Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kepada Malam

18 Maret 2020   21:56 Diperbarui: 18 Maret 2020   22:06 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin bertukar cahaya denganmu
Kala bulan sedang sabit
Tapi hujan terlanjur jatuh
Sapu tanganku tak cukup untuk berteduh

Ajari aku bahasamu
Saat angin lebih badai
Segala penjuru menggambar kiamat
Hanya aku yang sekarat

Kepada apa pohon-pohon
sembunyikan rahasia
Hujan atau angin; mencari muka

Sedang tanah menyembul bau amis
Katanya, sisa darah kemarin
Masih segar dimangsa corona pembasmi
Dunia hilang tenaga
Keyakinan menjadi tanda tanya

Bukan untuk siapa-siapa
Sebab malam membungkus luka
Kita masih bersandiwara
Berpura-pura dan berpraduga

Madura, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun