Mohon tunggu...
Meilinda Dwi W
Meilinda Dwi W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jambuwer "Indah Alamnya, Kental Mitosnya"

27 April 2024   23:35 Diperbarui: 7 Mei 2024   10:38 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Malang, sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak keindahan di tiap wilayahnya. Tanah asri yang subur, tak lupa beberapa gunung yang mengelilingi, tak ayal jika Malang menjadi salah satu destinasi tempat yang wajib untuk dikunjungi.  Salah satu wisata di Malang yakni terletak di Desa Jambuwer Kecamatan Kromengan. 

Desa Jambuwer memiliki 3 wisata, antara lain Wisata Edukasi Jowaran (WEJ), Sumber Ambya'an, dan wisata pemancingan dan perkemahan di Buntaran Rekesan. Sejarah berdirinya Wisata Edukasi Jowaran dimulai dari program Bupati Malang dulu yakni Bapak Rendra Kresna yang melakukan kunjungan rutin ke desa-desa. Bapak Rendra meminta untuk membuat desa wisata di Desa Jambuwer karena budayanya yang beragam, mulai dari kesenian kuda lumping, tari-tarian oleh anak-anak sampai orang tua, pencak silat, tari topeng, dan mocopat. 

Desa Jambuwer sedikit dipaksakan untuk menjadi desa wisata, meskipun desa belum siap, tetapi SK sudah diterbitkan oleh mantan Bupati Malang tersebut. Akhirnya Kepala Desa Jambuwer menyetujui dan membuat desa wisata di Jambuwer. Pada 2018, dibangun Wisata Edukasi Jowaran di TKD (Tanah Kas Desa). Kata "Jowaran" tersebut berasal dari penyebutan pohon-pohon johar. Dahulu, wilayah tersebut adalah wilayah pembibitan kopi yang banyak terdapat pohon johar. Oleh karena itu masyarakat sekitar menyebut tempat  tersebut dengan kata "Jowaran".

Wisata Edukasi Jowaran memiliki luas  wilayah kurang lebih 2 hektar yang pembangunannya dimulai dari akses jalan masuk, kemudian bangunan yang saat ini menjadi cafe, dilanjutkan dengan pembangunan panggung terbuka, kolam anak-anak, tempat edukasi kopi (green house), serta tempat pengolahan Mocaf.

Setelah wisata ini dibuka dan mulai ramai oleh pengunjung, Wisata Edukasi Jowaran harus terpaksa berhenti dan ditutup karena adanya pandemi Covid-19. Saat kondisi sudah mulai membaik dan memasuki new normal, wisata ini dibuka kembali. Namun, kondisinya tidak seramai sebelum pandemi. Selain itu antara 1 hingga 2 tahun, tepatnya sebelum peralihan Kepala Desa Jambuwer yang lama dan Kepala Desa Jambuwer yang baru, sub usaha BUMDes yaitu di bidang pariwisata sempat mengalami vacum. 

Pengelola di wisata ini yakni dari BUMDes dan Pemuda-pemudi di Desa Jambuwer. Ketua BUMdes, Pak Hananto menjelaskan,  "Belum dibentuk pengurus khusus di Wisata Edukasi Jowaran ini karena keterbatasan dana yg dimiliki BUMDes dan adanya aturan penggunaan dana yang ada di BUMDes. Saya berpikir untuk menunda kepengurusan dan hanya memanfaatkan Pemuda-pemudi untuk membersihkan wisata ini". 

Edukasi yang diberikan pada WEJ antara lain, pengenalan kopi (mulai dari pembibitan, perawatan dan pasca panen hingga pelatihan untuk roasting dan seduh), pengolahan tepung Mocaf (tepung berbahan dasar ketela pohon yang memiliki kandungan rendah gluten), perikanan dan rencana terdapat edukasi penanaman padi. 

Beralih ke wisata Desa Jambuwer lainnya, yaitu Sumber Ambya'an yang masih kental dengan mitos-mitosnya. Sumber mata air ini dimanfaatkan untuk 2 desa yakni Desa Jambuwer (Dusun Garum dan Dusun Krajan)  serta sebagian Desa Peniwen. Tempat ini juga disebut dengan Punden. Mbah Dul Karim adalah pembuka wilayah atau babat alas wilayah Sumber Ambya'an. Kepala Desa Jambuwer merupakan keponakan dari Mbah Dul Karim yang setiap malam 1 Suro di rumah Kepala Desa tersebut diadakan pagelaran Wayang Kulit.  

Sumber: dokumen pribadi (Sumber Ambya'an)
Sumber: dokumen pribadi (Sumber Ambya'an)

Kegiatan yang berkaitan dengan desa, seperti karnaval, bersih dusun, kegiatan suro, dan hajatan lainnya yang berkaitan dengan desa dilakukan di Punden Sumber Ambyakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun