Besoknya, dia membeli seratus yard (91,44 m) kain bergaris dan lima puluh yard kain renda putih. Sang Istri kemudian memotong kain-kain tersebut dan membuat celemek dengan mesin jahit yang dibeli ketika baru sampai di Amerika. Jadilah 40 celemek anak.Â
Pada pukul sepuluh besoknya, Sang Suami menjajakan celemek. Celemek tersebut habis dalam waktu 4 jam. Mereka kemudian membuat lebih banyak celemek dan bermaksud untuk membuka toko pakaian.
Saat Sang Suami pulang ke rumahnya setelah mendapat ide untuk menjual celemek anak, dia sampai menari-nari karena kegirangan. Dia memang belum menjual apapun.Â
Dia masih menderita dan tahu bahwa untuk membuat gagasan terwujud dibutuhkan waktu bertahun-tahun penuh penderitaan lagi. Namun dia sangat gembira, karena kerja keras selama yang dia akan lalui dengan penuh penderitaan itu bukan beban baginya.
Diceritakan juga, di awal merintis usahanya, Sang Suami mungkin merasa lelah, miskin, dan kewalahan. Namun dia tetap hidup. Dia tidak hanya sekadar berjualan, tapi dia menggunakan imajinasi dan pikirannya dalam bekerja.Â
Ini yang kemudian membedakan Sang Suami, dengan penjaja keliling biasa. Dia melakukan penelitian pasar (tanpa disadarinya) dan produksi. Dia membuat pekerjaannya terlihat berharga.
Nah, kalau teman-teman sedang dalam fase merintis usaha seperti imigran dari Eropa ini dan kalian sedang berada di lingkungan yang seperti orang-orang sekelilingku sekarang, selain mempersiapkan diri untuk kerja keras kalian juga harus mempersiapkan mental untuk menepis setiap omongan negatif orang. Karena itu bisa amat sangat menekan.
Kalian percaya pekerjaan kalian berharga dan akan mencapai titik yang sukses. Namun orang-orang sekitar kalian mencibir karena belum melihat uang yang kalian hasilkan.Â
Bila kalian tidak kuat mental untuk meneruskan rintisan usaha kalian, mungkin kalian akan meninggalkan usaha kalian dan beralih menjadi pengendara ojek daring. Aku pernah melihat beberapa orang yang seperti itu.
Apakah tukang ojek adalah pekerjaan yang tidak berharga? Bukan begitu juga. Menurutku, suatu pekerjaan akan menjadi berharga atau tidak tergantung dari bagaimana orang itu menjalaninya.
Kemarin, aku pulang dari rumah tanteku di Galaxy Bekasi dengan menumpang ojek daring. Pengemudinya, mengetahui dengan baik jalanan kota Bekasi.Â