Tongkat ini memiliki keunggulan dari pada tongkat konvensional pada umumnya. Alat ini mampu memberitahukan rintangan yang ada di depannya sehingga pengguna dapat menghindarinya. Dimana jika tongkat konvensional baru akan memberikan informasi kepada penyandang tuna netra, ketika tongkat membentur benda dihadapannya.
Namun lain halnya dengan Tong Mantra, tongkat ini akan memberikan notifikasi atau pemberitahuan berupa suara dan getaran kepada penggunanya ketika mendeteksi adanya halangan benda di hadapannya.
Pembuatan Tong Mantra, dilakukan dengan penyusunan rangkaian arduino yang di hubungkan dengan sensor ultrasonik sebagai input-nya dan buzzer serta micro vibration motor sebagai output-nya. Yang selanjutnya rangkaian tersebut akan di program dengan cara pengkodingan menggunakan bahasa pemograman, agar alat dapat bekerja sesuai perintah yang kita inginkan.
Untuk mengoprasikan rangkaian arduino hanya dibutuhkan sumber listrik dengan voltase atau tegangan dan daya yang rendah. Sumber energi listrik dapat di peroleh dari baterai atau powerbank yang di hubungkan ke rangkaian, hal ini lebih menghemat biaya namun tetap efisien.
Alat ini bekerja dengan cara, sensor akan mengeluarkan gelombang ultrasonik dan mendeteksi benda sejauh 100 cm yang ada di depannya, maka output yang di keluarkan berupa alarm buzzer (beeepp....beeeepp....) dan getaran yang akan di rasakan oleh pengguna.
Semakin dekat tongkat tersebut dengan benda yang mengahalangi di depannya, maka frekuensi dari gelombang suara buzzer yang keluarkan dan getaran yang di rasakan pun akan semakin meningkat. Alarm dan getaran tersebut akan bekerja secara terus menerus sampai sensor tidak terhalang oleh benda di depannya.
Tong Mantra, hanyalah satu dari banyaknya bentuk pengembangan teknologi yang ada, guna membantu penyandang tunanetra agar bisa melakukan aktifitasnya tanpa bergantung kepada orang lain, dapat mendeteksi adanya halangan benda di hadapannya, serta sebagai penunjang peningkatan kemampuan penyandang tunanetra di era milenial dan kemajuan teknologi. Di era selanjutnya dapat di temukan bentuk pengembangan lain dengan tujuan dan manfaat lebih banyak lagi, seiring dengan perkembangan zaman.
Upaya pengembangan teknologi bukanlah tentang mana yang terbaik dan mana yang lebih unggul, tapi tentang bagaimana kita harus terus berinovasi di tengah pesatnya kemajuan teknologi saat ini. Dengan berusaha memberikan inovasi teknologi terbarukan yang dapat bermanfaat dan sesuai dengan kemajuan zaman yang ada serta fungsi yang sesuai dan di perlukan.
Inovasi teknologi yang ada ini di harapkan dapat memberikan pandangan bahwa tunanetra bukanlah sebuah kekurangan atau kecacatan, tapi keberagaman. Terganggunya salah satu atau lebih dari fungsi tubuh untuk mencapai suatu tujuan, bukan berarti penyandang tunanetra tidak mampu menjalani hidup selayaknya manusia normal. Dengan perlakuan yang sesuai, mereka dapat mencapai tujuan itu meski cara yang ditempuh berbeda. Mereka akan mampu membuktikan kepada dunia bahwa dengan telinga mereka akan mengerti dunia dan dengan jari mereka akan berkarya.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, semua memiliki keterbatasan dan keunggulannya masing-masing. Kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan yang ada merupakan bentuk keberagaman sebagai sarana untuk saling melengkapi. Serta sebagai sarana untuk saling bahu membahu saling tolong menolong sesuai hakekat manusia sebagai makhluk sosial, di era pesatnya kemajuan teknologi saat ini untuk dapat terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H