Mohon tunggu...
meisya putri azzahrah
meisya putri azzahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN KHAS JEMBER/PRODI AKUNTANSI SYARIAH

Nama : Meisya putri azzahra Hobi : Bermain Voli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Alternatif dalam Mazhab Pemikiran yang Kritis

10 Oktober 2024   18:21 Diperbarui: 11 Oktober 2024   09:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mazhab ini telah mencoba menganalisis secara kritis semua aliran ekonomi, hingga mulai dari sosialisme, kapitalisme serta ekonomi islam sendiri. Mereka sangat yakin bahwa islam pasti benar, tetapi ekonomi islam belum tentu benar karena ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas al-quran dan sunnah.

 Ada pun salah satu ciri khas dari mazhab ini adalah dengan nadanya yang kritis.

   Pemikiran madzhab ini dipelopori oleh Timur Kuran (Unifersity of Shoutherm California), Jomo ( Yale, Cambridge, Harvard, Malaya ) Muhammad Arif dll

dari ketiga pelopor tersebut sangat jelas yang menjadi permasalahan hidup manusia adalah permasalahan ekonomi antar berbagai tujuan hidup,ketidak samarata sumber daya manusia.

sehingga ekonomi Islam dapat dikonsepkan dengan mengelola sumber daya agar mencapai apa yang telah ingin dicapai.

   Timur Kuran berperan sangat penting dalam mendirikan mazhab ini. Beliau mendorong umat Islam untuk mengkritik ekonomi Islam dan kapitalisme dan sosialisme. Mazhab alternatif kritis ini membantah klaim Baqir as-Sadr bahwa tindakan mereka tidak perlu atau tidak bermanfaat. Sebagaimana hal ini mereka membangun hipotesis baru sebelum menyangkal hipotesis lama untuk menemukan sesuatu yang baru yang sering ditemukan oleh orang lain. 

   Demikian pula, mereka berpendapat bahwa pemikiran neoklasik yang telah diperbaiki dengan memasukkan zakat, menghilangkan riba, dan mengubah tujuannya. Terlepas dari kenyataan bahwa ekonomi Islam adalah hasil interpretasi manusia atas ajaran Al-Qur'an dan hadits.

   Maka dapat disimpulkan bahwa kebenaran itu tidak bersifat mutlak. Semua proposisi kebenaran yang diajukan oleh ekonomi Islam juga harus diuji kebenarannya sebagaimana proposisi konvensional. Maka semua hasil dari uji kebenaran ini merupakan sebuah tradisi ilmiah yang konvensional. Maka semua hasil dari uji kebenaran ini merupakan sebuah tradisi ilmiah yang akan menguji sejauh mana tingkat dari sebuah konsep ekonomi Islam. tentunya sebagai sebuah kritis maka nada kritis harus ditakar dan disusun dengan seksama dan proporsional. 

   Timur Kuran berpendapat pendekatan ekonomi Islam terhadap keadilan. Satu-satunya nilai Satu-satunya nilai yang disajikan Timur Kuran adalah konsep keadilan dan kejujuran. Prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran melarang penerimaan pendapatan yang tunduk pada larangan Syariah, serta ketidakadilan dalam distribusi barang, warisan, dan sumbangan amal (sedekah).

  Latar belakang Timur kuran 

   Timur Kuran lahir pada tahun 1954 di New York, Timur Kuran menghabiskan masa kecilnya di Ankara.Sedangkan Ayahnya mengajar di Universitas Teknik di Timur Tengah.Mereka tinggal tidak jauh dari Kampus Universitas Bogasici dikarenakan waktu ia masih remaja keluarganya pindah ke Instanbul.Timur Kuran memperoleh Pendidikan menengah di Turki,Ia melanjutkan Di Universitas Robert di Instanbul pada tahun 1973, Hingga ia wisuda dengan prestasi sebagai mahasiswa terbaik diangkatannya waktu itu.Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Sranford Univercity untuk memperoleh gelar doktor dibilang ekonomi.Beberap esainya tentang topik ini termasuk dalam islam dan mammon: The Predicaments Ekonomi Islamisme (Priceton University Press) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki dan Arab. Dia mengajar di University of Southern California antara tahun 1982 dan 2007,Dimana saat itu Ia memegang Raja Faisal guru dalam pemikiran Islam dan budaya dari 1993 hingga seterusnya.dan saat ini ia adalah anggota komite eksekutif asosiasi ekonomi internasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun