"Kok gue nggak percaya sama tulisan ini yah..." kata seorang teman sambil menyodorkan ponsel. Ketika itu kami sedang duduk di Stasiun Gondangdia menunggu kereta yang akan mengantarkan kami menuju kediaman kami masing-masing.
Aku mengambil ponselnya dan membaca tulisan yang dimaksud.
Itu adalah postingan Instagram sebuah merk alat test kehamilan. Postingan itu membahas tentang konsumsi minyak kelapa yang dapat memperlancar persalinan. Postingan tersebut menyatakan bahwa itu adalah mitos belaka.
"Gue pas hamil rajin minum VCO (Virgin Coconut Oil). Alhamdulillah anak gue lancar banget keluarnya," kata temanku tadi. "Kakak gue yang sok ilmiah nggak mau minum VCO udah hampir dicaesar tuh pas lahiran."
Buat aku sih, mitos atau enggak itu masalah keyakinan. Sebuah mitos bisa benar-benar terjadi ketika orang itu mempercayainya sepenuh keyakinannya. Walaupun nggak selalu begitu. Ada juga mitos yang cukup berbahaya untuk diikuti.
Yang menarik perhatianku bukan perihal mengkonsumsi minyak kelapa itu fakta atau mitos, sebenarnya. Aku lebih tertarik membahas alasan di balik merk ini menentukan apakah itu fakta atau mitos.
Kata posting-an tersebut, karena minyak kelapa yang diminum masuk ke saluran pencernaan, sementara proses persalinan berlangsung di saluran reproduksi maka minum minyak kelapa untuk memperlancar kelahiran adalah mitos. Keduanya merupakan saluran yang berbeda dan tidak berhubungan.
Aku ceritakan sedikit tentang perjalanan obat di dalam tubuh, ya. Obat yang masuk dalam mulut akan 'dihancurkan' bentuknya dan diserap oleh pembuluh darah yang menempel pada usus dan diteruskan ke hati. Dari hati, obat akan dibawa lagi oleh darah menuju lokasi aksinya.
Begitulah cerita singkatnya mengapa obat sakit kepala yang diminum lewat mulut bisa menyembuhkan sakit kepala. Hal tersebut, sangat bisa terjadi pada minyak kelapa.
Jujur sih, sampai saat ini, aku belum mendapat fakta konkret yang menyatakan bahwa minum minyak kelapa dapat membantu memperlancar persalinan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi menyatakan bahwa wanita yang akan melahirkan, yang mengkonsumsi VCO, memiliki frekuensi kontraksi uterus fase aktif yang lebih banyak daripada yang tidak.
Kemungkinan yang dipercaya saat ini adalah karena VCO mengandung Medium Chain Fatty Acid (MCFA) yang membantu meningkatkan kontraksi uterus dan memberi energi pada wanita yang akan melahirkan. Memang masih butuh penelitian lebih lanjut untuk mengambil kesimpulan bahwa minyak kelapa dapat memperlancar persalinan. Namun, bukan berarti tidak bisa kan?
Inti tulisan ini bukan itu, sih. Seperti halnya ilmu pengetahuan yang terus berkembang, sebuah pernyataan yang tadinya dianggap fakta bisa jadi mitos atau sebaliknya. Tergantung bagaimana pergeseran 'barang bukti' yang sudah terkumpul.
Yang ingin aku kritisi logika yang dibangun oleh admin Instagram produk ini. Bukan karena minyak kelapa diminum lewat saluran cerna dan bayi lahir lewat saluran reproduksi yang membuat minyak kelapa tidak bisa membantu memperlancar persalinan. Melainkan memang belum adanya hasil penelitian lebih lanjut tentang minyak kelapa dan persalinan.
Akun Instagram ini memiliki 230 ribu pengikut dan postingan tentang minyak kelapa ini disukai oleh seribu orang. Sebaiknya, Mbak/ Mas Admin lebih berhati-hati dalam membuat kontennya. Mungkin yang disampaikan adalah benar. Namun jangan sampai dibangun dengan logika yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H