Kepala desa lalu terdiam sejenak.
“Kebutuhan desa banyak, Mbak. Banyak bidang yang harus diperhatikan selain perpustakaan. Lagipula, 25 juta itu untuk buku dan kebutuhan kecil-kecil. Kalau pengadaan dengan dana yang besar, nanti desa akan memberikan dana lagi.” kata Pak Kapala desa.
Kepala desa lalu mencontohkan pengadaan TV yang nantinya akan dipakai untuk menonton film yang direncanakan oleh pengelola perpustakaan. Pengadaan TV itu tidak menggunakan dana yang 25 juta dijanjikan tadi, melainkan dianggarkan lagi oleh desa.
Ke depan, rencananya Pak Kepala Desa akan melibatkan karang taruna dan ibu-ibu PKK untuk ikut kegiatan di perpustakaan. Ya, ibu-ibu PKK. Seperti status facebooknya Mojok dot Co pagi ini, ‘mungkin mamah masa kini memang harus lebih banyak membaca buku daripada nonton Uttaran’. Senang rasanya mendengar rencana pengelola perpustakaan dan kepala desa untuk melibatkan semua lapisan masyarakat dari semua usia untuk berkegiatan di perpustakaan.
Bila Kepala Desanya berupaya menyalakan lilin ilmu dengan semangat yang tinggi dengan membangun perpustakaan desa, suatu saat desa Giriasih akan menyala karena masyarakatnya yang berdaya. Dan semoga penghidupan perpustakaan desa ini bisa diikuti oleh desa-desa yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H