Mohon tunggu...
Meiliza Atikah
Meiliza Atikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya mahasiswa semester 1 jurusan akuntansi syariah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sukses Ternak Ayam Berkat Metode Integrated Farming

10 Desember 2024   20:25 Diperbarui: 10 Desember 2024   20:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu kita ketahui, bahwa seiring dengan meningkatnya pertumbuhan manusia, permintaan kebutuhan pangan akan terus meningkat. Namun, kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat masih kurang.

Salah satu bahan pangan yang menjadi perhatian adalah daging ayam, khususnya ayam kampung, yang dikenal dengan daging yang berkualitas dan sehat. Namun tantangan dalam memenuhi permintaan ini tidak terjadi pada produksi saja, melainkan pada inovasi peternakan yang ramah lingkungan. Di tengah persaingan global dan terbatasnya sumber daya, konsep integrated farming ini hadir dan menjadi solusi yang inovatif.

Konsep Integrated Farming adalah usaha peternakan ayam yang bisa dijalankan dengan mandiri tanpa bergantung kepada pihak manapun.

Bayu Diningrat, seorang miliader yang bermodalkan 10 ekor betina dan 1 ekor pejantan ayam, berhasil mengembangkan usahanya dengan menggunakan konsep ini.

Mengapa beliau memilih ayam kampung? karena ayam kampung adalah salah satu hewan ternak yang mudah dan sehat untuk dikelola secara mandiri. Namun, Beliau memiliki kepahitan terhadap ternak ayam ini, karena ayam ini adalah ayam lokal, yang dimana tiap rumah atau tiap daerah memiliki ayam tersebut.

Tahun 2010, beliau pernah membuat satu tim dimana di dalamnya beranggotakan para profesor-profesor untuk membuat suatu penelitian ayam. Mereka membuat statement akhir bahwa ternak ayam itu tidak menguntungkan. Hal tersebut yang membuat beliau berhenti melanjutkan penelitian tentang ayam.

Tahun 2013, setelah pulang dari Papua, Tuhan memberikan inspirasi kepada beliau, yaitu dengan merubah konsep ternak ayam. Mulai dari siklus hidup, produktiviitas, kandang, serta pakan yang diberikan kepada ayam. Hal tersebut yang akan membuat populasi dan keuntungan akan terus meningkat.

Siklus hidup dan Produktivitas Ayam kampung

Siklus Hidup Ayam Kampung
Siklus Hidup Ayam Kampung
  1. Bertelur: Seekor ayam betina menghasilkan 10 butir per 2 bulan.
  2. Penetasan: Anak ayam membutuhkan waktu 2-3 bulan untuk tumbuh besar.
  3. Hasil panen: Dalam 1 tahun, seekor ayam bisa menghasilkan sekitar 40 telur. Dengan tingkat keberhasilan 50%, populasi ayam dapat berkembang mencapai 200 ayam.

Potensi keuntungan

Ayam kampung memiliki siklus hidup yang unik tetapi menjanjikan. Dibutuhkan sekitar 5-6 bulan hingga ayam kampung siap dipanen. Populasi ayam kampung berkembang pesat mencapai 10.000 ekor dalam waktu 3 tahun. Jika setiap ekor dijual seharga Rp50.000, maka total pendapatan bisa mencapai Rp250 juta. Angka ini menunjukkan betapa menguntungkannya usaha ayam kampung jika dikelola dengan baik.

Limbah yang bernilai emas

Selain memiliki kandang yang simpel, konsep Integrated Farming yang diterapkan oleh beliau memaksimalkan setiap sumber daya, termasuk limbah ayam. Konsep ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan ekosistem peternakan yang saling mendukung.

Jenis kandang yang digunakan untuk ternak ayam kampung dengan metode integrated farming yaitu harus sesuai dengan jenis integrasi, luas lahan, dan jumlah ayam yang direncanakan.

  1. Kandang Postal (berlantai tanah atau sekam) yang dimana limbah ayam bisa memiliki manfaat untuk dijadikan pupuk kompos.
  2. Kandang Panggung, memiliki lantai berlubang yang terhubung langsung dengan kolam ikan. Limbah ayam ini menjadi pakan alami bagi ikan.
  3. Kandang Koloni (kandang besar untuk kelompok ayam) biasanya digunakan jika ingin memelihara banyak ayam sekaligus.

Rahasia Pakan Fermentasi

Seiring meningkatnya permintaan pasar terhadap ayam, kualitas daging dan kesehatan ayam juga harus dijaga. Salah satunya dengan memberikan pakan fermentasi. Dengan fermentasi, daging yang diolah akan menjadi gurih dan enak tanpa campuran bumbu sedikitpun. Selain lebih hemat, menggunakan pakan fermentasi akan meningkatkan metabolisme dan antibodi pada ayam, sehingga membuat ayam lebih tahan penyakit.

Cara membuat pakan fermentasi

  1. Siapkan bahan: limbah organik, dedak padi, ampas tahu, dan gula.
  2. Campurkan semua bahan, lalu fermentasi selama 24 jam dalam kondisi tanpa udara (anaerobik).
  3. Pakan yang dihasilkan kaya enzim, probiotik, vitamin, dan nutrisi lain yang baik untuk ayam.

Cara memulai usaha ayam kampung

Usaha ayam kampung bisa dimulai dengan jumlah kecil, misalnya 10-20 ekor betina dan 1 ekor pejantan. Buatkan kandang yang bersih dan nyaman dan jaga kebersihan kandang, seperti memberikan vaksin dan segera pisahkan ayam yang sakit untuk mencegah penularan penyakit. Lalu gunakan pakan fermentasi dari bahan organik agar lebih hemat dan ayam tetap sehat.

Ayam kampung biasanya mulai bertelur pada usia 5-6 bulan, dan bisa dijual setelah 2-3 bulan tumbuh dewasa. Dengan memenuhi permintaan pasar, ayam sebagai produk sehat atau organik ini bisa berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan.

Kisah beliau sangat menginspirasi banyak orang, termasuk saya sendiri. Kisah tersebut mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, namun kita perlu ketekunan, inovasi, serta kesabaran dalam menghadapi kegagalan.

Bagi siapa pun yang ingin memulai, beliau menyarankan untuk memulai dari yang kecil, menjaga kebersihan kandang, menggunakan pakan sehat, dan selalu belajar dari pengalaman. Peternakan ayam kampung bukan sekadar bisnis, tetapi juga kontribusi nyata untuk menciptakan keberlanjutan dan ketahanan pangan di masa depan.

Siap memulai langkah Anda? Jadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk menapak jalan menuju kesuksesan di dunia peternakan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun