"bagaimana mungkin kau tidak mengetahui tabiat politisi. Bersikap ramah dan terbuka di depan warga dan media namun bersikap sebaliknya ketika sudah di balik layar."
Sounds familiar?
Aku merasa cerita tentang negara Costanza ini related banget terutama dengan situasi yang terjadi belakangan ini. Negara Costanza itu kayaknya nggak ada. Namun itu adalah cerminan. Seperti kata Okky Madasari melalui akun Instagramnya, karya sastra berfungsi untuk menyampaikan kebenaran yang barangkali belum diungkap.
Kita tentu tidak bisa menggugat seseorang atau pemerintah dengan dasar sebuah cerita fiksi, tentu saja. Namun membaca cerita fiksi seperti Hotel Royal Costanza ini dapat memperlebar cara pandangku. Aku merasa orang-orang yang fanatik buta pada suatu sosok, mungkin harus membaca buku ini atau buku fiksi lainnya supaya punya pandangan yang lain. Atau mereka lebih suka dengan teori konspirasi yang mereka bangun sendiri?
Banyak hal yang tidak terjawab di akhir cerita tentang Hotel Royal Costanza ini sebenarnya. Bahkan pertanyaan yang ada di blurb cover belakang buku ini pun belum terjawab setelah aku sampai dengan halaman terakhirnya.Â
"Bisakah jejak data digital yang ditinggalkannya di Hotel Royal Costanza mengungkap intrik politik dan militer di negeri ini?"
Orang-orang yang suka membaca cerita konspirasi atau fiksi tentang politik pasti akan suka dengan buku ini. Cerita konspirasi yang ditulis dengan masalah-masalah global yang terjadi saat ini membuat  pembaca dekat dengan ceritanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H