Mohon tunggu...
Meilia Wuryantati
Meilia Wuryantati Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Hobi membaca, menulis, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Achmad Irfandi Sang Penggerak Kampung Lali Gadget

20 September 2023   14:30 Diperbarui: 20 September 2023   14:54 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @kampunglaligadget

Kemajuan teknologi saat ini sangat dirasakan manfaatnya.  Apalagi dengan adanya gadget, jadi memudahkan penggunanya untuk bisa berinteraksi dan komunikasi.   Tidak hanya itu, pengguna juga bisa menggunakan gadget untuk menjalankan hobi yang disukai.  Jadi gagdet menjadi barang penting dan aktivitas sehari-hari untuk pengguna. Misalnya, untuk mendengarkan musik, berfoto, mencari lokasi, dan hal lain.

Pengguna gadget bukan hanya kalangan orang dewasa, namun juga anak-anak.
Dan tidak dipungkiri, dengan adanya gadget, dan tanpa pengawasan dari orang tua secara intensif, menjadikan anak jadi kecanduan.  Yang lebih mengkhawatirkan yaitu  kemungkinkan terjadinya masalah sosial seperti menarik diri dan kesulitan dalam aktivitas sehari- hari.

Dan saya sendiri sebagai orang tua mengalaminya, anak jadi kecanduan gadget untuk bermain games.  Berawal dari sekolah daring yang membutuhkan gadget untuk tugas-tugas sekolahnya, dan intensitas anak memegang gadget dalam waktu yang lama, juga kurang pengawasan,   akhirnya  anak pun kecanduan gadget.

Hal ini sangatlah membuat khawatir, berbagai cara sudah dilakukan, dari menasehati , menegur dengan halus, akhirnya  malah membuat "darah tinggi".  Bagaimana tidak lelah hati, si anak malah lebih asik bermain games di gadgetnya.  Bingung banget bagaimana yah caranya agar anak bisa lepas dari kecanduan gadget?   Sampai saya membaca profil salah satu profil penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2021  di bidang pendidikan , Ia adalah Achmad Irfandi,  dari Sidoarjo, Jawa Tengah yang menggerakkan   Kampung Lali Gadget (KLG), wah menarik sekali dan cocok banget untuk di aplikasikan ke anak nih!

Jadi Kampung Lali Gadget (KLG) merupakan program yang digerakkan Achmad Irfandi, seorang pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, sejak 1 April 2018. Irfandi menggerakkan program ini berdasarkan kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami anak- anak.  Meskipun di kampung tempat tinggal tidak ada kasus serupa,  Irfandi menggerakkan kegiatan ini untuk mengantisipasi agar kecanduan gawai bisa terhindar di lingkungan tempat tinggalnya.

Irfandi merasa  nelangsa, saat sering melihat anak kecil nongkrong di warung kopi demi "nunut " wifi untuk memainkan gadgetnya.  Padahal masa kanak-kanak yang mestinya diisi dengan bermain, bergerak, dan tertawa namun malah tergantikan dengan acara duduk diam sembari menatap layar HP berjam-jam.

Menurut Irfandi, teknologi ponsel pintar dan era serbuan media sosial membuat hidup masyarakat lebih banyak dikuasai gawai mereka. Kepedulian pada orang sekitar berkurang. Mereka lebih berfokus pada orang di dunia maya. ’’Masyarakat aktif bermedia sosial. Namun, kehilangan jiwa sosial.   Setuju sekali bukan? Karena sebagai orang tua yang masih punya anak usia sekolah, saya pun mengalaminya.

Fokus kegiatan dari Kampung Lali Gadget mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai.

Irfandi  berhasil meyakinkan perangkat desanya untuk meminjamkan lahan seluas 45 x 50 meter untuk proyek tersebut dan para warga sekitar  juga diberdayakan untuk membuat mainan dan menjualnya. Mereka juga bisa menjual makanan dan minuman untuk pengunjung.

Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa. Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping.

Pada awalnya sebanyak 475 anak dari Surabaya dan Sidoarjo hadir.   Mereka  pun asyik memainkan aneka permainan tradisional mulai pukul 08.00 hingga 12.00,  Melihat respons yang bagus, pria 28 tahun itu pun meneruskan kegiatan tersebut. Pekan depan, pekan depannya lagi, bahkan  hingga rata-rata 100 lebih anak yang hadir yang berlangsung setiap minggu tersebut.

Tiap pekan tema tidak sama. Tapi, permainan tradisional selalu dihadirkan, misalnya, egrang, kelompen tali, kelompen panjang, lompat telapak kaki, dan masih banyak lainnya yang membuat anaka-anak merasa enjoy hingga lupa dengan gadgetnya ( lali gadget)

Apa yang dilakukan oleh Irfandi dan kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo sungguh  luar biasa.  Program Kampung Lali Gadget ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, permainan tradisional yang sangat bermanfaat untuk anak mengurangi kecanduan gawai.  Lebih jauh lagi, program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal.

Selain menjaga agar permainan tradisional tak punah, Kampung Lali Gadget juga membuat pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan. Pengunjung bisa mengoleksi langsung permainan tradisional yang dipasarkan seperti kitiran bambu, kitiran klutuk, toktok, hingga gasing bunyi. Termasuk tekotek, seruling suit, dan bola bekel.  Dengan mainan ini, anak-anak makin mengenal beragamnya permainan tradisional.

Pantaslah Irfandi menjadi salah satu Penerima Apreasiasi Satu Indonesia Awards, apa yang dilakukan sungguh luar biasa di tengah gempuran game-game yang ada di gadget anak-anak.  Irfandi menggerakkan anak-anak  untuk bermain dengan permainan tradisional yang mengasah kreativitas anak.

Instagram @kampunglaligadget
Instagram @kampunglaligadget

Apa yang dilakukan oleh Achmad Irfandi menjadi semangat untuk bangkit bagi para generasi muda supaya tergerak memberikan perubahan dengan melakukan hal kecil namun sangat bermakna.

Kedepannya setiap masyarakat indonesia, dan juga saya pribadi tentunya bisa menerapkannya pada anak-anak.untuk mengurangi kecanduan pada gadget.

ASTRA mengapresiasi orang-orang yang  berkontribusi dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan untuk kepentingan bersama yang lebih baik. Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia!

Sumber :
- E-Booklet Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2023
-  Dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun