Mohon tunggu...
Meirinda Lukluk Innisa
Meirinda Lukluk Innisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

haiii everyone, nama saya Meirinda Lukluk Innisa' biasa di panggil memei. saya lahir pada tanggal 28 Mei 2005 di kota Surabaya, hobi saya yaitu bermain bola voli. saya adalah mahasiswa dengan NIM 2440023017 dari Fakultas Kesehatan Prodi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gunung Penanggungan Jawa Timur

18 Oktober 2023   09:49 Diperbarui: 18 Oktober 2023   10:03 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kisah ini bermula pada tahun 2016 di acara tahunan di SMPN 2 KRIAN SIDOARJO yaitu mendaki gunung penanggungan yang di ikuti oleh 4 organisasi OSIS, pramuka, PMR, Paskibraka. Berawal dari saya yang bernama Muhammad Suryadi yang berusaha buat meminta izin kepada orang tua untuk pergi camping di daerah Trawas akan tetapi tidak bilang kalau camping itu harus mendaki gunung terlebih dahulu. Saya bersama 4 sahabat saya yaitu Rino, Galang, Danang, dan Erjal bisa dibilang baru pertama kali mendaki gunung waktu itu dan tidak tahu sama sekali tentang larangan-larangan yang terdapat pada gunung yang kita daki waktu itu. Kita bersama organisasi lainnya berangkat sekitar pukul 12.00 siang dari SMPN 2 KRIAN, perjalanan dari Krian ke Trawas memakan waktu 1 setengah jam dikarenakan kendaraan yang kita pakai adalah kendaraan dinas TNI dengan kondisi jalan yang meliuk-liuk dan naik turun, sesampainya di sana kita bersama organisasi lainnya beristirahat sejenak dan menyiapkan lagi perlengkapan-perlengkapan yang bakal kita buat 2 hari di atas gunung nanti, setelah istirahat kita mengurus simaksi (pembayaran serta pendataan anggota yang mau mendaki gunung) terlebih dahulu sebelum kita memulai pendakian, setelah simaksi selesai kita bersama organisasi yang lain dikumpulkan di suatu tempat tidak jauh dari pos simaksi tersebut buat mendengarkan arahan dari pihak Perhutani akan bahaya-bahaya dan kewaspadaan saat mendaki gunung tersebut. Jam menunjukkan pukul 16.00 sore dan kita bersama organisasi lainnya memulai pendakian dari pos 1 ke pos 2 dengan kondisi jalan yang landai di perjalanan dari pos 1 ke pos 2 bisa dibilang sangat aman dikarenakan kondisi jalan yang landai dan masih dengan keadaan sore hari sehingga jarak pandang mata masih terlihat sangat jelas dan sesampainya di pos 2 kita berserta organisasi lainnya memutuskan istirahat terlebih dahulu karena kebanyakan anggota kita adalah perempuan, sekitar pukul 17.00 sore kurang kita bersama organisasi lainnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pos 3 dengan kondisi jalan yang mulai menanjak yang otomatis tenaga terkuras lebih cepat dibandingkan waktu menuju pos 2 dan sesampainya di pos 3 kita beserta yang lain memutuskan untuk beristirahat lagi karena tenaga yang terkuras cukup banyak. Setelah istirahat yang cukup akhirnya kita beserta organisasi lain memutuskan untuk melanjutkan perjalanan akan tetapi hari sudah mulai gelap di mana kita beranjak dari pos 3 pukul 6 sore yang menandakan waktu magrib telah tiba, di sela-sela perjalanan kita memutuskan untuk berhenti sejenak untuk Shalat magrib terlebih dahulu dan setelah Shalat magrib kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, di sini kejadian-kejadian aneh di luar nalar mulai bermunculan!!!!

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dari tempat kita Shalat Saya, Rino, Erjal sudah merasakan hal-hal aneh yang bisa dibilang bikin bulu kuduk berdiri, di mana hal-hal yang belum pernah kita temui terjadi di sini. Sewaktu perjalanan menuju pos 4 di mana jam menunjukkan pukul 19.00 malam saya melihat sesosok bayangan putih yang terbang di atas rombongan saya di mana sesosok itu terbang dengan begitu cepat akan tetapi yang melihat hal itu Cuma kita bertiga, kejadian tersebut terulang ulang beberapa kali sehingga membuat kita bertiga merasa takut waktu itu dikarenakan hal tersebut baru pertama kali kita jumpai. Saat mendaki gunung terdapat larangan di mana kita diharuskan menjaga ucapan kita akan tetapi saya dengan kedua teman saya itu belum tahu akan hal tersebut sehingga di setiap perjalanan kita bercanda dan berkata kotor atau yang biasa disebut dengan “sompral” yang mungkin membuat penghuni  di situ merasa terusik dan marah akan kehadiran kita, dengan adanya kejadian itu membuat kita bertiga menjadi sering melamun tidak banyak bicara dan pikiran kita kosong sehingga makhluk seperti itu mudah untuk menggoda kita. Setelah itu sampailah kita di pos 4 yang di mana jam menunjukkan pukul 21.30 WIB, kita bersama organisasi lainnya memutuskan untuk beristirahat sebentar dan saya dengan kedua teman saya minta izin kepada pembina buat buang air kecil terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Waktu saya dan dua teman saya mau buang air kecil kita menemukan jalan yang di mana jalan tersebut tertutup oleh kayu yang lumayan besar, dan dengan bodohnya kita bertiga dengan santai tanpa pikir panjang menyelonong memasuki jalan tersebut yang jelas-jelas tertutup oleh kayu besar yang membuat kita bertiga tersesat di situ akan tetapi yang kita rasakan adalah hanya pikiran kosong yang membuat kita gampang buat goda oleh makhluk-makhluk tak kasat mata tersebut. Dan untungnya selak waktu sekitar 30 menit di mana kita bertiga tersesat pembina saya yang bernama pak tari memutuskan mencari kita yang sudah pergi buat air kecil terlalu lama di mana pak tari seorang pensiunan TNI mencari kita dengan cara melihat tapak kaki manusia di jalan yang tertutup oleh kayu besar tadi dan tidak butuh waktu lama saya dan dua teman saya ditemukan sama pak tari dengan keadaan duduk tanpa ekspresi di tanah.

