Mohon tunggu...
Meilisa Ardiana
Meilisa Ardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Introvert, receh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diagram Lancaster sebagai Solusi Menghadapi Kesulitan Pengorganisasisan Informasi

8 Juni 2022   08:48 Diperbarui: 8 Juni 2022   09:23 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Informasi dalam kehidupan masyarakat saat ini seperti sumber primer, karena masyarakat dapat beraktivitas dalam kehidupan dibekali dengan adanya informasi. 

Masyarakat semakin hari semakin berkembang, begitupun dengan informasi yang awalnya hanya dalam bentuk cetak, namun sekarang informasi dalam bentuk digital juga semakin melimpah. 

Setiap masyarakat tentu menghendaki proses yang efisien dalam kegiatan temu kembali informasi yang tersimpan dalam data digital. Masyarakat dengan berbagai kegiatannya yang membutuhkan informasi, dapat menggunakan diagram Lancaster sebagai sistem organisasi informasi.

Diagram lancaster mempunyai peran penting dalam pengolahan dan pengorganisasian informasi, sehingga masyarakat perlu memahami sistem diagram ini dalam pengelolaan informasi digital. 

Tidak sedikit masyarakat umum yang masih belum mampu mengorganisasikan informasi digital yang dikelolanya, sehingga mereka sering mengalami kesulitan dalam proses temu kembali. Diagram Lancaster hadir sebagai solusi untuk masyarakat yang masih kesulitan dalam mengelola informasi digital. Diagram tersebut dinamakan diagram Lancaster, karena digagaskan oleh pelaut Inggris, yang bernama James Lancaster. 

Dengan menerapkan sistem diagram Lancaster pada pengorganisasian informasi, maka proses temu kembali dapat mudah untuk dilakukan.

Tahap-tahap sistem diagram Lancaster diawali dengan population of document, yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen (informasi) yang kemudian dikelompokkan. Tahap kedua yaitu selection and aquisition, yaitu kegiatan menyeleksi dokumen-dokumen (informasi-informasi) berdasarkan kriteria tertentu, kemudian menyediakan alat bahan pustaka (sumber informasi) yang nantinya akan dibutuhkan. 

Tahap ketiga yaitu conceptual analysis, yaitu memilah dokumen (informasi) berdasarkan spesifikasinya melalui description. Pada tahap ketiga tersebut, terdapat dua kegiatan yaitu abstracting (abstraksi gambaran suatu isi informasi), dan indexing (menentukan kata kunci pada setiao informasi sesuai kebutuhan). 

Tahap keempat yaitu translation (penerjemahan) , dengan menerjemahkan informasi tersebut ke dalam bahasa yang mudah dipahami. Tahap kelima yaitu index of document, berupa katalog (databese) dari hasil penerjemahan informasi sebelumnya.Tahap keenam yaitu document of store, berupa tahapan penyimpanan dan penataan informasi. 

Kemudian populations of user, yaitu kumpulan para pengguna informasi yang akan membutuhhkan kataloging pada index of document. Selanjutnya yaitu request, berupa peluang bagi user (pengguna informasi) untuk meminta bantuan kepada pengelola informasi ketika mendapat kesulitan terhadap pengorganisasian informasi. 

Pihak pengelola dan pengguna harus menerapkan conceptual analyis yang sama agar bahan pustaka (sumber informasi) yang ditemukan tidak berbeda. 

Selanjutnya searching, yaitu kegiatan pencarian informasi, baik oleh pengelola maupun pengguna. Tahap yang terakhir yaitu translation (penerjemahan), dengan menerjemahkan informasi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan atau keperluan baik untuk pengelola maupun pengguna.

Setelah mempelajari cara kerja sistem diagram Lancaster, maka sistem kerja tersebut dapat dicoba oleh para pengelola informasi digital agar bisa merasakan manfaatnya terhadap pengelolaan informasi secara digital. Apabila sistem kerja tersebut diterapkan pada pengelolaan informasi yang tidak dalam bentuk digital, juga akan dapat memberikan manfaat pada proses temu kembali informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun