"Neng, ikut kumpul di Amplaz gak?" tanyaku pada seorang teman. Saat itu, aku dan teman-teman sedang merencanakan berkumpul untuk sekedar ngobrol, bila tidak mau dibilang halal bi halal.
"Gak ah, gak suka..." jawabnya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Ada si dia noh, masak dia update status kalo kodrat istri itu bisa melahirkan anak dari rahimnya sendiri," jawabnya.
"Lah trus?" tanyaku.
"Ya aku gak suka aja. Maksud dia apa coba update status kayak gitu? Mau nyindirin aku yang udah lama nikah tapi belum punya anak?" jawabnya dengan nada tidak enak.
"Dia bukan nyindirin kamu, sayangku," kataku dengan penuh nada bijak. "Mungkin dia lagi ngomongin dirinya sendiri."
"Pokoknya aku gak suka," katanya.
"Kalo gak suka, blokir Fbnya. Susah amat," komentarku.
Karena temanku tidak bersedia hadir, akhirnya aku pergi sendiri ke Ambarukmo Plaza, tempat teman-teman yang lainberkumpul. Di sana aku melihat sosok yang disebut 'si dia' oleh temanku. Aku lalu menyapa semua teman yang hadir. Mendengar pembicaraan mereka, aku menarik kesimpulan bahwa 'si dia' baru beberapa minggu nikah dan sudah dikaruniai kehamilan.
"Wah, ada yang bisa tambah kesel pasti kalau tau gini," kataku dalam hati.