Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Berhemat Selama Ramadan

16 Mei 2018   16:43 Diperbarui: 16 Mei 2018   16:55 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gila ih, yang belanja di warung sayur bejubel banget," kata tetangga sebelah kananku pada pukul 7 pagi, saat aku selesai mengepel teras. "Yang beli ayam sama daging banyak banget..."

"Wah, saya juga pingin beli sayur," sambutku. "Tapi nanti aja lah, agak siangan..."

Pukul 10 pagi, setelah mengantarkan suami ke stasiun, aku melihat warung sayur di dekat rumahku masih ramai pembeli. Ibu-ibu yang memilih sayur berdesakan di kios yang sempit itu.

Pukul 11 siang, aku datang ke warung itu. Sudah tidak ada orang di warung kecuali 2 orang penjualnya.

"Udah gak ada apa-apa, Mbak," kata penjual yang badannya agak tambun.

"Saya beli yang ada aja," jawabku.

Saat aku memilih sayuran yang tersisa, dua orang penjual itu kemudian berbincang tentang banyaknya pesanan, terutama pesanan daging, yang datang menjelang bulan puasa ini. Mereka bukannya tidak senang, hanya heran. Hingga tibalah perbincangan mereka pada pengeluaran yang membengkak selama bulan puasa.

"Kalo puasa tuh makan jadi 2 kali, tapi pengeluaran dapur malah lipet 2," kata penjual yang lebih kurus.

"Ya gimana enggak, biasanya makan sehari 3 kali, tapi minum air putih cukup. Kalau puasa makan emang dua kali, tapi pas buka harus ada sop buah," komentar penjual yang agak tambun.

"Iya juga sih, biasanya makan sehari 3 kali pake sayur asem ma teri juga cukup. Sekarang 2 kali sehari tapi makannya harus beda," tambah penjual yang kurus.

Aku mendengarkan cerita itu dengan seksama.

Di rumah orang tuaku, keluhan ibuku sebenarnya tidak jauh berbeda. Cerita tentang pengeluaran yang membengkak selama puasa. Pasalnya, saat berbuka ibuku menyediakan kudapan, minuman sirup, dan makan besar. Menu makan sahurnya pun cukup niat memasaknya.

Aku kemudian melihat diriku sendiri. Kalau orang lain memiliki target meningkatkan ibadah selama bulan puasa, aku memiliki target yang lebih sederhana. Aku ingin pengeluaranku selama bulan puasa tidak membengkak. Aku ingin di rumahku sendiri, selama bulan puasa kami tetap makan dengan sederhana. Enggak harus tiap buka puasa makan gorengan doank juga. Sewajarnya aja aku makan sehari-hari. Ya sekali-sekali makan sop iga boleh lah....

Esensi dari puasa adalah kita ikut merasakan keterbatasan orang yang tidak seberuntung kita. Kita diminta untuk belajar menahan hawa nafsu. Kalau makananku jadi 'lebih' selama berpuasa, aku harus introspeksi diri. Ada yang salah dengan puasaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun