Mohon tunggu...
Politik

Konsepsi Negara ala Aristoteles dan Penerapannya di Indonesia

20 September 2016   14:00 Diperbarui: 20 September 2016   14:09 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Biasanya sosok yang ditunjuk adalah yang dianggap tua (dituakan); bijaksana; lebih tahu (pintar) dari rata-rata umumnya warga. Sosok ini bisa tidak tunggal (beberapa) yang mendapat kepercayaan mengelola kehidupan bersama. Muncullah istilah kaum Aristokrat. Dari bahasa Yunani : Aristos – sempurna/ lebih dan Kratos – Kekuatan.

Sayangnya dalam perjalanan waktu, terkadang ketegasan dalam mengelola kehidupan dibumbui kekerasan. Tidak jarang juga diwarnai pertumpahan darah. Semua yang dinggap berbeda atau terkesan melawan dan membahayakan kekuasaan akan dibabat. Segala bentuk pertanda mengarah atau diduga menuju ke upaya perlawanan, meski didasari rasa curiga, ditumpas. Muncullah penguasa tunggal paling dominan. Lahirlah Tirani.

Pemimpin Tiran memegang kekuasaan dengan satu tujuan, supaya kekuasaan (keinginan pribadi) langgeng.

Bentuk lain pemimpin menurut Aristoteles, Monarchi. Dari kata Monos – tunggal dan Archein – pemerintah.

Pemerintahan Monarki yang dipegang seorang Raja. Di akhir abad 18 terdapat ribuan negara yang dipimpin Raja. Di jaman modern ini beberapa masih bertahan. Baik di Eropa dan Asia.

Ratu Elizabeth 2 (yang menerima tahta kerajaan Inggris dari ayahnya) adalah pemimpin kerajaan yang terlama bertahta.

Tidak semua Raja bisa bertahta; berkuasa menjalankan perannya sebagai pemimpin secara adil dan bijaksana. Dalam sejarah perkembangan dunia, ada Raja Perancis Louis ke-16 dan Ratu Antoinette – permaisurinya yang harus menanggung konsekwensi amarah rakyatnya. Puncak gejolak ini ditandai dengan pemberontakan yang kemudian menghancurkan simbol kesewenang-wenangnya yaitu Penjara Bastille. (Revolusi Perancis – 1789).

Kepentingan banyak orang tidak bisa dijalankan demi kemaslahatan bersama, maka lahirlah pemikiran mempercayakan pemerintahan kepada sekelompok kecil (elit) orang. Karena berangkat dari kepentingan bersama, orang-orang yang menjalankan pemerintahan cenderung untuk kepentingan mereka atau kelompok mereka sendiri. Inilah yang lazim disebut pemerintahan Oligarki. Dalam bahasa Yunani : Oligon – sedikit dan Arkho – memerintah.

Dalam perkembangannya, harus diakui mengakomodir kepentingan banyak orang tidaklah mudah. Dibuatlah semacam kesepakatan diantara anggota kelompok atau masyarakatnya pengelola negara untuk kepentingan semua. Dalam bukunya Politics, Aristoteles menampilkan bentuk pemerintah Demokratis.

Demokratis dalam tata bahasa Yunani terdiri Demos – rakyat dan Kratos – kekuasaan.

Pemerintahan Demokratis menempatkan rakyat sebagai sentralnya. Rakyat berkuasa, bahkan kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun