Juara Pertama dan Juara Kedua dari Kompetisi Debat Tingkat Nasional DMRLF 2016 (dok.pri)
Dr. Mochtar Riady Legal Fair (DMRLF) meruapakan acara dua tahunan yang diadakan fakultas hukum Universitas Pelita Harapan sebagai apresiasi untuk Dr. (HC) Mochtar Riady yang menjadi penggagas berdirinya fakultas hukum UPH. DMRLF 2016 ini diadakan pada 28-30 April 2016 di kampus UPH Karawaci. DMRLF 2016 kali ini juga menjadi pengantar  bagi genapnya fakultas hukum UPH yang menginjak ke-20 tahun pada September 2016 nanti.
Untuk tahun ini, sebanyak 19 delegasi dari 17 universitas mengikuti kompetisi debat hukum tingkat nasional yang di DMRLF 2016 ini, sebagai bagian dari rangkaian acara DMRLF 2016.DMRLF 2016 ini mengangkat tema  yang  berkaitan dengan isu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah dilalui Indonesia selama empat bulan terakhir, yaitu ‘Embracing ASEAN Economic Community’.
Kompetisi debat hukum tingkat nasional ini bertujuan untuk menggali potensi terbaik dari mahasiswa hukum se-Indonesia dalam berargumentasi. Kompetisi ini memperebutkan piala bergilir Dr. Mochtar Riady, yang pada DMRLF 2014 diraih oleh Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Dari tahun ke tahun peminat kompetisi semakin meningkat. Dibandingkan DMRLF 2014, yang diikuti 14 delegasi dari 12 universitas, maka peningkatan peserta tahun ini cukup siginifikan, baik dari jumlah delegasi maupun universitas yang berpartisipasi. Ke-17 universitas yang berpartisipasi kali ini tidak hanya berasal dari pulau Jawa, tapi juga datang dari luar pulau Jawa seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara dan UPH Medan. Sementara delegasi lainnya datang dari universitas Jayabaya, Universitas Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Surabaya, Universitas Indonesia, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pancasila, Universitas Airlangga, Unika Atma Jaya, Universitas Binus, dan Sekolah Tinggi Hukum Bandung.
Terkait tema DMRLF 2016, panitia memberikan 10 pilihan mosi untuk diperdebatkan dalam kompetisi. Kesepuluh mosi ini antara lain:
1. Keikutsertaan Indonesia Dalam Trans-Pacific Partnership,
2. Arbitrase Sebagai Jalur Utama Penyelesaian Sengketa MEA,
3. Kekebalan Direktur Utama BUMN dalam Penerapan Business Judgment Rule,
4. Legalisasi Pendiriran Badan Usaha Oleh Partai Politik,
5. Mekanisme Ball-in Sebagai Pengganti Ball-out dalam Penanganan Krisis Perbannkan,
6. Pembukaan Sektor Pariwisata untuk Penanaman Modal Asing,
7. Pemisahan Unit Usaha Syariah dari Bank Umum Konvensional,
8. Penerapan Jurisdiksi Ekstrateritorial oleh KPPU,
9. Pemberian Sanksi Atas Pelanggaran Kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) oleh KPK,
10. Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing Sebagai Pendapatan Asli Daerah.
Selain mengikuti kompetisi debat, para peserta juga mendapatkan wawasan lainnya melalui talkshow yang bertemakan
Sebelum menjalani kompetisi debat, di hari pertama para peserta mengikuti talkshow untuk menambah wawasan terkait tema acara. Talkshowyang bertemakan ‘Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN Terhadap Investasi di Indonesia’ disampaikan oleh Daniel Agustino, Senior Investigator dari Komisi Pengawasan Persaingan Usaha, dan Natalia Kentjana, Direktur Pengembangan Promosi Badan Koordinator Penanaman Modal.
Pada hari kedua, peserta mulai mengikuti tahapan kompetisi debat hingga hingga pada hari terakhir. Untuk mendukung kompetisi ini, panitia menghadirkan juri-juri berkompeten yang berlatar belakang praktisi, dosen, juga professional hukum, diantaranya Maju Simampra Ketua – Dewan Pimpinan Cabang Tangerang Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), Agus Hariadi – Staff Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Cindy Febriani – Associate Director Lippo Group, Udin Silalahi – Dosen Fakultas Hukum UPH, dan Novita Bachtiar – Deputi direktur Hubungan dan Kerjasama Internasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta praktisi dari firma hukum ternama lain.Â
Melalui proses kompetisi ini, Fakultas Hukum UIN Syarif Hidayahtullah menjadi juara pertama, dan berhak mendapatkan piala bergilir Dr. Mochtar Riady yang akan disimpan selama dua tahun ke depan. Juara kedua diperoleh Fakultas Hukum Universitas Pancasila, dan juara ketiga diperoleh Fakultas Hukum Universitas Surabaya.
Selain kompetisi debat, dalam DMRLF 2016 ini diadakan juga Legal Expo yang menghadirkan enam institusi hukum seperti Elza Syarief Lawfirm, AKSET Lawfirm, Pertamina, Lembaga Bantuan Hukum Mawar Sharon, Lembaga Bantuan Hukum Universitas Pelita Harapan, dan Hukumonline.com. Dengan Expo ini baik mahasiswa UPH, maupun mahasiswa dari universitas lain yang berpartisipasi dapat mendatangi setiap stan untuk menggali informasi. (mt)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H