Biodata SingkatÂ
Erving Goffman lahir pada tanggal 11 Juni 1922 di Mannville, Kanada. Ia mendapat gelar S1 dari Universitas Toronto. Dan kemudian mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Chicago. Ia memiliki kedekatan kajian dengan tokoh-tokoh antropologi, oleh karena itu Goffman juga dikenal sebagai tokoh Etnometodologi.
Karya besar pemikirannya yaitu "The Presentation of Self in Everyday Life" yang dipublikasikan pada tahun 1959. Ia pernah menjadi profesor jurusan sosiologi di Universitas California Barkeley, serta pernah menjadi ketua liga Ivy Universitas Pennsylvania. Goffman wafat di puncak kejayaannya sebagai tokoh sosiologi tepatnya pada tanggal 19 November 1982 di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Konsep DramaturgiÂ
Menurut Erving Goffman, dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia. Dengan kata lain, dramaturgi merupakan situasi dimana manusia bertindak sesuai dengan waktu, ruang, dan khalayaknya. Yang tentunya hal ini disertai dengan feedback yang diharapkan pula. Menurut Erving Goofman, individu akan selalu bermain peran. Artinya, setiap individu bertindak sesuai dengan perannya dalam bersosialisasi dengan individu lainnya.
Konsep dramaturgi Goffman memusatkan perhatian atas kehidupan sosial layaknya serangkaian pertunjukan drama di panggung. Aktor dan penonton merupakan komponen dalam dramaturgi. Tugas aktor dalam hal ini hanyalah mempersiapkan dirinya dengan berbagai artibut pendukung dalam berperan di kehidupan sosial. Sedangkan interpretasinya diserahkan sepenuhnya kepada penonton, yaitu masyarakat. Sehingga individu tidak lagi memiliki kebebasan dalam menentukan makna.
Back Stage dan Front Stage
Menurut Goffman, kehidupan sosial itu dibagi menjadi dua yaitu back stage dan front stage.
Back stage atau panggung belakang adalah tempat dimana individu menyiapkan segala sesuatu untuk ditunjukan pada front stage. Artinya, karakter asli seorang individu dapat ditunjukan di back stage. Namun, hal ini tak menentukan bahwa berdrama atau bermain peran berarti individu tersebut menjadi orang lain. Individu tersebut akan tetap menjadi dirinya sendiri dengan caranya sendiri. Berdrama menurut Erving Goffman merupakan hal yang wajar, karena sudah selayaknya individu bermain peran dalam menjalani hari.
Kemudian dalam front stage atau panggung depan-lah, seorang individu memainkan perannya. Dalam front stage terdapat pertunjukan (appearance) atas penampilan dan gaya (manner). Pada panggung ini, individu akan berusaha untuk memainkan perannya sebaik mungkin untuk membangun dan menunjukkan sosok ideal dari identitas yang akan ia tonjolkan dalam interaksi sosialnya. Hal ini bertujuan agar penonton atau masyarakat dapat memahami tujuan-tujuan yang hendak ia sampaikan.
Contohnya adalah terdapat seorang aktor yang berusia 17 tahun yang merupakan seorang siswa. Pada saat berada di rumah, ia berperan sebagai seorang anak. Ketika berada di panggung belakang (back stage) ini, tentunya ia berpenampilan santai dan nyaman serta dapat lebih menjadi dirinya sendiri. Namun ketika ia berada di sekolah, maka selanjutnya ia berperan sebagai siswa. Dan dalam prosesnya berinteraksi di sekolah, tentunya ia memantaskan diri dengan bertingkah laku dan berpenampilan selayaknya seorang siswa. Pada panggung inilah yang dinamakan panggung depan atau front stage.
Hal ini membuktikan bahwa makna dalam dramaturgi adalah pencapaian problematik interaksi manusia. Makna merupakan ramuan interaksi manusia yang bersifat behavioral dan secara sosial akan terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H