Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendekatkan Buku ke Masyarakat Melalui Buku Berdesain Menarik

26 November 2019   13:41 Diperbarui: 26 November 2019   13:52 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kiri: buku Pernah Patah Hati tapi Tetap Bidadari kanan: Perihal Cinta Kita Semua Pemula (dokumentasi pribadi)

Secara konten, buku ini bukan buku untuk anak-anak. Tetapi kenyataan yang harus diterima adalah, tidak semua orang dewasa merupakan pembaca advance. Banyak dewasa muda yang memang tidak akrab dengan buku sehingga untuk pendekatannya, dibuatlah buku yang secara konten dewasa tapi didesain semenarik mungkin. Harapannya setelah membaca buku-buku berilustrasi, orang-orang ini mau membaca lebih banyak buku lagi. Tidak berhenti sebatas buku bergambar.

Menurutku, akan sulit kalau orang-orang yang baru mau mulai membaca disodori novel-novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Novel-novel yang lebih populer dengan bahasa yang lebih dekat dengan orang-orang jelas lebih mudah untuk diterima.

Pengalaman pribadiku, membaca buku itu memang berjenjang seperti kita bermain games. Saat kecil, aku sangat suka membaca komik Jepang seperti Doraemon. Ketika aku menginjak remaja, ibuku menyetop pembelian komikku dan menggantinya dengan buku-buku cerita rakyat dan novel-novel remaja yang ukuran hurufnya besar-besar. Saat SMA, aku membaca novel-novel terjemahan dan buku-buku pengembangan diri. Dan saat kuliah, aku baru membaca buku-buku yang mendapat label sebagai buku sastra.

Metode yang sama diterapkan oleh seorang pengelola rumah baca di Jatibening Bekasi. Saat aku berkunjung ke sana, aku melihat memilihkan bacaan untuk seorang pengunjung.

"Sekarang kamu bacanya buku-buku ini. Buku yang sana kan untuk teman-teman yang sedang belajar membaca. Kamu kan sudah lancar membacanya," kata beliau waktu itu.

Tidak semua orang beruntung bisa bertemu dengan pengelola perpustakaan seperti pengelola rumah baca Jatibening atau orang-orang seperti ibuku di masa kecilnya. Ada orang-orang yang bertemu dengan buku ketika sudah dewasa. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, kan?

Karenanya, bila ada orang dewasa yang lebih suka membaca buku-buku populer atau bergambar, seharusnya tidak perlu dipandang sebelah mata. Nggak perlulah dicibir, "kamu umur berapa masih baca Metropop?"

Dia sedang memulai petualangannya bersama buku. Ada baiknya, orang-orang yang lebih advance membaca memberikan apresiasi. Seharusnya, kita mendorong dia untuk menemukan buku-buku bagus yang lainnya. Akan lebih menyenangkan hati kalau kita berkata, "Wah, kamu suka buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini? Mau coba baca buku yang lain nggak? Aku punya buku bagus nih...."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun