INDONESIA SELANGKAH MENUJU TYRANI (?)
Perjalanan negeri ini cukup panjang dan penuh pengorbanan. Keringat dan Darah sudah mengucur deras. Sampai sekarang masih terus menggeliat.
Niat luhur yang terpatri dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 juga belum semuanya terbangun. Mencerdaskan; memajukan kesejahteraan; berkeadilan sosial. Kalau mau “nyinyir” di bidang pendidikan belum bisa dikatakan ideal. Pemerataan kesempatan akses pendidikan terkesan hanya bergaung kencang saat rapat dan sidang. Program sertifikasi guru; pembangunan sarana pendidikan terkesan jalan di tempat, kalau tidak mau dikatakan “mandeg”. Masih banyak anak usia sekolah yang harus belajar di sekolah mirip kandang ternak. Untuk pergi ke sekolahpun harus menyabung nyawa; menyeberangi sungai keluar masuk semak belukar bahkan menyisir pinggiran hutan.
Di sektor lain, meski ada upaya pembenahan melalui beberapa kali amandemen UUD 1945, tetap saja belum bisa maksimal. Sektor pertambangan, berlindung di balik dalih teknologi; sumber daya manusia berkemampuan selalu jadi alasan.
Kedigdayaan bangsa ini mengusir penjajah manapun, lumpuh dan bisu melawan kekuasaan kelompok. Simak saja UUD 1945 pasal 33 ayat 4 yang sudah melalui 4 (empat) kali amandemen.
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional” (UUD 19945 pasal 33 ayat 4)
Dari kacamata sejarah, bangsa ini dulunya mengawali hidup juga melalui perdagangan. Jual-Beli dengan warga kampung sebelah sampai bangsa asing yang ingin mendapatkan hasil perkebunan; pertanian; kekayaan alam Indonesia dengan harga murah.
Negeri ini sampai sekarang masih dikuasai kelompok kaya; tuan tanah; orang tertentu yang dekat dengan elit dan penguasa sah.
Kalau kembali merujuk obrolan Socrates dan sahabat karibnya, yang dirangkum Plato dalam buku “Republic”, salahkah kalau ada yang mengatakan Indonesia semakin dekat dengan pemerintahan Tyrani (?).
Bagaikan penyakit, dalam dunia medis seorang dokter harus melakukan tahapan “amnanesis” (pemeriksaan melalui percakapan dokter dan pasien untuk mengetahui kondisi pasien). Nah, masih perlu kajian dan dialog panjang untuk bisa memastikan penguasa dan negeri ini sudah di ambang Tyrani.
Itulah Indonesia.