Jika saja guru-guru Langan bersimpati padanya. Menjawab pertanyaannya, mengajaknya berdiskusi, dan memberikan bantuan untuknya bisa terus ikut kelas. Bisa jadi Langan saat ini sudah menjadi ilmuwan yang luar biasa.
Aku bukan bermaksud memberi tekanan pada guru-guru. Memang seberat itu beban guru. Ayolah, kita tahu kenyataannya juga kan? Adakan anak-anak yang enggan belajar karena berhadapan dengan guru yang tidak menyenangkan?
Kita semua perlu sadar, bahwa salah satu faktor yang mengantarkan anak-anak ke gerbang masa depan adalah guru-gurunya. Guru boleh mengelak dengan mengatakan bahwa anak-anak adalah tanggung jawab orangtuanya. Secara sikap dan perilaku itu benar. Kalau ada anak-anak yang tidak sopan, suka melawan, atau tidak bisa diatur, kita bisa menunjuk orangtuanya.
Namun untuk masalah akademis, guru memiliki peran penting yang menentukan masa depan anak-anak. Tidak semua orang bisa mengerti tentang hal-hal yang bersifat akademis makanya orangtua 'menitipkan' anaknya ke sekolah.
Bukan salah gurunya bila seorang anak suka mencuri. Guru tidak mengawal tingkah laku muridnya selama 24 jam. Namun guru perlu mengevaluasi cara mengajarnya bila tidak ada yang paham tentang topik yang dia terangkan, kan?
Walaupun terlambat, aku ingin mengucapkan selamat hari guru untuk seluruh guru di Indonesia. Semoga guru Indonesia bisa memenuhi amanah untuk mengantarkan murid-muridnya ke gerbang masa depan yang cemerlang. Guru Indonesia bisa menjadi teman belajar yang menyenangkan untuk murid-muridnya mengembangkan minat dan bakatnya.
Dan seperti yang Pak Nadiem tulis dalam pidatonya, "...tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan." Aku harap, Pak Nadiem dan jajarannya di Kementerian Pendidikan juga bisa membantu guru-guru yang sedang mengalami kesulitan supaya mereka bisa fokus membantu murid-muridnya :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H