Mohon tunggu...
Meilinda LestariDamayanti
Meilinda LestariDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Twitter : @meilinda_LD

Penyusun Kata-Kata Amatir // Geminian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Permainan Kelereng yang Terancam Dilupakan

4 Februari 2021   13:25 Diperbarui: 4 Februari 2021   13:56 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan teknologi memang menyenangkan untuk diikuti, terlebih munculnya fitur-fitur terbaru yang sering kali memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang harusnya segera diselesikan. Beruntungnya kita dapat merasakan era modern seperti sekarang ini.

Mungkin masa-masa disitulah, saat dimana kita tidak terlena dengan kemajuan zaman. Masa dimana kita tidak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Masa dimana kebahagiaan menjadi utamanya. Bukan lagi memikirkan gengsi.

Masih ingat ngga si waktu saat kalian lelah belajar seharian disekolah, kemudian saat waktunya pulang sekolah, kalian lebih memilih untuk bermain bersama teman-teman? Inilah hebatnya, kita bersosialisasi secara nyata di kehidupan. Bukan lagi soal "Mendekatkan yang jauh, atau menjauhkan yang dekat".

Main kelereng atau gundu, salah satu permainan waktu masa kecil dulu. Suatu mainan yang bahannya terbuat dari gelas kaca dan memiliki ukuran bermacam - macam, bundar seperti buah duku atau buah lengkeng.  Warna dan coraknya pun bermacam-macam. Yang paling banyak bercorak belimbing warna-warni cantik sekali.

Kalau dikantongi disaku celana sambil kita berjalan atau berlari kecil bergerincing bunyinya mengiringi langkah kaki kita. Bertambah banyak yang dikantongi bertambah nyaring bunyinya, menambah gaya dan bangga pemiliknya. Sebagai tanda menunjukkan seorang pemenang bukan pecundang! Berbagai trik dalam situasi permainan aku latih sendiri dengan tekun.

Bagaimana menembak dengan jari telunjuk kanan agar hasilnya keras dan jauh serta bagaimana menggunakan jari tengah agar bisa membidik tepat dan halus, semua kulatih tiada henti. Kadang -kadang aku bermain melawan diri sendiri untuk meningkatkan kesabaran dan keterampilan. 

Bentuk permainan yang biasa dimainkan adalah main porces. Cara permainannya dengan menggambar lingkaran pada tanah kemudian  masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambar lingkarang tersebut buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan oleh pemain.

Jumlah pemain biasanya paling sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya enam pemain. Kalau lebih dari itu maka dibuat menjadi dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara masing-masing, pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter.

Pemain secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jari tangan pemain. Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh.

dok. pribadi
dok. pribadi
Selanjutnya untuk mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah pasangan, dialah mendapatkan giliran pertama.  Kalau tidak ada  yang mengenai buah pasangan, maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain.

Ada yang sekali giliran main sudah mampu menghabiskan semua buah pasangan. Itu tanda dia pemain yang terampil. Berbagai taktik untuk menang dilakukan, antara lain kalau tidak mau memburu gacoan lawan, maka pilihannya adalah menembakkan gacoan ketempat yang kosong untuk disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh lawan main.

Pemain yang mampu menghabiskan buah pasangan terakhir dilanjutkan berburu menembak gacoan lawan . Pemain yang gacoannya kena tembak maka gacoannya mati,selesailah permainannya pada game tersebut.

dok. pribadi
dok. pribadi
Berulang-ulang game sampai beberapa orang menyerah kalah karena sudah habis buah pasangannya. Kalau buah pasangan cepat habis karena kalah terus, bisa berhutang atau membeli buah pasangan ke pemenang. Inilah asiknya permainan, apabila mampu menang terus, maka dapat menjual buah pasangan, dengan sendirinya akan dapat tambahan uang jajan. Permainan ini menjadi  sumber uang jajan. Oleh sebab itu, aku tekun berlatih agar selalu menang, menang ada motivasi uang jajan dibalik kemenangan.

Sayang sekali permainan yang dahulunya banyak di minati selepas pulang sekolah sekarang sudah jarang dimainkan kembali, padahal permainan tradisional tidak hanya mengandung untuk kesenangan semata saja, namun permainan tradisional ini untuk dapat melatih kemampuan motorik hingga keterampilan anak-anak.

Kita sebagai penerus bangsa sudah saatnya kita harus melestarikan permainan tradisional ini supaya tidak punah. Maka dari itu peran para orang tua sangatlah penting demi masa depan anaknya masing-masing.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun