Mohon tunggu...
MEISY ELISABETH WOKAS
MEISY ELISABETH WOKAS Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana - 41421120046

Meisy Elisabeth Wokas 41421120046 Teknik Elektro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Waktu "Weton" Untuk Pengendalian diri, dan Penentuan Hari Baik - Meisy Elisabeth Wokas (41421120046) - Prof Apollo

19 Oktober 2024   23:17 Diperbarui: 19 Oktober 2024   23:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul 6 - Manjemen Waktu Diri

Waktu merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Bagi masyarakat modern, waktu dipandang sebagai sumber daya yang harus dikelola secara efisien untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aktivitas. Namun, dalam budaya Jawa, waktu memiliki dimensi yang lebih kompleks dan terikat dengan tradisi serta kepercayaan leluhur. Salah satu konsep yang mencerminkan pandangan masyarakat Jawa terhadap waktu adalah weton. Weton digunakan tidak hanya untuk menghitung hari kelahiran seseorang, tetapi juga untuk menentukan hari baik dan melakukan pengendalian diri dalam berbagai aspek kehidupan.

Sebagai mahasiswa yang kritis dan inovatif, penting untuk memahami bahwa konsep weton, meskipun tampak kuno, memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks manajemen waktu dan kehidupan modern. Tulisan ini akan mengkaji apa itu weton, mengapa weton penting dalam budaya Jawa, serta bagaimana weton dapat digunakan untuk mengatur waktu secara efektif dan mengendalikan diri. Selain itu, kita akan melihat penerapan weton dalam penentuan hari baik, baik untuk aktivitas sehari-hari maupun keputusan besar dalam hidup.

Apa Itu Weton?

Modul 6 - Manjemen Waktu Diri
Modul 6 - Manjemen Waktu Diri
Weton berasal dari perhitungan kalender Jawa yang mengombinasikan siklus hari dalam kalender Masehi dengan siklus lima hari dalam kalender pasaran Jawa. Pasaran ini terdiri dari Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Setiap individu yang lahir di hari tertentu akan memiliki weton yang berfungsi sebagai penanda karakter dan nasib mereka berdasarkan kepercayaan masyarakat. Weton tidak hanya penting untuk mengetahui kepribadian seseorang, tetapi juga berperan dalam menilai kecocokan antarindividu, memilih hari baik untuk berbagai acara penting, dan mengontrol diri dalam menghadapi tantangan hidup.

Mengapa Weton Penting?

Modul 6 - Manjemen Waktu Diri
Modul 6 - Manjemen Waktu Diri
Masyarakat Jawa memegang erat tradisi weton karena dianggap sebagai panduan untuk mencapai keharmonisan dalam hidup. Weton berfungsi sebagai "kompas waktu" yang tidak hanya memberikan pemahaman tentang kepribadian dan potensi seseorang, tetapi juga membantu mereka dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu. Dalam tradisi Jawa, keputusan besar seperti pernikahan, pindah rumah, hingga memulai usaha baru, sering kali ditentukan berdasarkan hari baik yang dihitung melalui weton.

Di balik kepercayaan terhadap weton ini, terdapat filsafat mendalam mengenai harmoni dan keseimbangan. Weton membantu masyarakat Jawa menjaga keseimbangan antara alam semesta dan aktivitas manusia. Dengan memahami weton, seseorang diyakini dapat merencanakan hidupnya dengan lebih baik, menghindari konflik, dan mencapai kebahagiaan serta kesuksesan yang diidamkan. Bagi mereka yang hidup dalam sistem sosial yang sangat terstruktur seperti masyarakat Jawa, konsep weton menyediakan ruang untuk pengendalian diri melalui kesadaran akan waktu dan momentum. 

Bagaimana Weton Diterapkan dalam Pengendalian Diri dan Manajemen Waktu?

Modul 6 - Manjemen Waktu Diri
Modul 6 - Manjemen Waktu Diri

Pengendalian diri adalah salah satu kunci sukses dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial. Dalam budaya Jawa, weton dipercaya memberikan panduan yang jelas mengenai karakter dan kelemahan seseorang. Dengan mengetahui wetonnya, seseorang dapat lebih mudah mengenali kelemahan-kelemahan dalam dirinya dan bekerja untuk mengendalikannya. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki weton tertentu mungkin cenderung bersifat emosional atau impulsif. Mengetahui hal ini memungkinkan individu tersebut untuk lebih waspada dan berusaha mengendalikan emosinya dalam situasi tertentu.

Dalam hal manajemen waktu, weton juga memberikan panduan praktis. Dengan memahami weton, seseorang dapat merencanakan aktivitas pentingnya berdasarkan hari-hari yang dianggap baik menurut perhitungan tradisional. Misalnya, hari tertentu mungkin dianggap lebih baik untuk memulai proyek baru atau menghadiri pertemuan penting. Hal ini tentu dapat membantu seseorang memaksimalkan peluang suksesnya dan menghindari halangan yang tidak perlu.

Lebih jauh lagi, weton juga mengajarkan nilai pentingnya keteraturan. Sebagaimana kita memahami waktu sebagai linear dalam konteks modern, dalam budaya Jawa, waktu bersifat siklis atau berulang, yang dikenal dengan istilah cakra manggilingan. Setiap peristiwa atau tindakan akan berulang pada waktu tertentu. Oleh karena itu, seseorang yang mampu mengenali siklus waktunya melalui weton dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai siklus kehidupan. Ini membuat manajemen waktu menjadi lebih terarah dan berdasarkan kesadaran atas siklus yang telah dipelajari secara turun-temurun.

  • Penerapan Weton dalam Penentuan Hari Baik 

Salah satu aspek yang paling menonjol dari penggunaan weton adalah dalam penentuan hari baik untuk berbagai peristiwa penting. Masyarakat Jawa sangat menghargai harmoni dan keseimbangan, dan weton adalah salah satu alat yang digunakan untuk memastikan harmoni tersebut terjaga dalam setiap langkah hidup. Dalam konteks pernikahan, misalnya, weton dari kedua calon mempelai akan dihitung untuk menentukan hari yang paling baik untuk melangsungkan upacara pernikahan. Hari yang dipilih bukan hanya untuk memastikan acara berjalan lancar, tetapi juga untuk memberikan berkah bagi kehidupan rumah tangga mereka di masa depan.

Selain pernikahan, weton juga digunakan dalam berbagai kegiatan lain seperti memulai usaha, membangun rumah, hingga memutuskan kapan waktu yang tepat untuk bepergian. Kepercayaan bahwa hari baik dapat mendatangkan keberuntungan atau mencegah kesialan sangat kuat dalam tradisi ini. Hal ini tentu berbeda dengan pandangan modern yang lebih mengedepankan efisiensi dan rasionalitas, namun justru di sini letak kekayaan budaya Jawa: menggabungkan spiritualitas dengan kehidupan sehari-hari.

 

  • Penerapan Weton dalam Kehidupan Modern

Bagi masyarakat modern, terutama generasi muda, weton mungkin terdengar kuno dan tidak relevan lagi. Namun, sebagai mahasiswa yang berpikiran kritis dan kreatif, kita dapat mengambil pelajaran dari tradisi ini untuk meningkatkan kualitas manajemen waktu dan pengendalian diri kita. Dalam kehidupan akademis, misalnya, weton bisa diinterpretasikan sebagai bentuk lain dari manajemen diri, di mana kita belajar untuk mengenali potensi dan kelemahan diri sendiri serta memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan penting.

Selain itu, weton juga mengajarkan pentingnya kesadaran terhadap siklus kehidupan dan waktu. Seseorang yang memahami konsep waktu sebagai siklus tidak akan terburu-buru atau merasa putus asa ketika menghadapi kegagalan, karena mereka tahu bahwa setiap kegagalan adalah bagian dari siklus yang akan berulang dan dapat diperbaiki di masa depan. Ini adalah pelajaran penting yang bisa kita terapkan dalam kehidupan modern, terutama dalam menghadapi tekanan akademik dan profesional.


Kesimpulan

Weton, sebagai bagian integral dari budaya Jawa, memiliki peran penting dalam manajemen waktu, pengendalian diri, dan penentuan hari baik. Meskipun berasal dari tradisi kuno, konsep ini menawarkan pandangan yang mendalam tentang hubungan antara manusia, waktu, dan alam semesta. Bagi masyarakat Jawa, weton adalah panduan hidup yang membantu mereka mencapai harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks kehidupan modern, weton mengajarkan pentingnya kesadaran diri, pengendalian diri, dan pemahaman tentang siklus waktu.

Sebagai mahasiswa, kita dapat mengambil pelajaran berharga dari tradisi ini. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh weton, kita dapat meningkatkan manajemen waktu kita, mengembangkan kesadaran diri yang lebih dalam, dan membuat keputusan yang lebih baik dalam hidup kita. Dalam dunia yang semakin cepat dan kompleks, kesadaran akan siklus waktu dan pentingnya hari baik dapat memberikan kita pijakan yang lebih kokoh dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Daftar Pustaka:

  • Susilo, Joko. Weton dan Budaya Jawa: Sebuah Pendekatan Filosofis. Yogyakarta: LKiS, 2015.
  • Rahardjo, M. "Perhitungan Weton dalam Masyarakat Jawa dan Fungsinya dalam Kehidupan Sehari-hari." Jurnal Kebudayaan Nusantara, vol. 7, no. 2, 2020, pp. 45-56.
  • Kartika, Dewi. Manajemen Waktu dalam Perspektif Budaya Jawa. Surabaya: Airlangga University Press, 2019.
  • Pranoto, Bambang. Filosofi Waktu dalam Tradisi Jawa: Kajian Kritis tentang Weton dan Harmoni Sosial. Jakarta: Kompas Gramedia, 2017.
  • Astuti, Sri. "Weton dan Penentuan Hari Baik: Perspektif Tradisi dan Modernitas." Jurnal Filsafat dan Budaya, vol. 4, no. 1, 2018, pp. 12-22.
  • Wardhana, R. "Pengaruh Filosofi Weton dalam Kehidupan Masyarakat Jawa." Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, vol. 6, no. 3, 2021, pp. 67-75.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun