Mohon tunggu...
Meirina Chandra
Meirina Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Meirin kecil bercita-cita menjadi pribadi yang berdampak positif dan mensejahterakan banyak orang

- Business Coach - 1st Indonesian Speaker at Income over Expenses, California - Founder of Payukarya _ Initiator of #IndonesiaSehat

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Makroprudensial, Membuka Kesempatan dalam Kesempitan

30 Juni 2020   12:07 Diperbarui: 30 Juni 2020   12:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                             

Ketika orang-orang hobi berinvestasi properti, pertumbuhan kredit meningkat, dibuat kebijakan untuk menetapkan besaran uang muka supaya mengantisipasi apabila ada krisis.  Indonesia belajar dari hal ini, kemudian diterapkan kebijakan Loan to Value (LTV) untuk menghindari bubbling harga properti.

Makroprudensial terdiri dari formulasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Apabila keadaan berjalan dengan normal maka kebijakan tersebut dilanjutkan. Risiko-risiko yang dianalisis adalah :

  •  Risiko likuiditas
  •  Risiko kredit
  •  Risiko pasar
  •  Risiko permodalan

Pandemi yang dihadapi saat ini berbeda dengan krisis keuangan tahun 2008 ataupun 1998, karena yang dihadapi saat ini adalah virus, namun Indonesia tidak sendirian, bersama dengan 180 negara lainnya menjaga sektor keuangan, kesehatan dan ekonomi. Nah, beda situasi tentu beda kebijakan. Bank Indonesia menempuh beberapa cara untuk menjaga kestabilan nilai rupiah yaitu :

  • relaksasi investor asing,lindungi nilai dan posisi devisa neto dengan menggunakan rekening rupiah dalam negeri sebagai basis transaksi investor asing.
  • investor global dapat menggunakan bank kustodi global dan domestik (di Indonesia adalah bank umum yang telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal)
  • bersama dengan Kemenkeu melakukan komunikasi langsung dengan investor global

dan untuk ke masyarakat lamgsung diedarkan uang baru dan memaksimalkan transaksi non tunai.

Dengan adanya kebijakan ini diharapkan IHSG dan nilai rupiah stabil sehingga meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Koordinasi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia dilakukan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Kementerian Keuangan.

@meirinachandra
@meirinachandra

KSSK secara berkala mengadakan pertemuan guna membahas kondisi stabilitas sistem keuangan. Berdasarkan hasil asesmen keempat
otoritas tersebut apabila ada potensi ancaman stabilitas sistem keuangan maka akan dilaporkan kepada Presiden. Presiden akan menentukan situasi tersebut krisis atau tidak. KSSK akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial, mikroprudensial, dan pasar keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan. 

Seperti rantai, selain pekerja dan pengusaha yang terdampak, bank juga mengalami dampak langsung. Para kreditur diberikan relaksasi, restrukturisasi kredit, serta insentif bunga, namun bank sendiri mengalami risiko kredit macet. Padahal kredit sebagai sumber pemasukan bagi bank. Akhirnya bank saat ini mengalami krisis likuidasi. Padahal bank merupakan faktor penting untuk pemulihan ekonomi nasional, perlu dana likuid untuk dapat menyalurkan kredit ke UMKM, pelaku usaha, sehingga roda ekonomi dapat berputar.  

Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memindahkan dana pemerintah sebesar 30T yang selama ini disimpan di Bank Indonesia ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu BRI, BTN, BNI dan Mandiri. Penggunaan dana ini sendiri diawasi supaya disalurkan untuk pemberian kredit ke UMKM bukan untuk membeli surat berharga negara atau membeli valuta asing. Evaluasi perpanjangan penempatan dana ini dilakukan per 3 bulan.

Bagaimana pelaku pasar menerapkan makroprudensial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun