Mohon tunggu...
Meira Rai Rizqita
Meira Rai Rizqita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Meira

Hai

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Memaknai Fotografi di Pameran Foto Pasar Antik Cikapundung

24 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:11 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah empat tahun, acara pameran tahunan Bandung Photography Month akhirnya kembali diselenggarakan di Pasar Antik Cikapundung, Kota Bandung mulai tanggal 16 Oktober 2021-16 November 2021. Pameran yang diadakan Bandung Photography Month ini selalu menggunakan media tempat yang unik dan menarik. Setelah menggunakan bus yang disimpan depan Gedung Sate sebagai media di pameran sebelumnya, tahun ini Bandung Photography Month mengadakan pamerannya di sebuah Pasar Antik Cikapundung yang bertepatan di Jalan Braga, Bandung.

Bandung Photography Month yang digagas oleh Wahyu Dhian ini mewadahi insan fotografi Bandung untuk menampilkan karyanya dalam sebuah keriaan fotografi yang dikemas dalam festival fotografi yang berlangsung selama satu bulan.

Pengunjung yang ingin mendatangi pameran perlu memasuki Pasar Antik dan menaiki tangga hingga ke lantai tiga. Pameran tahun ini memiliki dua sesi karya yang ditampilkan selama dua minggu, setelah dua minggu, karya yang dipamerkan berganti. Sesi karya pertama memiliki tiga tema utama yaitu:

Membekukan Waktu Menghayati Ruang

dokpri
dokpri

Manusia hidup, bergerak, berfikir dan menyatakan eksistensinya di dalam ruang. Melalui ruang, seluruh potensi kemanusiaan dan berbagai pengalaman kemanusiaan dibentuk. Di dalam ruang pula, manusia terhubung dengan sesama manusia, benda-benda, serta objek-objek lainnya. Sehingga ruang dan manusia tidak dapat dipisahkan, baik secara fisik, psikologis, ataupun dimensional. Bahkan setelah manusia mati pun bisa jadi akan selalu merasa di dalam ruang, meski pada tataran dimensional yang berbeda. (bandungphotographymonth.com)

Dalam “Membekukan Waktu Menghayati Ruang” ini foto disimpan dalam lemari, meja, piano, hingga laci yang terdapat di Pasar Antik Cikapundung, tanpa mengubah posisi barang tersebut. Foto yang ditampilkan berukuran kecil sekitar 2R hingga 3R. Hal ini bertujuan agar pengunjung merasakan tensi dalam ukuran foto. Pengunjung perlu mendekati foto agar foto terlihat jelas, seolah-olah jika kita melihat barang yang memiliki memori secara dekat, semakin dekat dengan benda tersebut, semakin jelas memori yang berputar di otak kita. Pengunjung melewati barang sebagai medium pameran itu seolah-olah seperti melewati aliran atau jalan lintasan yang di dalamnya persitiwa-peristiwa itu berlangsung tanpa jeda, istirahat atau berhenti.

dokpri
dokpri
Puluhan karya menyajikan beragam narasi fotografi tentang relasi manusia dengan ruang domestik: rumah, kamar, kontrakan, dapur, gudang, ruang tamu, halaman depan, dsb. Melalui medium fotografi, para partisipan pameran mencoba menghayati kembali bagaimana hubungan mereka dengan sesama manusia, benda-benda, dan objek-objek lain yang berlangsung di area ruang domestik. Berbagai pendekatan estetik juga dipilih untuk menyampaikan narasi masing-masing, hingga memunculkan beragam konteks dan ragam emosi visual. (bandungphotographymonth.com)

dokpri
dokpri
Pameran ini mendorong pengunjung untuk menghayati ruang domestik, memaknai ulang mengenai hubungan dengan orang-orang, benda, memori, termasuk hubungan antara narasi domestik dalam karya foto dengan medium pameran yang berlangsung di dalam pasar yang merupakan ruang publik/umum, tempat adanya interaksi sosial dan ekonomi.

Potret Diri: Resiliensi

 

dokpri
dokpri

Situasi Pandemi Covid 19 sangat mempengaruhi mental hampir seluruh manusia di dunia. Sikap individu dalam menghadapi kesulitan, memaksa untuk mengatasi dan beradaptasi dengannya. Sikap ini akan memberikan berbagai pengalaman baru kepada individu terkait dengan keterampilan hidup seperti komunikasi, sikap realistis dalam merencanakan hidup, serta kemampuan memilih jalan yang tepat bagi hidupnya (Rojas, 2015). Sikap ini adalah resiliensi. (bandungphotographymonth.com)

dokpri
dokpri
 “Potret Diri: Resiliensi” ini menggunakan fotografi sebagai Foto terapeutik. Salah satunya adalah dengan potret diri. Dalam pameran ini foto ditempel dalam sebuah cermin lalu dituliskan narasi mengenai foto di bawah cermin. Cermin ini digunakan karena cermin identik dengan “gambaran diri sendiri”, sehingga pengunjung yang melihatnya secara tidak langsung bisa melihat dirinya sendiri dan menyadari segala sesuatu yang diungkapkan dari dirinya.

Pameran Foto Instasunda

dokpri
dokpri

Instasunda pada awalnya adalah komunitas orang sunda yang menggunakan Instagram sebagai media bersosialisasi atau komunitas orang-orang sunda yang dipertemukan dalam Instagram.

Foto yang disajikan dalam “Pameran Foto Instasunda” ini memiliki konsep yang menarik, karena Instagram identik dengan ‘scroll timeline’ maka foto ini dibuat memanjang ke bawah sehingga cara melihatnya itu dari atas ke bawah seolah-olah pengunjung yang melihatnya sedang ‘scrolling’ Instagram.

Bandung Photography Month ini mewadahi fotografer muda untuk menampilkan karyanya dalam sebuah keriaan fotografi yang dikemas dalam festival fotografi yang berlangsung selama satu bulan. Dikurasi oleh Sandi Jaya Saputra, Damar Jati, Ali Mecca, Andang Iskandar, Ady Nugeraha, Baskara Puraga, Prysanti Myristica, dan Grace Anata.

Selain itu Bandung Photography Month ini memiliki program “Literasi Fotografi” yang diadakan setiap hari kamis yang bertempat di Pasar Cikapundung. Literasi Fotografi ini mengajak fotografi muda yang ingin belajar lebih dalam mengenai fotografi dan mengembangkan projek fotonya ke medium seperti photobook atau pameran.

dokpri
dokpri
Dalam dua minggu pertama(16 Oktober-29 Oktober 2021) Bandung Photography Month berhasil menyajikan foto-foto yang memiliki narasi dan arti yang bermakna. Di dua minggu selanjutnya(30 Oktober-16 Oktober 2021)  karya yang ditampilkan akan berganti dan memiliki keunikan lain. Seperti yang dikatakan Wahyu sebagai Direktur Program dan Kreatif, Foto yang dipamerkan memiliki layer, tidak hanya dua dimensi seperti kelihatannya. Layer yang dimiliki dalam sebuah foto itu memiliki narasi dan makna. 

Pameran ini gratis, pengunjung tidak perlu membayar untuk menghadirinya, hanya perlu mengapresiasi dan tidak merusak karya yang sedang di pamerkan. Pengunjung diwajibkan menggunakan masker dan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pameran fotografi tahunan dari Bandung Month Photography ini merupakan persembahan dari insan fotografi Bandung untuk fotografi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun