"Jawil" Tugas Mata Kuliah Penulisan Artikel
Kata "Jawil" ya, itulah sebutan di Jawa, maksudnya menyentuh secara cepat, bisa juga dengan kata colek atau mencolek. Jawil biasanya dilakukan kebanyakan laki-laki. Jawil bisa digunakan untuk menyapa secara kontak fisik.
Namun mirisnya jawil ini dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan. Perempuan yang tidak ada dasar hubungan apapun. Dan biasanya terjadi di sebuah toko-toko bahkan teman sendiri. Rasanya kurang sopan jika ada laki-laki yang seperti itu, seakan-akan perempuan itu bebas untuk disentuh sesuka hati.
Peristiwa seperti ini sebetulnya memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari karena cara berpakaian kurang bahan, terlalu akrab, terlalu percaya pada laki-laki yang belum halal, bersolek berlebihan, berlenggak-lenggok ketika berjalan di sekitar laki-laki.
"Ehhh, jangan kurang ajar, gila lu yah", kataku pedas pada salah satu temanku yang menyentuh teman perempuan sebut saja Eka.
"Nih kurang ajar banget si jadi cowo, jangan nyentuhlah, jijik woi, jijik", ujar Eka setelah ia mengetahui ia baru saja disentuh.
Melihat peristiwa tersebut pasti mengganggu pandangan mata, apalagi bagi perempuan yang tidak pernah disentuh. Ingin menjauh tapi sebagai teman seharusnya mengingatkan dan tidak meninggalkan teman di kala masuk jurang.
Mungkin bagi sebagian perempuan hal ini malah membuat senang merasa disukai lawan jenis dan sudah biasa tapi jangan dibiasakan terbiasa disentuh. Lebih baik memakai baju atau gaun yang longgar dan menutupi seluruh bagian tubuh kecuali  wajah dan telapak tangan. Memang benar kita tidak boleh menilai seseorang dari ara berpakaiannya, tapi alangkah baiknya jika memakai baju yang sopan, tidak ada salahnya juga.
 Ingat harga diri perempuan itu terletak pada malunya. Bangun rasa malu, rasa malu jika disentuh sesuka hati, perempuan bukan barang yang mudah untuk dilihat keapikannya apalagi dibuka segelnya. Perempuan itu beharga.
Baca juga https://zonaintelektual.com/2021/06/muslimah-cerdas-di-era-digitalisasi/