Jipang namanya.wilayah Kerajaan Jipang meliputi Kabupaten Blora, Pati Lasem Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro. Yang berdirinya sebagai kerajaan pada tahu 1345 dan menjadi runtuhnya kerjaan demak, dan Kerajaan Jipang terkenal dengan ketokohannya yaitu Aryo Penangsang dengan tunggangannya yaitu sebuah kuda hitam besar yang diberi nama Gagak Rimang. Pada tahun 1363 ada penyusuran Bengawan Solo oleh Raja Mataram Hayam Wuruk yang disana terdapat Prasasti Cagu. Dan pernah terjadi peperangan pada tahun 1543 yaitu antara Sutowijoyo dan Aryo Penangsang, yang terjadi di Bengawan Sore. Bengawan sore adalah sebuah bengawan perbatasan dan juga mengapa dinamakan Bengawan Sore karena air di bengawan sore itu hanya mengalir diwaktu sore saja jika dipagi siang atau malam tidak. 

Nama Jipang, yang biasa disebut masyarakat dengan 'Jipang Panolan' adalah dua daerah yang berbeda. Desa Jipang menjadi bagian Kecamatan Cepu, sedangkan Desa Panolan masuk wilayah Kecamatan Kedungtuban. Keduanya bagian dari Kabupaten Blora.Setelah ditelusuri ternyata nama dari jipang ini sudah ada sejak raja hayan wuruk mataram yang sampai saat ini masih dengan ejaan yang sama yaitu JIPANG dan tidak mengalami perubahan. Dan adapula Prasasti Cagu yang tertulis tentang nama Jipang. Peninggalan sejarah atau petilasan yang ada berbentuk makam Gedong Ageng yang dulu merupakan bekas pemerintahan dan bandar perdagangan kadipaten Jipang, karena dekat bengawan Solo. Ditempat ini ditemukan Petilasan Siti Hinggil, Petilasan Semayam Kaputren, Petilasan Bengawan Sore, Petilasan Masjid dan makam kerabat Kerajaan pada dulu kala.

Disebelah Utara Gedong Ageng terdapat makam santri Songo, yang dikabarkan dulunya ada 9 santri yang menyampaikan suatu pesan namun dibunuh oleh prajurit jipang dikarenakan dicurigai sebagai Telik Sandi atau mata-mata pemerintahan Pajang. Jipang sampai saat ini memiliki tradisi sedekah bumi yang dari dulu masih berjalan sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan. Dan biasanya dilakukan dimakam Gedong Ageng, ada 3 acara manganan yaitu saat turun hujan pertama kali, saat habis tanam padi, dan saat habis panen. Didesa Jipang ini masi kental dengan kesenian seperti Wayang Kurcik, ketoprak dan lainnya. 

Setiap pengunjung wisata sejarah Jipang harus sopan santun terutama saat masuk lingkup makam, karena hampir setiap wilayah memiliki blok atau letak (mungkin mitos agar menjaga benda cagar budaya). Ada beberapa objek wisata yang ada di Jipang untuk saat ini diantaranya adalah :

1. Dalem Ageng

    Sekarang Dalem Ageng ini menjadi Punden Desa Jipang serta makam umum.

2. Makam Santri Songo (9)

Dahulu merupakan Telik Sandi (Agen Rahasia) dari Pajang. Tugasnya menyelidiki kekuatan Tentara Jipang. Rahasia mereka diketahui oleh Sunan Kudus. Merekapun dibunuh oleh soreng-soreng (algojo), kemudian dimakamkam menjadi satu.

3. Siti Hinggil

Dataran tinggi yang terletak di sebelah utara jalan dan sebelah barat Dalem Ageng. Dahulu tempat ini digunakan untuk berdiskusi pada zaman Pemerintahan Adipati Aryo Penangsang.

4. Sawah Bonang Renteng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun