"Tau nih, Bapaknya diajak ngomong gak nyenengin," kata suamiku.
Hari minggu ini, rencananya kami ingin berkunjung ke rumah budhe di daerah Pondok Melati. Namun karena Budhe malah pergi ke Jogja, kami pindah tujuan ke rumah Bapak Ibu di Sukawangi.
Aku memperhatikan raut kesal suamiku. Namun aku penasaran mengapa Bapak dibilang tidak menyenangkan. Padahal setauku, Bapak yang selalu bersorak gembira saat kami datang mengunjunginya.
Suamiku meninggalkan ponselnya padaku dan dia beranjak ke kamar mandi. Tak berapa lama, bapak SMS. Bapak bilang tetangganya yang sedang hamil pingsan. Orang-orang sedang panik dan sibuk. Kami segera bersiap dan bergegas ke sana.
Ketika sampai di rumah Bapak, bapak bercerita kalau tetangganya yang sedang hamil itu tiba-tiba kejang setelah pulang dari warung. Kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat.
Beberapa saat kemudian, Ibu yang mengantarkan tetangga ke rumah sakit pulang. Kata beliau, saat diperiksa, tekanan darah tetangga adalah 170/100 mmHg. Dan tetangga sudah tenang dan tertidur saat ibu pulang.
Yang membuatku sebal, ada orang-orang yang tidak punya perasaan. Mereka mengatakan ibu hamil ini sakit karena bapaknya terang-terangan mendukung seorang calon lurah. Maksudku, "Apa sih hubungannya calon lurah sama ibu hamil yang sedang sakit ini?"
Sepertinya, pemilihan kepala daerah banyak menyebabkan orang sakit.
***
Well, mendengar cerita orang tuanya saat aku dan suamiku membesuk, tetanggaku ini mengalami eklampsia kehamilan. Eklampsia bukan akibat dari guna-guna ataupun sesuatu yang berbau mistis walaupun tidak ada riwayat kejang atau anggota keluarga yang terkena epilepsi. Eklampsia memang bisa terjadi pada ibu hamil yang mana saja. Sepuluh persen dari ibu hamil di dunia, mengalami eklampsia ini.
Apa sih eklampsia?