Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran untuk Remaja dari "Kooong: Kisah tentang Seekor Perkutut"

21 Juni 2019   19:27 Diperbarui: 22 Juni 2019   11:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis tersurat pada bab-bab akhir. Bagaimana harta yang tidak berkah berkah berakhir, bagaimana orang-orang yang selama ini sibuk mengurusi penampilan berakhir, dan bagaimana hasil dari setiap pencarian.

Ajip Rosidi, dalam pengantarnya, mengatakan bahwa naskah buku ini ditemukannya dalam tumpukan naskah peserta Sayembara Mengarang Roman Bacaan Remaja yang diselenggarakan oleh IKAPI. Artinya, cerita Kooong ini sebenarnya dikhususkan untuk pembaca remaja.

Walaupun demikian, aku sebagai orang dewasa sangat menikmati membaca cerita karya Iwan Simatupang ini. Saat membaca cerita ini, aku diingatkan untuk menyesuaikan kebiasaan dengan penghasilan yang aku punya. Juga, aku diingatkan untuk menggunakan harta secara bijaksana dan tidak tergiur dengan barang-barang yang tidak memiliki nilai fungsional.

Selain itu, orang dewasa bisa belajar bersikap saat diberi amanah. Ketika kita menyelewengkan amanah yang diberikan kepada kita, hati kita tidak akan tenang.

Ada sebagian orang yang berkata, perempuan itu harus dimuliakan. Mereka tidak diperbolehkan bekerja di luar rumah apalagi bekerja kasar. Namun bagaimana ketika suatu saat keadaan seperti yang ada dalam cerita Kooong ini? Seluruh laki-laki pergi dari desa dan menyisakan perempuan dan anak-anak?

Perempuan juga harus punya ketrampilan. Paling tidak, untuk mempertahankan dirinya sendiri ketika memang tidak ada yang bisa diandalkan lagi.

Buku ini benar-benar pas direkomendasikan untuk dibaca remaja. Kalimat-kalimatnya sederhana tapi kata-katanya dipilih dengan bijaksana sehingga menarik untuk dibaca, ceritanya konyol, konfliknya tidak rumit, dan banyak pelajaran yang bisa dipetik dengan mudah.

Untuk remaja, kalau kalian melihat buku ini di perpustakaan sekolah atau perpustakaan daerah, bacalah. Ajak guru bahasa Indonesia untuk berdiskusi tentang cerita yang ditulis oleh Alm. Iwan Simatupang ini. Kalau kalian mendapatkan buku ini di perpustakaan komunitas, ajak pengelola perpustakaan untuk berdiskusi. Akan banyak sekali sesuatu yang bisa kalian gali dari buku Kooong ini.

Spesial untuk teman-teman yang tinggal di daerah Cicalengka Kabupaten Bandung, kalian bisa datang ke Rumah Baca Masyarakat Kali Atas untuk membaca buku ini dan berdiskusi dengan pengelolanya, Pak Agus Sopandi. Dengan kebijaksanaan beliau, kalian akan memetik lebih banyak hal-hal yang tersirat dalam buku ini dibanding kalau   kalian membacanya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun