Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Muslihat Hakim Sarmin 1] Rumah Sakit Jiwa dr. Putra

23 Maret 2019   11:47 Diperbarui: 23 Maret 2019   12:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kelompok paduan suaranya sudah tidak ada, dr. Putra mengajak Pak Walikota dan sekertarisnya untuk duduk di sebuah meja dengan 4 kursi yang mengitarinya.

"Dokter, wabah kegilaan yang sedang terjadi saat ini harus segera diatasi," kata Pak Walikota dengan serius setelah duduk di kursinya. "Berita yang muncul belakangan ini, semakin membuat saya khawatir. Proyek rehabilitasi yang dikembangkan oleh Dokter sepertinya malah menambah jumlah hakim yang pensiun dini dan memilih untuk masuk Pusat Rehabilitasi ini."

Dr. Putra menyandarkan punggungnya di kursi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Bukankah itu berarti proyek rehabilitasi saya berjalan dengan baik?"

"Bagaimana kalau kami menganggap sebaliknya?" tanya sekertaris Pak Walikota angkat bicara.

Dr. Putra memperhatikan sekertaris Pak Walikota dari atas ke bawah. Sekertaris Pak Walikota berambut highlight cokelat dan digulung. Dia memakai blazer warna hitam dengan baju putih berbelahan V rendah. Duduk dengan percaya diri mengenakan sepatu hak 7 cm dengan rok pensil berwarna hitam. Tampak muda dan energik. Berbeda dengan Pak Walikota yang sudah beruban dan tampak lelah.

"Apakah Komisi Pemberantasan Korupsi yang berhasil menangkap puluhan pejabat korup juga kalian nilai gagal?" tanya dr. Putra.

Pak Walikota dan sekertarisnya saling berpandangan dalam diam.

"Saya telah mencoba melakukan yang terbaik untuk membenahi mental para hakim. Kita sepakat, hukum yang baik hanya mungkin ditegakkan bila kita memiliki aparat hukum yang baik -- hakim yang baik. Dan proyek rehabilitasi ini, tak lain dan tak bukan adalah upaya kita untuk mewujudkan itu," ujar dr. Putra menjelaskan panjang lebar.

Dr. Putra lalu menunjuk ke arah anggota paduan suara yang tadi tertinggal dalam ruangan ini.

"Coba kalian perhatikan dia," kata dr. Putra. "Masih ingatkah kalian padanya?"

Walikota dan sekertarisnya mengamati orang berjubah hitam itu dengan seksama. Mereka tampak tak asing dengan wajahnya. Sekertaris Walikota bahkan sampai mendekatinya karena penasaran. Saat itulah orang berjubah hitam itu mengerang seperti hendak menyerang Sekertaris Walikota dan membuat Sekertaris Walikota berteriak.

(bersambung)

NB: Pertama kali dipublikasi di pepnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun