Mohon tunggu...
Meimanputra Mendrofa
Meimanputra Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa institut seni Indonesia Yogyakarta

Penggemar informasi tentang prestasi dan kontroversi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kerbau Saleko: Peran Generasi Muda Dalam Menghidupkan Simbol Kepercayaan Suku Toraja Melalui Visual Tari

17 Januari 2025   15:32 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: a. segment satu(atas) b. segment dua(kiri) c. segment tiga(kanan). (Sumber: adith_thaariq)

           Kerbau Saleko merupakan jenis kerbau yang ada di Sulawesi Selatan khususnya bagi Suku Toraja yang menduduki sebagai jenis kerbau termahal dan unik. Nilai jual yang mahal dikarenakan jenis kerbau ini tergolong langka karena memiliki keunikan pada tubuhnya yakni belang putih dengan mata berwarna putih. Selain itu, kepercayaan masyarakat Suku Toraja terhadap kerbau ini sebagai simbol kerja keras, kemakmuran, dan makna spiritual bagi kehidupan. Dalam kebudayaan suku Toraja, kerbau ini dijadikan sebagai alat transaksi dalam perkawinan, pewarisan, dan pesta mati. Selain itu, kepercayaan masyarakat meyakini bahwa Tedong dipercayai bisa membawa arwah ke alam baka atau tempat peristirahatan nya, dalam buku berjudul Toraja dan Kebudayaannya oleh L. T. Tangdilintin. Salah satu bentuk pengembangan dalam kebudayaan yakni mengeksplorasi bentuk-bentuk dan keindahan yang ada pada kebudayaan tersebut. Untuk mewujudkan eksplorasi tersebut, adanya visualisasi dan rangsangan yang dilakukan. Bentuk visualisasi yang dilakukan untuk menghidupkan kepercayaan suku Toraja terhadap Kerbau Saleko ini dengan melalui gerak tari.  Visualisasi gerak tari dalam hal ini, untuk menunjukan sisi lain dari kerbau Saleko yang dianggap memiliki bentuk keagungan, kemewahan, dan juga kekuatan yang besar pada tubuhnya. 

         Saat ini, untuk melestarikan dan memelihara suatu warisan budaya maupun adat istiadat yang menjadi kepercayaan dalam lingkungan masyarakat berbudaya, tentu mengharapkan peran dari generasi ke generasi selanjutnya. Peran generasi muda dalam melestarikan kebudayaan yang telah ada, harus mewujudkan dan mengembangkannya agar kebudayaan itu tidak hilang seiring berkembangnya zaman. Hal ini akan memberikan dampak yang luas dan signifikan kepada para seluruh generasi muda, baik di daerah tersebut maupun di daerah lain untuk mengenal keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia. Aksi ini telah diambil oleh seorang mahasiswa seni asal suku Toraja yang memperkenalkan kemewahan dan keanggungan dari kerbau Saleko yang menjadi simbol kebudayaan dan kepercayaan masyarakat suku Toraja. Mahasiswa ini mengangkat filosofi dan makna kepercayaan masyarakat suku Toraja terhadap kerbau Saleko ini dalam bentuk visual seni tari. Jenis tari yang dibuatnya merupakan jenis tari kontemporer dengan bentuk penataan tari dibagi dalam 3 segment yang menjelaskan secara utuh keunikan dan makna besar dari kerbau Saleko.

Foto: a. Motif tari Pagellu(atas) b. motif gerak visual kerbau Saleko(bawah). (Sumber: adith_thaariq)
Foto: a. Motif tari Pagellu(atas) b. motif gerak visual kerbau Saleko(bawah). (Sumber: adith_thaariq)

            Pada segment yang pertama menjelaskan tentang unsur Kekuatan yang ada pada kerbau Saleko sebagai kerbau yang memiliki bentuk badan yang besar dan berotot. Dalam segment ini memberikan visual makna kerbau Saleko dalam upacara Rambo Solo` dengan gerak-gerak tari yang tegas yang menarik dan mencengankan penglihatan penonton. Segment yang kedua menjelaskan tentang keagungan adat istiadat Toraja, dengan kebudayaan adat istiadatnya dan keindahan alanya menjadi inspirasi dalam membuat motif gerak. Segment ini juga memunculkan sebagian visual gerak tari pagellu untuk menambah bentuk keindahan gerak, dan gerak-gerak tari yang memvisualkan atau menirukan perempuan-perempuan suku Toraja ketika menampi beras. Gerak menampi beras ini atau lebih dikenal dengan massiri sebagai ide motif gerak tari yang dikembangkan. Visual dari kerbau Saleko juga dihadirkan pada gerak tari ini dengan gerak memutar pergelangan tangan sebagai makna dari telinga tedong Saleko yang sering bergerak-gerak. Untuk pola lantai yang dibuat pada segment ini dominan membentuk garis horizontal dan vertikal yang bermakna dalam adat istiadat Toraja, bahwa segala sesuatu ada awal ada akhir. Untuk segment ketiga ini merupakan penjelasan tentang kepercayaan yang kuat masyarakat Toraja , bahwa adapun itu lingkungan sekeliling sebagai respon timbal balik yang disampaikan dengan ucapan syukur terhadap sesuatu yang dipercayai. Tentu saja, segment ini menghadirkan bentuk motif gerak yang tidak terlepas dari ketubuhan penari khususnya penata dan pembuat tarian ini. Ketubuhan yang dilakukan memberikan pesan dan makna sosok tedong Saleko sebagai icon masyarakat Toraja yang disampaikan melalui visual tari. 

Foto: a. segment satu(atas) b. segment dua(kiri) c. segment tiga(kanan). (Sumber: adith_thaariq)
Foto: a. segment satu(atas) b. segment dua(kiri) c. segment tiga(kanan). (Sumber: adith_thaariq)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun