Mohon tunggu...
Meilinda Frasasti
Meilinda Frasasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kelam Indonesia, G30SPKI

9 Oktober 2022   23:35 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

11.Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean yang mengaku sebagai Nasution dan ditangkap serta di  bawa ke Lubang Buaya

Setelah para target di bawa ke tempat tujuan, dan siksa kemudian dimasukkan ke Lubang Buaya serta penyiksaan terakhir adalah mereka menembakkan lagi kepada jenazah yang sudah mati di dalam sana, esoknya pukul 07.00 WIB, Radio Republik Indonesia(RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Cakrabirawa bahwa PKI telah berhasil mengambil alih di beberapa lokasi strategis Jakarta beserta anggota militer lainnnya. Mereka bersikeras bahwa Gerakan tersebut sebenarnya didukung oleh CIA yang bertujuan melengserkan Soekarno dari posisinya.

Oprasi penumpasan G30SPKI dimulai sejak tanggal 1 oktober 1965 sore hari. Gedung BRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembai tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPAKD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu sejumlah pasukan Kavaleri. Setelah diketahui markas PKI berada disekitar Halim Perdana Kusuma, pasukan langsung menuju kesana  , dan pada pukul 12.00 siang, seluruh temoat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI-AD. Setelah pencarian selama tiga hari baru ditemukan lokasi Lubang Buaya yang didapat dari Kopral Satu Polisi Sukirman yang sempat menjadi tawanan tapi berhasil lolos bahwa Perwira TNI AD dibawa ke Lubang Buaya.

Latar belakang dari kejadian ini adalah PKI ingin menghancurkan NKRI dan menjadikannya sebagai negara komunis, tentu hal ini tidak sesuai dengan Pancasila, ingin menyingkirkan TNI AD dan merebut kekuasaan pemerintah, kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional, serta ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Tentu hal tersebut tidak mudah dilakukan mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama dan menjunjung tinggi kemanusiaan.

Adanya kejadian ini mengajarkan kita bahwa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Agama yang masing-masing kita pegang, dan tidak tamak pada kekuasaan yang dimiliki, sehingga negara ini berjalan dengan sesuai peraturan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun