Masrurotul Abadiah, biasa dipanggil dengan Masruroh. Beliau adalah guru bahasa arab di MA. RIYADLUS SHOLIHIN AL ISLAMY gunungpati, semarang. Lahir di wonosobo pada tahun 01-agustus-1998 dan tinggal di gunungpati semarang, tepatnya di belakang gedung putri yayasan Riyadlus Sholihin Al Islamy.
Di sanding mengajar di MA RIYADLUS SHOLIHIN AL ISLAMY, saat ini masruroh sedang menempuh pendidikan Jenjang S1 di IAIN Kudus Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Awal Mula Permintaan
mengajar bukanlah suatu pilihan yang ia inginkan, karena pada saat itu masruroh sudah mendaftarkan diri di salah satu perguruan tinggi yang terletak di kudus. Lantas terpilihnya ia untuk mengabdikan (mengajar) di MA Riyadlus Sholihin Al Islamy karna utusan istri sang pendiri pesantren. saat itu, ia sedang berbincang dengan istri dari sang pendiri pesantren yang tidak disebutkan namnya (biasa di sebut Umi) untuk mengajar di yayasan tersebut.
Tepat pada saat ia kelas 12 Ma, di mana mendekati masa kelulusannya ia di minta oleh umik (sang istri dari pendiri pesantren) untuk mengajar bahasa arab di Ma. Riyadlus Sholihin Al Islamy untuk menggantikan asatidz yang mengajar di tingkat tersebut di minta untu focus mengajar di yayasan (pondek pesantren Riyadlus Sholihin Al Islamy) oleh sang kiayi.
Sejak 8 tahun berdirinya yayasan tersebut pembelajaran yang di lakukan masih mengikuti sistim kepondokan salafiyah, akan tetapi saat ini lebih tepatnya ketia ia mulai mengajar Ma.Riyadlus Sholihin Al Islamy menggunakan sistim yang diberlakukan oleh pemerintah. Siswa-pun mulai giat dan lebih serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan, karena mulai didukung oleh sarpas yang mulai tercukupi dan dikir demi sedikit sarana dan prasarana yang ada mulai terpenuhi demi mendukung keberlangsungan-nya kegiatan belajar mengajar.
Membuat Suatu keputusanÂ
Dahulu masruroh adalah salah satu alumni Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Al-Islamy 8 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2017 masih menggunakan sistim pembelajaran  secara traditional.
Awalnya ia merasa ilmu yang ia punya tidaklah banyak. Akan tetapi, meninmbang bahwa mungkin dengan ilmu yang ia punya dan sedang ia tekuni dapat bermananfaat untuk adik-adik kelasnya di MA. Riyadlus Sholihin Al-Islamy tempat ia menimba ilmu kala itu. Juga berharap dengan mengabdi kepada pondok tercinta dapat mendapat dan memberikan ke berkahan terhadap ilmu yang ia punya serta sebagai baktinya kepada pondok dan mencari ridho sang guru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI