"Kelelahan kenapa? Kenapa Mama Resa tidak tidur kalau lelah?" tanyaku.
Ibuku kemudian memegang bahuku. Dia menatap lurus ke dalam mataku.
"Nak, tidak pernah mudah menjadi seorang ibu," kata ibuku. "Kamu, anak perempuan ibu, baik-baik, ya. Semoga kamu bisa menjadi ibu yang bahagia. Kalau kamu butuh pertolongan "
Ibu lalu mendekapku erat.
Saat itu, aku hanya membalas tatapan mata ibu dan menerima dekapannya. Aku tidak mengerti. Apa sulitnya menjadi ibu? Aku melihat ibuku selalu bergembira. Ibu membangunkanku di pagi hari untuk mandi, makan, dan mengantarkanku ke sekolah. Siang harinya, ibu menjemputku, makan siang bersamaku, dan menyuruhku tidur siang. Kalau aku tidak mengantuk, ibu akan menemaniku bermain. Sore harinya, ibu akan mengajakku untuk memasak dan menunggu ayah pulang.
Sekarang, aku baru mengerti apa yang dirasakan oleh Mama Resa waktu itu. Betapa tidak mudahnya menjadi ibu. Bagaimana saat aku dilanda kelelahan yang teramat sangat, anakku malah mengajakku bermain. Bagaimana ketika aku butuh tidur, anakku malah merengek-rengek.
Aku menghirup nafas sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya perlahan-lahan. Aku memejamkan mataku sebentar. Setelah detak jantungku terasa normal, aku bangkit dan menggapai ponselku.
Kucari sebuah nama dan aku menekan tombol panggil.
"Ibu, aku butuh bantuan..."