Banyak orang memberikan wejangan untuk Pemilu ini. 'Jangan pilih yang seperti seperti ini', 'jangan pilih yang seperti itu', yang terpenting 'jangan golput'.
Pertanyaanku sekali lagi, pernah nggak sih, ada yang mengatakan hal tersebut pada partai politik? Pada KPU?
Menurutku, mereka adalah hulu dari pesta demokrasi ini. Kalau memang angka golput di Pemilu nanti tinggi, mereka adalah pihak pertama yang harus instrospeksi diri. Mereka menghadapkan masyarakat pada orang-orang yang sebenarnya tidak bisa diharapkan namun muluk mengobral janji dan mengumbar ketakutan.
Di Facebook, aku membaca sebuah tulisan dari seorang yang memutuskan untuk golput. Katanya, golput untuk dia adalah sebuah sikap. Ini adalah bentuk protes pada pemilu yang sekarang. Tidak ada yang pantas untuk dia pilih sehingga dengan golput, dia berharap proses pemilu bisa dibenahi.
Bukannya mau ikut golput atau membela golput, tapi kalau ditanya siapa yang mau aku pilih di pemilu nanti aku juga bingung. Jangan salah, aku sudah melihat profil seluruh calon legislatif yang akan berlaga di daerah tempatku memilih. Masalahnya, belum ada yang sreg.
Tapi tenang, di sisa waktu yang ada, aku akan memperhatikan sekali lagi profil para caleg itu. Aku belum berniat untuk golput. Yang pasti, aku akan datang ke TPS. Soal apa pilihanku saat di bilik suara, itu jelas rahasia. Bukankah salah satu asas pemilu adalah rahasia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H