Charles William Morris (1901-1979) adalah tokoh semiotika berkebangsaan Amerika yang merupakan murid dari Ferdinand de Saussure. Morris merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan sejarah semiotika pada periode 1930-1940. Secara etimologis, semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang artinya tanda.Â
Semiotika atau semiotic adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan bagaimana tanda-tanda itu dapat menghasilkan makna. Dengan kata lain, semiotika ialah sebuah disiplin ilmy yang digunakan untuk memahami makna di balik dari suatu tanda (sign). Tanda perlu dipahami agar dapat mengetahui maksud atau pesan yang tersembunyi dalam tanda tersebut.
Pada dasarnya, tanda dapat menunjukkan suatu makna yang kemudian dapat dipahami oleh manusia yang menggunakannya. Dalam memahami makna dari sebuah tanda, manusia pastinya memiliki penafsiran yang berbeda-beda antar satu sama lain. Cara seseorang menangkap makna dari suatu tanda bergantung pada asosiasi objek atau ide masing-masing individu. Oleh sebab itu, tidak jarang terjadi perbedaan dalam interpretasi tanda antar individu.
Charles Morris juga menjelaskan bahwasannya, bahasa ialah suatu sistem tanda (sign system) yang berbeda dari sinyal dan simbol. Namun, semiotika tidak hanya berkaitan dengan tanda-tanda bahasa, melainkan juga mencakup tanda-tanda non-bahasa dalam komunikasi antar manusia.Â
Charles Morris membagi semiotika menjadi tiga aspek utama: Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik. Ketiga aspek ini dalam semiotika dapat dikaji melalui beberapa tingkatan, yaitu deskriptif, murni, dan terapan. Berikut adalah tiga aspek semiotika yang dibagi oleh Charles Morris:
- Sintaksis
Sintaksis adalah ilmu tentang tanda yang didasarkan pada strukturnya. Dalam sintaksis, fokus kajian terletak pada tanda itu sendiri secara individual dan pada kombinasi tanda-tanda tersebut. Sintaksis ini berkaitan dengan aturan dalam penyusunan tanda secara bersamaan untuk membentuk satu kesatuan tanda, seperti frasa, kalimat, pemikiran, atau gagasan. Dengan kata lain, aspek sintaksis dalam semiotika mengkaji struktur dan aturan yang mengatur tanda-tanda dalam sistem, seperti urutan, kombinasi, atau pola yang membentuk suatu tanda atau bahasa.
- Semantik
Semantik menyelidiki hubungan antara tanda dan objek atau konsep yang diwakilinya. Aspek ini melihat bagaimana tanda-tanda menyampaikan makna atau merujuk pada sesuatu di dunia nyata atau konsep abstrak. Dalam semantik, fokusnya adalah pada bagaimana makna dihasilkan dan bagaimana tanda dapat mewakili ide atau objek tertentu.
- Pragmatik
Pragmatik berhubungan dengan relasi antara tanda dan pengguna tanda dalam konteks tertentu. Fokusnya ialah pada cara tanda itu digunakan, bagaimana konteks atau situasi mempengaruhi maknanya, serta respon atau dampak dari penggunaan tanda tersebut dalam komunikasi. Pragmatik memperhitungkan maksud atau tujuan dari pengguna tanda dan bagaimana interpretasi tanda dapat bervariasi sesuai dengan konteks sosial dan budaya.
Itulah semiotik menurut Charles William Morris, seorang filsuf Amerika yang membagi semiotik menjadi 3 bagian yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H