Setelah kejadian yang cukup menyeramkan itu akhirnya kita dan organisasi lainnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berusaha melupakan kejadian-kejadian di luar nalar yang telah terjadi, tanpa waktu lama akhirnya kita sampai di pos 5 pada pukul 22.30 malam di mana sebentar lagi kita sampai di puncak pertama gunung penanggungan yaitu puncak bayangan, di pos 5 kita memutuskan untuk beristirahat sebentar selama 30 menit setelah itu kita melanjutkan ke puncak bayangan karena sebentar lagi kita sampai ke puncak tersebut. 

Setelah kita sampai di puncak bayangan kita dan organisasi lainnya mendirikan tenda masing-masing dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya, setelah mendirikan tenda masing-masing kita beristirahat dengan memasak makanan berat dengan sandingan kopi dikarenakan cuaca yang cukup dingin di mana suhu udara menunjukkan sekitar 5° Celsius. Setelah memasak dan bikin kopi kita dan organisasi lainnya memakan makanan tersebut secara bersama sama, dan di sinilah pertama kali saya suka mendaki gunung karena kebersamaan, pemandangan dari atas gunung dan ketenangan yang terasa sangat candu dan nyaman sekali. 

Setelah makan bersama selesai kita dan organisasi lainnya memutuskan untuk beristirahat tidur dikarenakan besok pagi kita harus summits di puncak kedua yaitu puncak Pawitra. Sekitar pukul 00.00 malam kita memutuskan untuk tidur akan tetapi saya dan ke-empat teman saya yaitu Rino, Erjal, Galang, dan Danang memutuskan untuk tidak tidur akan tetapi kita menikmati pemandangan yang disuguhkan di atas gunung tersebut. 

Tak lama pagi hari pun tiba, sekitar pukul 05.00 pagi kita dan organisasi lainnya bersiap siap untuk summits ke puncak Pawitra dan sekitar pukul 06.30 pagi kita memulai summits tersebut di mana saya Erjal, Rino dan Pak Tari berada di depan, di pertengahan jalan pak tari beserta rombongan memutuskan untuk istirahat sebentar sedangkan saya Rino dan Erjal memutuskan untuk tetap lanjut summits.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sebelum sampai di puncak Pawitra, fokus saya tertuju di sebelah kiri jalur pendakian di mana di sebelah kiri tersebut terdapat lubang yang lumayan besar, dengan rasa penasarannya saya memutuskan mengecek lubang tersebut yang di mana lubang tersebut adalah gua yang berisi sesajen, saya yang berusaha masuk berhasil dicegah oleh pak tari dan semisal saya tidak dicegah kemungkinan saya hilang di dalam gua tersebut. setelah kejadian itu sampailah kita di atas puncak Pawitra di mana organisasi lain memutuskan untuk melakukan swafoto dan saya memutuskan untuk balik ke puncak bayangan dikarenakan perut yang sakit. 

Sesampainya saya di puncak bayangan saya  buang air besar di dalam semak-semak belukar yang tidak akan diketahui orang-orang. Setelah saya buang air besar ternyata Pak Tari dan rombongan sudah ada di tenda masing-masing dan saya disuruh duduk oleh Pak Tari. 

Di situ Pak Tari cerita kenapa saya tadi di cegah untuk tidak masuk ke dalam gua tersebut karena gua tersebut adalah gua yang sangat dalam dan bisa tembus ke berbagai daerah bahkan berbagai gunung sekalipun. Setelah itu jam menunjukkan pukul 09.00 pagi kita dan organisasi lainnya memutuskan prepare untuk balik ke Krian di situ kita selain merapikan barang-barang kita, kita juga membersihkan area sekitar dan tidak lupa pula sampahnya dibawa ke bawah ke pos simaksi. 

Setelah prepare selesai kita memutuskan untuk turun kembali ke pos simaksi dan alhamdulillah selama turun kembali ke pos simaksi tidak ada kejadian atau hal-hal aneh di luar nalar seperti waktu kita menuju ke atas, dan sampai lah kita ke pos simaksi sekitar jam 15.00 sore, perjalanan turun sangat terasa cepat sekali dikarenakan kita semua yang sudah rindu dengan kasur di rumah masing-masing.

Terlepas dari kejadian-kejadian di atas saya dan teman-teman saya memutuskan untuk menjadikan pelajaran di mana kita harus mematuhi aturan-aturan dan larangan-larangan yang terdapat di atas gunung apalagi gunung tersebut bukan wilayah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun