Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Penelusuran Efek Samping Obat: Petunjuknya 2 Kata

28 Oktober 2016   08:31 Diperbarui: 28 Oktober 2016   08:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah cerita seorang mahasiswa profesi Apoteker yang sedang menjalani praktek kerja di sebuah rumah sakit swasta di kota Jogja. Ada yang tau apoteker? Ya kalau kalian tau nama yang dipasang pada papan apotek adalah nama seorang apoteker. Lainnya?
Profesi ini memang tidak populer, bahkan Ian MacKillop seorang apoteker di Inggris menulis di forum sebuah website di internet bahwa perlu ada tokoh superhero yang berprofesi sebagai apoteker untuk memperkenalkan profesi ini.
Walaupun tidak populer, bukan hal mudah untuk menyandang gelar apoteker. 

Pertama, kita harus lulus dulu menjadi sarjana farmasi dengan menghadapi bertumpuk laporan praktikum, berlembar-lembar tugas pribadi, dan banyak presentasi kelompok. Saking tidak mudahnya menjadi sarjana farmasi, ada artikel yang menyebutkan bahwa jurusan farmasi adalah jurusan kuliah paling sulit ke 3 di Indonesia setelah kedokteran dan matematika. Setelah menjadi sarjana farmasi, kita harus sekolah lagi dalam program studi profesi apoteker yang isinya adalah tutorial dan praktek kerja.

***

Pekerjaan apoteker di rawat jalan tidaklah jauh berbeda dari yang diketahui orang. Apoteker menyiapkan dan menyerahkan obat yang diresepkan oleh dokter. Pekerjaan yang sebenarnya, tidak sebatas itu. Sebagai profesi yang difungsikan untuk memonitor obat-obatan, apoteker dituntut untuk peka bila ada pasien yang mengalami efek samping obat atau mengalami efek yang tidak diinginkan akibat adanya interaksi obat.
Saat di stase rawat jalan,para apoteker muda mendapatkan tugas untuk belajar melakukan penelusuran efek samping obat yang dialami oleh pasien. Aku dan seorang temanku mendapatkan kasus seorang wanita muda yang mengalami pendarahan di vagina setelah mendapatkan suntikan obat ber-zat aktif triamcinolone.

Saat mengerjakan penelusuran efek samping obat, aku dan temanku sempat frustasi karena tebalnya catatan medis pasien dan jurnal-jurnal yang menyangkut tentang kejadian pendarahan di vagina akibat penyuntikan triamcinolone tidak bisa dibuka secara gratis.
“Aduh Lel, eneg tau aku udahan,” Kataku pada Lela yang mendapat kasus serupa dan sedang mengerjakan tugasnya bersamaku.
Podo lah Mei. Mumet aku,” Kata temanku itu. “Udah malem, pulang aja yuk.”

Temanku lalu memberesi barang-barangnya. Aku pun gak mau ketinggalan untuk pulang aja. Aku lalu berfikir untuk menyudahi memikirkan tugas ini sampai besok pagi aku bertemu dengan temanku dari kampus tetangga untuk minta tolong membukakan jurnal yang aku tandai tapi tidak bisa dibuka hari ini. Saat kami mau beranjak pulang, datang Vicki, temanku yang lain.
“Kasus kalian apa sih?” tanyanya.
Vaginal bleeding yang curiga akibat suntikan triamcinolone,” Kataku. “Kamu dapat kasus apa?”
“Jadi petunjuk kasus kalian cuma 2 kata?” Tanya Vicki.
“Apaan sih, Mas?” kataku agak sinis. Aku dah capek nih, jangan diolok-olok.
“Petunjuk kasusku Cuma 7 huruf tau. Hb turun,” Kata Vicki.
Aku dan Lela jadi berpandangan.
“trus kenapa?” tanyaku.
“Aku juga bertanya-tanya. Ini maksudnya apa Cuma 7 huruf gini. Di rekam medisnya juga gak ada apa-apa lagi,” kata Mas Vicki.
Aku yang sudah pusing dengan segala macam jurnal dan rekam medis hanya menggelengkan kepala lalu pamitan dengan Vicki untuk pulang duluan.

