Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Salahkah Masyarakat Bila Angka Golput Tinggi?

31 Maret 2019   15:13 Diperbarui: 1 April 2019   05:31 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Harian Kompas tanggal 28 Maret 2019 (dokpri)

Banyak orang memberikan wejangan untuk Pemilu ini. 'Jangan pilih yang seperti seperti ini', 'jangan pilih yang seperti itu', yang terpenting 'jangan golput'.

Pertanyaanku sekali lagi, pernah nggak sih, ada yang mengatakan hal tersebut pada partai politik? Pada KPU?

Menurutku, mereka adalah hulu dari pesta demokrasi ini. Kalau memang angka golput di Pemilu nanti tinggi, mereka adalah pihak pertama yang harus instrospeksi diri. Mereka menghadapkan masyarakat pada orang-orang yang sebenarnya tidak bisa diharapkan namun muluk mengobral janji dan mengumbar ketakutan.

Di Facebook, aku membaca sebuah tulisan dari seorang yang memutuskan untuk golput. Katanya, golput untuk dia adalah sebuah sikap. Ini adalah bentuk protes pada pemilu yang sekarang. Tidak ada yang pantas untuk dia pilih sehingga dengan golput, dia berharap proses pemilu bisa dibenahi.

Bukannya mau ikut golput atau membela golput, tapi kalau ditanya siapa yang mau aku pilih di pemilu nanti aku juga bingung. Jangan salah, aku sudah melihat profil seluruh calon legislatif yang akan berlaga di daerah tempatku memilih. Masalahnya, belum ada yang sreg.

Tapi tenang, di sisa waktu yang ada, aku akan memperhatikan sekali lagi profil para caleg itu. Aku belum berniat untuk golput. Yang pasti, aku akan datang ke TPS. Soal apa pilihanku saat di bilik suara, itu jelas rahasia. Bukankah salah satu asas pemilu adalah rahasia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun