Mohon tunggu...
Mei LindaRani
Mei LindaRani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya merupakan mahasiswi dari universitas 17 agustus 1945 surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Memanfaatkan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak dengan Menggunakan Alat Pencacah Tebu di Desa Tawar Mojokerto

17 Juli 2024   01:17 Diperbarui: 17 Juli 2024   01:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya, 13 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dari Kelompok R9 tengah melaksanakan program pengabdian masyarakat yang inovatif di Desa Tawar, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Program ini mengusung tema besar pemanfaatan limbah panen tebu sebagai pakan ternak sapi dengan menggunakan alat pencacah.

Desa Tawar dikenal sebagai sentra pertanian dan peternakan, dengan potensi besar di sektor tersebut. Namun, desa ini juga menghadapi masalah serius dalam pengelolaan limbah tebu. Limbah tebu yang dihasilkan dari aktivitas pertanian sering kali dibakar atau dibiarkan membusuk begitu saja, menyebabkan pencemaran lingkungan serta pemborosan sumber daya yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan.

"Kami melihat potensi besar di Desa Tawar, namun juga permasalahan dalam pengelolaan limbah tebu yang belum optimal. Melalui program KKN ini, kami ingin memberikan solusi berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah tebu sebagai pakan ternak sapi," jelas Mei Linda Rani Ningtyas, Ketua Kelompok KKN R9. Mei Linda menekankan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah limbah, tetapi juga untuk mendukung perekonomian lokal dengan menyediakan pakan ternak yang berkualitas dan bergizi bagi para peternak sapi di Desa Tawar.

Proses pelaksanaan program ini melibatkan kerjasama yang erat antara mahasiswa KKN R9 dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat. Dengan menggunakan alat pencacah yang dirancang khusus, limbah tebu diolah menjadi pakan ternak yang tidak hanya bergizi tetapi juga mudah diakses dan lebih murah dibandingkan pakan ternak komersial.

"Kami harapkan program ini dapat memberikan manfaat ganda bagi masyarakat Desa Tawar. Selain mengurangi masalah pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah tebu, juga dapat meningkatkan ketersediaan pakan ternak yang lebih murah dan mudah diakses oleh peternak setempat," tambah Mei Linda.

Selama 12 hari masa pelaksanaan KKN, mahasiswa R9 melakukan berbagai kegiatan, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang baik hingga pelatihan penggunaan alat pencacah limbah tebu. Partisipasi aktif dari masyarakat Desa Tawar sangat diharapkan untuk memastikan keberlanjutan program ini setelah masa KKN berakhir.

Mahasiswa KKN R9 juga berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat Desa Tawar dalam mengelola limbah tebu secara berkelanjutan. Mereka berharap program ini dapat menjadi model pengembangan bagi desa-desa lain yang menghadapi permasalahan serupa. Keberhasilan program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat Desa Tawar secara keseluruhan.

"Dengan adanya program ini, kami berharap dapat memberikan solusi nyata yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi Desa Tawar. Kami juga berharap bahwa inisiatif ini dapat didukung oleh desa-desa lain di Indonesia yang memiliki masalah serupa, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas lagi," tutup Mei Linda.

Dr. Muhammad Yasin, SE., M.M., dosen pembimbing lapangan dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, sangat mendukung kolaborasi ini. Melalui kerjasama antara mahasiswa pengabdian masyarakat sub kelompok 01 Universitas 17 Agustus 1945 dan pihak BUMDES sebagai pemilik lahan pertanian di Desa Tawar, harapan untuk memajukan sektor pertanian dan peternakan di daerah tersebut semakin nyata. Diharapkan dengan adanya inovasi-inovasi seperti ini, pertanian dan peternakan secara keseluruhan dapat menjadi langkah awal menuju pengelolaan limbah yang lebih baik dan mengalami kemajuan yang signifikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun