Mohon tunggu...
Meilinda Dwi W
Meilinda Dwi W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Semiotika Menurut Charles William Morris

6 November 2024   17:47 Diperbarui: 6 November 2024   17:48 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Charles William Morris (1901-1979) adalah tokoh semiotika berkebangsaan Amerika yang merupakan murid dari Ferdinand de Saussure. Morris merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan sejarah semiotika pada periode 1930-1940. Secara etimologis, semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang artinya tanda. 

Semiotika atau semiotic adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan bagaimana tanda-tanda itu dapat menghasilkan makna. Dengan kata lain, semiotika ialah sebuah disiplin ilmy yang digunakan untuk memahami makna di balik dari suatu tanda (sign). Tanda perlu dipahami agar dapat mengetahui maksud atau pesan yang tersembunyi dalam tanda tersebut.

Pada dasarnya, tanda dapat menunjukkan suatu makna yang kemudian dapat dipahami oleh manusia yang menggunakannya. Dalam memahami makna dari sebuah tanda, manusia pastinya memiliki penafsiran yang berbeda-beda antar satu sama lain. Cara seseorang menangkap makna dari suatu tanda bergantung pada asosiasi objek atau ide masing-masing individu. Oleh sebab itu, tidak jarang terjadi perbedaan dalam interpretasi tanda antar individu.

Charles Morris juga menjelaskan bahwasannya, bahasa ialah suatu sistem tanda (sign system) yang berbeda dari sinyal dan simbol. Namun, semiotika tidak hanya berkaitan dengan tanda-tanda bahasa, melainkan juga mencakup tanda-tanda non-bahasa dalam komunikasi antar manusia. 

Charles Morris membagi semiotika menjadi tiga aspek utama: Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik. Ketiga aspek ini dalam semiotika dapat dikaji melalui beberapa tingkatan, yaitu deskriptif, murni, dan terapan. Berikut adalah tiga aspek semiotika yang dibagi oleh Charles Morris:

  1. Sintaksis

Sintaksis adalah ilmu tentang tanda yang didasarkan pada strukturnya. Dalam sintaksis, fokus kajian terletak pada tanda itu sendiri secara individual dan pada kombinasi tanda-tanda tersebut. Sintaksis ini berkaitan dengan aturan dalam penyusunan tanda secara bersamaan untuk membentuk satu kesatuan tanda, seperti frasa, kalimat, pemikiran, atau gagasan. Dengan kata lain, aspek sintaksis dalam semiotika mengkaji struktur dan aturan yang mengatur tanda-tanda dalam sistem, seperti urutan, kombinasi, atau pola yang membentuk suatu tanda atau bahasa.

  1. Semantik

Semantik menyelidiki hubungan antara tanda dan objek atau konsep yang diwakilinya. Aspek ini melihat bagaimana tanda-tanda menyampaikan makna atau merujuk pada sesuatu di dunia nyata atau konsep abstrak. Dalam semantik, fokusnya adalah pada bagaimana makna dihasilkan dan bagaimana tanda dapat mewakili ide atau objek tertentu.

  1. Pragmatik

Pragmatik berhubungan dengan relasi antara tanda dan pengguna tanda dalam konteks tertentu. Fokusnya ialah pada cara tanda itu digunakan, bagaimana konteks atau situasi mempengaruhi maknanya, serta respon atau dampak dari penggunaan tanda tersebut dalam komunikasi. Pragmatik memperhitungkan maksud atau tujuan dari pengguna tanda dan bagaimana interpretasi tanda dapat bervariasi sesuai dengan konteks sosial dan budaya.

Itulah semiotik menurut Charles William Morris, seorang filsuf Amerika yang membagi semiotik menjadi 3 bagian yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun