Ada yang pernah menonton acara Buka Buku di saluran Youtube milik Narasi Entertainment?
Acara yang dipandu oleh Fenty Effendy ini tayang 2 minggu sekali dan membahas tentang buku (that's why nama acaranya Buka Buku kan ya....). Bukan hanya mengulas buku (walaupun ini adalah tayangan terbanyaknya dalam acara ini sih, sih), ada juga tayangan yang berisi wawancara dengan penulis, ngobrol tentang buku dengan tokoh terkenal (tayangan yang aku lihat sih, dengan Sherina Munaf yang membicarakan tentang buku masa kecilnya), dan perkenalan tokoh sastra (misalnya AA. Navis dan Mochtar Lubis).
Buku-buku yang dipilih untuk diulas, menurutku, memang buku-buku yang sepertinya penting untuk dibaca. Atau karena cara host menyampaikan ulasannya dan sudut pandang yang diambil membuat buku-buku itu terasa penting? Bisa saja.
Format videonya asyik untuk disimak. Ada ilustrasi-ilustrasi yang digunakan untuk memperjelas keterangan. Juga, ada tulisan-tulisan yang menegaskan kata-kata yang penting untuk diperhatikan. Yang pasti, buat aku yang tidak sabaran kalau menonton video, aku menikmati video-video yang disajikan oleh Buka Buku.
Agustus lalu, Klub Buku Narasi membuat akun Instagram. Isi dari akun Instagram tersebut adalah cuplikan tayangan Buka Buku di Youtube, kutipan menarik dari buku, dan rekomendasi buku. Instastorynya, banyak me-repost postingan-postingan orang yang terkait buku. Seru untuk diikuti.
Hari Sabtu kemarin, Klub Buku Narasi mengadakan acara Sabtu Buku. Klub Buku Narasi mengundang pengikut-pengikutnya di Instagram untuk berkunjung ke studio mereka, di Menara Intiland lantai 20, dan berbincang tentang buku. Aku adalah salah satu pengikut Klub Buku Narasi yang tertarik untuk hadir.
Dipandu oleh Fenty Effendy dan Destesita, diskusi buku ini berlangsung dengan menyenangkan dan seru. Obrolan dimulai dengan pembahasan tentang buku berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat yang diterjemahkan dari buku berjudul The Subtle Art of Giving a Fuck karya Mark Manson. Ulasan buku ini adalah tayangan yang paling banyak ditonton di acara Buka Buku. Kayaknya, buku ini memang related pada banyak orang ya?
Seorang peserta kemudian bercerita tentang bagaimana buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini membantu hidupnya. Di tengah gempuran omongan orang di dunia nyata dan maya, memang kita perlu belajar untuk bersikap bodo amat supaya bisa tetap fokus menjalani hidup kita. Itu yang aku dapat. Aku juga pingin sih membaca buku ini. Sayangnya belum kesampaian untuk membelinya (Aksaramaya, please, masukin buku ini di iPusnas donk :-D).
Obrolan bergulir ke buku Seni Hidup Minimalis dan Hidup Minimalis Ala Orang Jepang. Aku membaca kedua buku itu. Aku nggak munafik, pingin sih punya ini dan itu. Tapi kan aku harus sadar bahwa tempat tinggalku sempit dan aku berbagi tempat dengan Bukumee, toko buku yang aku kelola. Jadi, aku harus sebisa mungkin meminimalis barang-barang yang ada di hidupku. Iya, nggak sih?
Apalagi setelah aku membaca buku Wanita yang Merindukan Surga karya Esty Diah Imaniar. Kata penulisnya, seorang muslim harusnya membatasi konsumsi yang tidak thayyib sehingga tidak mengancam sumber daya alam. Walaupun kita mampu beli, kalau tidak perlu-perlu banget ya nggak usah beli. Jadilah aku membaca Seni Hidup Minimalis dan Hidup Minimalis Ala Orang Jepang untuk memperdalam tentang bagaimana cara membatasi konsumsi.
Orang-orang kemudian secara bergantian menceritakan buku yang berkesan untuk mereka. Bukan hanya buku nonfiksi, ada juga yang bercerita tentang buku-buku fiksi. Ada juga seorang guru yang hadir untuk memperluas jejaringnya di dunia literasi dan mendapatkan rekomendasi buku-buku yang cocok dibaca oleh murid-muridnya. Di tengah obrolan, tim Narasi menampilkan tayangan video yang ada di acara Buka Buku. Diskusi yang niat dan penuh dukungan, kan?
Beberapa orang mengaku tidak menyukai membaca buku nonfiksi karena merasa lelah dengan kalimat-kalimat yang menggurui dari buku nonfiksi (ini nggak perlu disebut bukunya, kan ya?). Ada juga yang bercerita tentang buku yang belum selesai dia baca. Namun setelah acara ini, ada orang yang mau mencoba untuk membaca buku-buku yang direkomendasikan oleh teman-teman di sini. Karena nyatanya, banyak buku-buku nonfiksi yang tidak ditulis dengan kalimat-kalimat yang berat dan memberatkan pembaca. Wah, senangnya....
Sepertinya, acara ini efektif untuk meningkatkan minat baca, ya? Yang sudah suka membaca jadi memiliki referensi bacaan lebih banyak. Yang belum suka membaca jadi tertarik untuk mulai membaca.
Walaupun menurutku, membaca itu tergantung dari selera dan kebutuhan. Mungkin dari pembicaraan di acara ini, ada orang-orang yang merasa buku yang direkomendasikan related dengan kehidupan mereka. Jadi, mereka merasa perlu untuk membacanya. Atau bukunya terlihat menarik untuk dibaca. Who know?
Yang pasti, aku senang bisa bertemu, berbagi, dan mendengarkan cerita dari teman-teman Klub Buku Narasi. Ini adalah acara pertama Klub Buku Narasi, semoga bukan yang terakhir. Aku menantikan acara Klub Buku Narasi dengan tema yang lain. Semoga kalau ada acara Klub Buku Narasi lagi, aku bisa ikutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H