***
Vicki dengan kasusnya yang berpetunjuk 7 huruf itu menjadi populer di kalangan apoteker muda yang menjalani masa praktek kerja di rumah sakit itu. Kepada setiap orang, Vicki mengeluhkan (tapi bisa dibilang juga pamer) kasus efek samping obatnya yang hanya ada petunjuk 7 huruf. Banyak yang simpati pada Vicki, banyak pula yang memikirkan kasus seperti apa yang akan mereka terima karena belum semua orang mendapat tugas ini.
Tapi herannya, ada aja yang gak tau tentang tugas monitoring efek samping obat ini. Saat aku lagi asyik menata obat di farmasi rawat jalan, Bu Ani, seorang apoteker senior yang menjadi pembimbing tugas penelusuran efek samping obat, menghampiriku untuk mengomel.

“Mei, kalian tuh kalo ada tugas apa-apa temennya dikasih tau. Jadi saya gak ngulang-ngulang omongan saya,” Kata Bu Ani.
“Maaf, Bu. Ada apa yah?” tanyaku tanpa rasa berdosa. Emang kayaknya aku gak ada salah.
“Itu, kelompok yang baru aja mau masuk di rawat jalan, masak dia gak tau apa-apa. Pas saya Tanya, mereka bilang kamu gak ngasih tau apa-apa sama mereka,” Kata Bu Ning.

Aku diem aja. Kok bisa sih? Bukannya aku dah bilang mereka kalau mau masuk rawat jalan ntar bilang aku dulu untuk aku kasih tau tugas-tugasnya? Mereka gak bilang kalau hari ini mau masuk rawat jalan, bukan salahku kalau aku gak ngasih tau.
“Sekarang kamu kasih penjelasan ke mereka, sana. Saya punya banyak kerjaan,” Kata Bu Ani.
Aku lalu memberitahukan tugas-tugas di rawat jalan pada kelompok yang dimaksud bu Ani. Tapi aku yakin aku memberitahukannya dengan sikap yang menyebalkan karena aku kesel sama mereka. Jadi aku coba yang dimarahin sama Bu Ani?
Sampai siang, bawaanku masih kesel sampai aku ketemu sama Vicki dan menceritakan kekesalanku.
“Lagian, kayaknya aku cerita juga deh sama mereka kalau kasus monitoring efek samping obatku tuh Cuma 7 huruf. Apa ya mereka gak ngeh sih?” Tanya Vicko.
“Tau tuh.” Jawabku.

***
Saat diskusi tentang penelusuran efek samping obat dengan Bu Ani, baru kutahu kalau Vicki itu orang yang lebai. Dia berkoar-koar kalau petunjuk kasus penelusuran efek samping obatnya hanya 7 huruf. Emang sih, petunjuknya cuma 7 huruf, tapi petunjuk itu cukup banget untuk dia menelusuri kasus yang dia punya.

“Jadi, Bu, dengan menggunakan skala naranjo, kejadian pasien mangalami penurunan jumlah hemoglobin adalah probable atau mungkin. Dan dari drug information handbook sendiri memang dituliskan bahwa Citodrox, obat yang sedang dikonsumsi pasien untuk pengobatan penyakit cancernya, memberikan efek penekanan terhadap produksi darah sehingga ketika di test darah jumlah hb nya berkurang.” Kata Vicki pada akhir penjabarannya.
Aku memperhatikan Vicki berbicara sambil mengomel dalam hati, ya elah, orang kasusnya jelas banget gitu, ngomong aja petunjuk 7 huruf.

Aku merasa Vicki ni berlebihan karena kasusku jelas lebih absurd dari itu. Tidak ada monograf obat yang menyebutkan bahwa penggunaan triamcinolone dapat menyebabkan perdarahan di vagina. Laporan dari FDA tahun 2010 menyatakan bahwa dari 4.800 orang yang menggunakan triamconolon injeksi, hanya ada 3 orang yang mengalami perdarahan di vagina. Belum ada kejelasan pasti bahwa penyuntikan triamcinolone yang diberikan dokter untuk terapi alergi gadis muda dalam kasusku ini menjadi penyebab perdarahan yang dialaminya. 

Tetapi tetap saja kemungkinan itu ada karena dari surat editor di majalah pain medicine tahun 2012 ada beberapa orang yang melaporkan kejadian perdarahan di vagina setelah penyuntikan triamcinolone walaupun kejadiannya masih jarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun