Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Merayakan World Book Day

25 April 2016   08:48 Diperbarui: 25 April 2016   19:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Perayaan World Book Day di TBM Ar-Rozaq Sindangkerta (dokumentasi pribadi)"][/caption]Tanggal 23 April, orang-orang merayakan Hari Buku Sedunia. Orang-orang post di media sosial tentang buku pada hari itu. Sebelum Facebook maupun Google mengingatkanku tentang Hari Buku Sedunia, Kang Wildan, pengelola TBM Pengelolaan Lingkungan Cibungur, mengingatkanku pada hari sebelumnya.

Setelah berdiskusi agak panjang, aku lalu menyanggupi untuk membantunya mengadakan kegiatan di TBM Pengelolaan Lingkungan Cibungur dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia. Kami sepakat untuk mengadakan lomba membaca puisi dan belajar membuat sinopsis. Kang Wildan membuat pengumuman bahwa acara diadakan tanggal 23 April pukul 15.00.

Pada hari yang ditentukan, aku baru sampai TBM Pengelolaan Lingkungan Cibungur pukul 15.15. Anak-anak sudah berkumpul di TBM.

“Teteh, kita udah nunggu dari tadi,” kata seorang anak saat aku duduk.

“Ih, kan janjiannya jam 3…,” kataku membela diri.

“Ini jam berapa?” tanya anak itu lagi.

Aku baru ngeh kalau aku terlambat walaupun hanya 15 menit. Yang belum tau Jalan Raya Padalarang, Jalan Raya Padalarang selalu dalam suasana macet lebaran bila hari Sabtu. Sangat sulit untuk bisa tepat waktu dalam situasi ini.

Setelah meminta maaf kepada anak-anak itu, aku memberi pengarahan kepada anak-anak yang mau belajar membuat sinopsis tentang apa itu sinopsis dan unsur apa saja yang ada di dalam sebuah sinopsis buku cerita. Aku memilihkan buku novel anak yang tidak terlalu tebal untuk dibuat sinopsisnya dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka memiliki waktu 120 menit untuk menyelesaikannya.

Aku agak heran mereka terlihat asing dengan kegiatan membuat sinopsis buku. Padahal, dulu waktu aku masih sekolah, sinopsis itu ada kompetisi tingkat nasionalnya lho… Dan buat orang yang hobi membaca dan bercerita sepertiku, itu adalah ajang bergengsi.

Mereka memilih buku yang akan dibuat sinopsisnya dan membaca bukunya dengan sangat khusyuk.

“Mereka ini serius banget,” komentar Kang Wildan saat melihat anak-anak yang membaca buku tanpa bergeser dari posisinya dan bersuara.

“Kayak lagi ngerjain soal olimpiade tau gak sih,” sahutku berlebihan.

Sementara yang sedang belajar menulis sinopsis tekun dengan bukunya, anak-anak yang ingin membaca puisi sudah riuh berlatih di tempat lain. Aku menentukan giliran mereka membaca puisi dengan sistem kocokan. Berdasarkan urutannya, mereka kemudian membacakan puisinya secara bergantian. Setelah selesai membaca puisi, aku kemudian mengajak anak-anak refleksi tentang penampilan mereka.

Setelah lebih dari 2 jam, anak-anak yang belajar menulis sinopsis masih berkutat dengan bacaan mereka. Aku terpaksa menghentikan kegiatan mereka karena sudah hampir magrib. Aku meminta mereka menyelesaikan sinopsisnya di rumah dan membuat kelanjutan dari cerita yang mereka baca sebagai PR tambahan.

***

Keesokan harinya masih dalam rangka Hari Buku Sedunia, TBM Ar Rozaq Sindangkerta mengadakan acara workshop literasi. Dalam acara itu, aku diminta memandu anak-anak belajar menulis di SMAN 1 Sindangkerta.

Saat itu, aku sama sekali tidak punya ide letak Sindangkerta itu di mana.

“Jauh tau, Teh,” kata Kang Wildan saat aku tanyai sehari sebelumnya. “Dari sini sampe Cililin aja bisa sejam naik motor. Dari Cililin ke Sindangkerta kira-kira setengah jam-an lah.”

Padahal, dari rumahku sampai ‘sini’ aja butuh waktu paling tidak sejam.

Sampai di sana, aku memberikan 3 tema untuk ditulis beserta contohnya, yaitu menceritakan hal-hal yang biasa, menyampaikan keinginan, dan mengisahkan dongeng. Aku meminta anak-anak untuk memilih satu tema dari tiga tema yang aku tawarkan dan membuat sebuah tulisan pendek mengenai tema yang mereka pilih. Anak-anak berlatih menulis dengan antusias. Mereka banyak bertanya saat membuat tulisan. Aku sempat menunjukkan cara merevisi tulisan mereka sendiri, seperti yang diajarkan oleh mentorku dalam sebuah pelatihan menulis, dan buatku, mereka melakukannya dengan baik.

Terima kasih Tuhan, gak sia-sia aku jauh-jauh ke sini.

Malam harinya, aku menyempatkan diri membaca tulisan anak-anak itu. Banyak dari mereka menulis untuk menyampaikan keinginan. Keinginan untuk bisa mengubah diri sendiri menjadi lebih baik, keinginan untuk bisa menjadi orang yang sukses, keinginan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan keinginan supaya negaranya bisa maju. Semoga Tuhan, yang pasti juga membaca tulisan anak-anak ini, mengabulkan keinginan mereka.

Selain menyampaikan keinginan, ada juga yang menceritakan hal-hal yang biasa. Hari mereka yang biasa, pagi mereka yang tidak istimewa, pelajaran sekolah yang dipelajari, dan kebiasaan mereka. Yang membuatku terharu, ada dari mereka yang bisa menyampaikan hal-hal biasa itu menjadi hal yang lucu dan menarik untuk disimak.

Lainnya, ada yang menulis fabel, ada yang menulis lanjutan kisah bawang putih, dan yang mengesankan, ada yang menulis cerita tentang cinta seorang pejuang muslim pada jaman penjajahan Belanda. Mungkin suatu hari anak yang menulis cerita ini, bisa menjadi penulis skenario drama kolosal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun